BERITASIMALUNGUN.COM-Tim nasional Wales berhasil mencatatkan sejarah dengan pertama kalinya
berpartisipasi pada putaran final Piala Eropa 2016. Terakhir kali The
Dragons—julukan timnas Wales—berpartisipasi di ajang internasional
terjadi pada Piala Dunia 1958.
Wales sebenarnya nyaris saja tak lolos ke putaran turnamen tersebut
jika tidak ada campur tangan politik di Timur Tengah. Sebab, Mesir dan
Sudan menolak bermain melawan Israel disebabkan Krisis Suez.
Sementara itu, Indonesia, yang masuk ke dalam zona Asia Kualifikasi
Piala Dunia 1958, juga enggan bermain melawan Israel jika pertandingan
tidak digelar di lapangan netral. FIFA akhirnya menetapkan Israel
sebagai juara pada fase grup zona kualifikasi Asia dan Afrika.
Namun, lantaran tidak ingin ada tim yang lolos tanpa bertanding, FIFA memutuskan untuk mempertemukan Israel menghadapi runner-up fase grup zona Eropa. Alhasil, Wales, yang menjadi runner-up Grup D pada babak kualifikasi zona Eropa, dipilih sebagai lawan Israel.
Wales, yang kala itu diarsiteki oleh pelatih legendaris Jimmy Murphy, meraih kemenangan dua gol tanpa balas pada pertandingan leg pertama play-off.
Wales pun memastikan satu tempat dengan keunggulan agregat 4-0 setelah
menang dengan skor sama pada leg kedua, di Ninian, Cardiff.
Pada putaran final Piala Dunia 1958, Wales berada satu grup bersama
Hungaria, Meksiko, dan Swedia. Wales melalui seluruh pertandingan fase
grup dengan hasil imbang, sebelum akhirnya mereka lolos ke babak
perempat final setelah mengalahkan Hungaria pada play-off.
Lawan Wales pada perempat final adalah Brasil. Kala itu, Wales tak
bisa diperkuat bintang andalannya, John Charles, akibat cedera. Wales
akhirnya kalah 0-1 melawan Brasil. Kemenangan Brasil ditentukan gol
Pele, yang untuk kali pertama mencetak gol di ajang internasional.
Ini merupakan prestasi terbaik sepanjang sejarah Timnas Wales di
ajang internasional. Mereka akhirnya berhasil mengulang prestasi tahun
1958 dengan lolos ke putaran final Piala Eropa 2016 dengan status
sebagai runner-up Grup B.
Wales menempati posisi kedua Grup B di bawah Belgia. Gareth Bale dkk
mengumpulkan 21 poin dari 10 pertandingan, dengan rincian enam kali
menang, tiga kali imbang, dan sekali kalah.
Selain lolos ke putaran final Piala Eropa 2016,
Wales juga berhasil menciptakan rekor lainnya. Mengacu pada rangking
FIFA per 3 September 2015, Wales untuk pertama kalinya mencatat rekor
tertinggi dengan menduduki peringkat kesembilan, mengungguli Inggris di
posisi ke-10.
Bintang:
Gareth Bale
Aktor utama di balik keberhasilan Wales lolos ke putaran final Piala Eropa 2016 adalah
gelandang Gareth Bale. Dia menjadi pencetak gol terbanyak Wales pada
babak kualifikasi, dengan tujuh torehan dari 10 pertandingan.
Kecepatan menjadi senjata utama Bale. Dia biasanya mengelabui pemain
bertahan lawan dengan cara melakukan dribble jauh dan mengajak lawannya
beradu kecepatan berlari. Selain itu, Bale juga memiliki tembakan kaki
kiri jarak jauh yang luar biasa.
Bale memulai karier sepakbola bersama Southampton. Dia memulai debut
bersama tim senior Southampton pada usia 16 tahun dan 275 hari. Dia
tercatat sebagai pemain termuda kedua yang pernah memperkuat tim utama
Southampton.
Penampilan cemerlang Bale membuat Tottenham Hotspur tertarik untuk
meminangnya. Dia pun kemudian menandatangani kontrak berdurasi empat
musim bersama Spurs pada 25 Mei 2007.
Bersama Spurs, Bale menjelma menjadi salah satu bintang muda terbaik
di Eropa. Selama enam musim membela Spurs, Bale tampil sebanyak 203 kali
dan menciptakan 55 gol. Bale kemudian hijrah ke Real Madrid pada 1
September 2013.
Ketika itu, Bale memecahkan rekor transfer dunia. Media di Inggris
mengklaim, nilai transfer kepindahan Bale ke Real Madrid mencapai angka
100 juta euro atau sekitar Rp 1,5 triliun.
Sejauh ini, Bale menjadi andalah lini depan Los Blancos. Dia mencetak
52 gol dari 109 pertandingan dan menyumbang trofi Liga Champions, Piala
Raja Spanyol, Kejuaraan Dunia Antarklub, dan Piala Super Eropa.
Pelatih:
Chris Coleman
Di level klub, prestasi Chris Coleman terbilang biasa saja.
Namun, pelatih berusia 45 tahun itu berhasil menorehkan prestasi
cemerlang saat membesut Timnas Wales sejak 19 Januari 2012.
Coleman memulai petualangannya di dunia kepelatihan pada Oktober 2002
dengan menjadi staf pelatih Fulham. Setahun kemudian, dia dipercaya
sebagai pelatih tim utama dan berhasil membawa Fulham lolos dari jerat
jurang degradasi.
Namun, dia dipecat Fulham pada 10 April 2007 setelah Fulham gagal
meraih kemenangan dalam tujuh pertandingan secara beruntun. Coleman
kemudian memulai petualangannya di tanah Spanyol dengan membesut Real
Sociedad.
Dia membawa Real Sociedad menghuni posisi kelima klasemen akhir
Segunda Division dan hanya sekali mengalami kekalahan dari 11
pertandingan. Namun, Coleman kemudian mengundurkan diri pada 16 Januari
2008.
Coleman melanjutkan karier dengan menjadi pelatih Coventry City dan
klub asal Yunani, Larissa. Pada 2011, dia ditunjuk sebagai pelatih Wales
menggantikan Gary Speed yang bunuh diri. Setelah enam tahun berkiprah,
perjuangan Coleman pun terbayar saat membawa Bale dan kawan-kawan meraih
satu tiket putaran final Piala Eropa 2016 di Prancis.
Legenda:
Ryan Giggs
Pria bernama lengkap Ryan Joseph Giggs ini bisa dibilang adalah salah
satu legenda hidup Manchester United (MU). Namun, pemain yang terkenal
dengan kelihaiannya mengiring bola itu mengawali karier bersama
Manchester City.
Akan tetapi, City gagal mengamankan pemain berbakatnya lantaran Sir
Alex Ferguson lebih dulu menemukan talenta Giggs melalui Denis
Schofield, pencari bakat Setan Merah. Dia pun resmi menandatangani
kontrak bersama tim muda MU pada saat merayakan ulang tahun ke-14.
Ketika MU merindukan kelahiran bintang baru, Ferguson kemudian
membuat program untuk mempromosikan pemain-pemain muda bertalenta. Giggs
pun masuk ke skuat utama pada usia 17 tahun.
Sejak saat itu karier Giggs meroket. Dia sukses mempersembahkan
sejumlah trofi bergengsi, di antaranya 13 gelar Premier League, empat
trofi Piala FA, tiga gelar Piala Liga inggris, dua gelar Liga Champions.
Di level timnas, ada berbagai kontradiksi yang mewarnai kehidupannya.
Pada 1989, Giggs sempat menjadi kapten Inggris, pada tingkat sekolah
dan tampil menghadapi Jerman di Stadion Wembley.
Namun, kesempatan tersebut tidak dianggap Giggs sebagai peluang untuk
menjadi warga negara Inggris. Sebab, alasan utama dia tidak mewakili
Wales dalam turnamen itu karena dia tidak bersekolah di Cardiff.
Debutnya bersama tim nasional Wales terjadi pada 1991. Setelah
keinginan untuk membawa Wales berkiprah di ajang internasional tak
kunjung tiba, Giggs pensiun pada 2007. Total, pesepak bola yang sering
berposisi di sayap kiri itu mencetak 12 gol dari 64 penampilan.
Sumber: Bola.com
0 Comments