Ahok, Sabam Sirait, Maruarar Sirait. |
BeritaSimalungun.com, Jakarta-Tidak banyak politisi yang berhasil mengalami masa pemerintahan tujuh presiden, dan tetap konsisten menjaga nama baik. Sabam Sirait adalah diantara yang tidak banyak itu.
Sabam Sirait mengalami masa pemerintahan Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY dan Joko Widodo. Sabam, yang menjadi anggota DPR tujuh periode, juga pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung dua periode.
"Papa tidak mewariskan kekayaan. Papa meninggalkan nama baik," kata Maruarar Sirait, saat menyampaikan sambutan dalam perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Sabam Sirait di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu (15/10/2016).
"Papa juga mengajarkan saya untuk terus konsisten dalam memperjuangkan aspirasi rakyat," sambung Maruarar.
Acara perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Sabam Sirait ini berlangsung sangat meriah. Di antara sekitar 600 hadirin, hadir nama-nama beken dari lintas profesi dan latarbelakang.
Diantaranya hadir mantan Ibu Negara Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, mantan Ketua DPR yang juga politikus senior Partai Golkar Akbar Tanjung, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menkum HAM Yasonna Laoly, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Pangkostrad Letjen Edy Rahmayadi dan Wakapolri Komjen Syafruddin
Hadir juga Gubernur DKI Jakarta Basuki Thahaja Purnama, pengusaha Chairul Tandjung serta anggota DPR seperti Ruhut Sitompul dan Nico Siahaan. Hadir pula Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal M Iriawan, cendekiawan Yudi Latif dan pengamat politik Muhammad Qodari.
Bagi Yasonna Laoly, Sabam adalah guru politiknya. Sabam mengajarkan pada dia soal konsistensi dalam perjuangan dan kelenturan dalam politik. "Pak Sabam ini rendah hati, dan selalu menunjukkan bahwa politik itu suci," ungkap Yasonna.
Bagi Menteri Enggar, Sabam merupakan tokoh legendaris. Sabam juga, selain selalu konsisten dengan keyakinan politiknya, juga sosok yang santun dalam berpolitik. "Pak Sabam teguh dalam memegang sopan santun dan tidak pernah meghalalalkan segala cara. Maka beliau sangat dihormati aktivis kelompok Cipayung," ungkap Enggar.
Mantan Ketua DPR, Akbar Tandjung, juga mengagumi Sabam sebagai seniornya di aktivis mahasiswa Cipayung. Bagi Akbar, terpilihnya Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden ke-5 juga tak lepas dari peran Sabam. Bagi Akbar, Sabam adalah tokoh penting dalam fusi sejumlah partai nasionalis menjadi PDI pada 1973. "Saya akan belajar dari pengalaman yang Bang Sabam lakukan," kata Akbar. (SIB)
0 Comments