BeritaSimalungun.com,
Jambi-Sejak dimekarkan pada 2011 lalu, hingga Minggu 23 Oktober 2016, status
GKPS Tanah Kanaan Jambi masih “Persiapan”. Jemaat sudah merayakan HUT Ke 5,
Minggu 23 Oktober 2016, tapi status gereja itu masih saja Persiapan.
Lalu
timbul tanda tanya, kenapa harus selama itu belum juga jadi gereja yang
mandiri? Apakah ada yang salah dalam administrasi? Apakah setoran ke GKPS Pusat
tak beres?
Atau Pengurus GKPS Resort Jambi tak mampu lagi untuk membimbing
Pimpinan Majelis GKPS P Tanah Kanaan? Atau memang PMJ GKPS Tanah Kanaan Jambi
sudah “bebal” dari aturan atau nasihat?
Tentunya
itu yang berkepentingan yang bisa menjawab. Yang jelas hingga Minggu 23 Oktober
2016, Jemaat GKPS Persiapan Tanah Kanaan Jambi masih bisa beribadah dengan aman
meski hingga kini pengurusan izin bangunan gereja belum juga tuntas.
Semoga
Tahun 2017, GKPS Persiapan Tanah Kanaan Jambi sudah gereja mandiri dan izin
IMBnya bisa selesai. Semoga. Selamat HUT Ke 5 Jemaat GKPS P Tanah Kanaan Jambi.
Berikut
Ini Berita GKPS P Tanah Kaanaan (Dibuang Sayang)
Geliat
Pekabaran Injil GKPS Pinggiran Kota Jambi
Panas
terik matahari benar-benar membakar kulit ketika mengikuti ibadah jemaat Gereja
Kristen Protestan Simalungun (GKPS) di tengah –tengah hutan karet daerah
pinggiran Kota Jambi, Minggu (17/6/2012) siang.
Keringat
pun tak terasa menetes dari kepala ke pipi. Namun sekitar 200 orang warga
jemaat GKPS Persiapan Tanah Kanaan Kota Jambi yang beribadah di tenda darurat
tetap tekun mengikuti prosesi ibadah mulai awal hingga akhir. Segenap warga
jemaat tetap bersemangat melantunkan kidung pujian tanpa menghiraukan teriknya
panas matahari.
Warga
jemaat GKPS Tanah Kanaan yang terdiri dari anak-anak sekolah minggu, pemuda
hingga dewasa tekun mengikuti ibadah di tengah panas terik karena baru pertama
kali itu mereka mengadakan ibadah di gereja sendiri, kendati gerejanya masih
terdiri dari tiang kayu, lantai tanah, atap plastik dan berdinding angin.
Selama
dua tahun terakhir, warga jemaat GKPS Persiapan Tanah Kanaan yang sebagian
besar bermukim di pinggiran Kota Jambi itu melakukan ibadah di rumah-rumah
warga jemaat. Ibadah berpindah-pindah dari rumah ke rumah itu terpaksa
dilakukan karena warga jemaat tidak bisa membangun rumah ibadah di lahan yang
telah mereka miliki di Lorong Banyumas, Aur Duri, Kota Jambi.
Mereka terpaksa kembali membeli lahan lokasi gereja baru di tengah kebun karet, Lorong Penerangan, Kelurahan Bagan Pete, Kecamatan Kotabaru Jambi, sekitar 12 Km dari pusat Kota Jambi. Pada hari Minggu (12/6/2012), warga jemaat GKPS Persiapan Tanah Kanaan Kota Jambi melakukan ibadah atau kebaktian perdana di lokasi gereja yang baru tersebut.
Mereka terpaksa kembali membeli lahan lokasi gereja baru di tengah kebun karet, Lorong Penerangan, Kelurahan Bagan Pete, Kecamatan Kotabaru Jambi, sekitar 12 Km dari pusat Kota Jambi. Pada hari Minggu (12/6/2012), warga jemaat GKPS Persiapan Tanah Kanaan Kota Jambi melakukan ibadah atau kebaktian perdana di lokasi gereja yang baru tersebut.
Ketua
Majelis Jemaat GKPS Persiapan Tanah Kanaan, St Johnieez Pane Saragih Sidauruk
kepada SP seusai kebaktian tersebut mengatakan, kebaktian perdana yang mereka
lakukan secara sederhana di lokasi gereja yang baru tersebut masih agak
dipaksakan. Masalahnya mereka belum mengantongi izin lingkungan atau masyarakat
sekitar untuk membangun rumah ibadah dan beribadah di lokasi itu.
Dikatakan, GKPS Persiapan Tanah Kanaan Kota Jambi memberanikan diri membangun rumah ibadah darurat dan melaksanakan ibadah di lokasi gereja yang baru itu hanya karena adanya kearifan lokal masyarakat sekitar dan pemerintah setempat.
Dikatakan, GKPS Persiapan Tanah Kanaan Kota Jambi memberanikan diri membangun rumah ibadah darurat dan melaksanakan ibadah di lokasi gereja yang baru itu hanya karena adanya kearifan lokal masyarakat sekitar dan pemerintah setempat.
Warga
masyarakat sekitar tidak mengizinkan mereka membangun rumah ibadah di lokasi
itu karena tak ada warga jemaat yang bermukim di sekitar lokasi bakal lahan
gereja. Kemudian warga masyarakat sekitar pun tidak ada yang bersedia
memberikan tanda tangan persetujuan pembangunan gereja di lokasi gereja
tersebut.
“Kita
hanya diizinkan warga masyarakat sekitar dan pemerintah setempat membangun
rumah tinggal di lokasi lahan gereja ini. Namun kita diberikan kesempatan
melaksanakan ibadah di lokasi ini. Ibadah di lokasi ini pun belum bisa
dilaksanakan setiap minggu,”paparnya.
Johniez
mengatakan, pihaknya optimistis GKPS Persiapan Tanah Kanaan Kota Jambi bisa
membangun rumah ibadah sederhana nantinya di lokasi yang baru itu karena
sekitar beberapa ratus meter dari lokasi lahan gereja kita sudah berdiri gereja
Huria Kristen Batak Protestan (HKBP). Gereja HKBP tersebut juga masih darurat
dengan dinding setengah tembok tanpa diplester.
Demi
Anak-anak
Menurut
Johniez, GKPS Tanah Kanaan Kota Jambi tetap akan mempertahankan persekutuan
mereka setelah dimekarkan dari GKPS Kotabaru Jambi satu tahun lalu kendati izin
membangun rumah ibadah di Kota Jambi masih sulit. Kehadiran GKPS di pinggiran
Kota Jambi dinilai sangat penting karena penyebaran warga Kristen Simalungun di
pinggiran Kota Jambi itu semakin banyak.
Saat ini jumlah warga jemaat GKPS Persiapan Tanah Kanaan sebanyak 33 kepala keluarga dengan jumlah 200 jiwa. Sebagian besar warga jemaat berasal dari keluarga ekonomi lemah. Ada pemulung, ada tukang sol atau tambal sepatu, petani penggarap, pedagang kecil dan pekerja bengkel. Johniez Pane sendiri berusaha membuka bengkel mobil skala kecil.
Saat ini jumlah warga jemaat GKPS Persiapan Tanah Kanaan sebanyak 33 kepala keluarga dengan jumlah 200 jiwa. Sebagian besar warga jemaat berasal dari keluarga ekonomi lemah. Ada pemulung, ada tukang sol atau tambal sepatu, petani penggarap, pedagang kecil dan pekerja bengkel. Johniez Pane sendiri berusaha membuka bengkel mobil skala kecil.
Dikatakan,
kondisi ekonomi yang sulit dan jarak permukiman warga yang jauh ke GKPS
Kotabaru Jambi, yakni sekitar 12 Km sangat menyulitkan warga GKPS daerah
pinggiran Kota Jambi itu setiap minggu. Alasan ekonomi dan kondisi ekonomi
tersebut sering membuat warga jemaat GKPS di pinggiran kota ini tidak beribadah
setiap minggu.
“Hal
ini tidak bisa kita biarkan agar anak-anak GKPS di pinggiran Kota Jambi tidak
sampai terabaikan dalam pembinaan agama dan moralitas. Kehadiran GKPS Persiapan
Tanah Kanaan juga penting untuk mengatasi kesulitan pendidikan agama Kristen
bagi anak-anak kita di sekolah-sekolah negeri pinggiran kota yang tidak ada
guru agama Kristennya,”katanya.
Tetap
Berjuang
Sementara
itu anggota Synode Bolon (Sidang Raya) GKPS utusan Provinsi Jambi, St GM
Saragih MSi mengatakan, pihaknya akan terus berjuang mendapatkan izin membangun
gereja bagi GKPS Persiapan Tanah Kanaan agar jemaat tersebut tidak lagi
melaksanakan ibadah di rumah-rumah secara berpindah-pindah. Pelaksanaan ibadah
dari rumah ke rumah secara berpindah tersebut dinilai kurang baik secara
psikologis bagi anak-anak, remaja dan pemuda.
“Beribadah
secara berpidah-pindah dari rumah ke rumah ini bisa menumbuhkan rasa rendah
diri bagi anak-anak, remaja dan pemuda kita menjadi warga GKPS. Akhirnya mereka
bisa tidak mau ikut ibadah minggu bersama orang tua. Keadaan ini tidak baik
bagi pendidikan agama dan moralitas anak-anak. Karena itu pembangunan gereja
GKPS Persiapan Tanah Kanaan ini harus terus diperjuangkan,”katanya.
Dijelaskan, satu-satunya solusi terbaik untuk mendapatkan izin beribadah bagi GKPS Persiapan Tanah Kanaan di lokasi gereja yang ada sekarang hanya menggugah kearifan lokal masyarakat sekitar.
Kalau pembangunan gereja di Kota Jambi hanya mengacu pada peraturan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2006 dan Nomor 8 Tahun 2006 mengenai pembangunan rumah ibadah sangat tidak mungkin.
Dijelaskan, satu-satunya solusi terbaik untuk mendapatkan izin beribadah bagi GKPS Persiapan Tanah Kanaan di lokasi gereja yang ada sekarang hanya menggugah kearifan lokal masyarakat sekitar.
Kalau pembangunan gereja di Kota Jambi hanya mengacu pada peraturan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2006 dan Nomor 8 Tahun 2006 mengenai pembangunan rumah ibadah sangat tidak mungkin.
Masalahnya
tidak ada warga jemaat GKPS Persiapan Tanah Kanaan yang bermukim sebanyak 90
orang di sekitar lokasi lahan gereja mereka yang baru. Kemudian mendapatkan
tanda tangan 60 orang warga sekitar yang menyetujui pembangunan gereja juga
sangat sulit.
Jadi,
kata GM Saragih, satu-satunya cara untuk mendapatkan izin beribadah di
pinggiran Kota Jambi melakukan pendekatan sosial dan budaya kepada
masyarakat. Salah satu pendekatan itu melalui aksi-aksi kepedulian sosial
kepada warga masyarakat kurang mampu di lingkungan lokasi gereja.
“Biarlah kita tak mendapatkan izin membangun gedung gereja asalkan kita bisa beribadah di satu lokasi dengan bangunan gereja sederhana,”katanya.
“Biarlah kita tak mendapatkan izin membangun gedung gereja asalkan kita bisa beribadah di satu lokasi dengan bangunan gereja sederhana,”katanya.
GKPS
Pinggiran Kota Jambi Rayakan Ulang Tahun Penuh Sukacita
“Siram
– siram….!Panitia…..Siram…!” Demikian pekikan beberapa warga jemaat Gereja
Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Persiapan Tanah Kanan Kota Jambi, Provinsi
Jambi ketika berlangsung acara tarian bersama di halaman bereja tersebut Minggu
(25/10/2015).
Warga
jemaat meminta panitia menyiram halaman gereja yang berdebu agar warga jemaat
tidak terganggu menari bersama. Halaman GKPS Persiapan Tanah Kanaan siang itu
berdebu karena sudah tiga bulan hujan tidak turun di Kota Jambi.
Panitia
pun langsung bereaksi cepat mengambil air dan menyiram halaman gereja yang
berdebu. Kemudian acara tarian bersama warga jemaat pun berlanjut hingga sore.
Acara
menari bersama (manortor) tersebut menjadi salah satu hiburan yang mendapat
antusias warga jemaat pada Pesta Hari Ulang Tahun (HUT) IV GKPS Persiapan Tanah
Kanaan Kota Jambi, Minggu (25/10/2015). Menari bersama seusai ibadah tersebut
tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk pengumpulan dana
gereja GKPS Persiapan Tanah Kanaan.
Ketua
Majelis Jemaat GKPS Persiapan Tanah Kanaan, St JP Sidauruk pada kesempatan
tersebut mengatakan, pentas hiburan menari bersama tersebut menjadi
satu-satunya kesempatan untuk pengumpulan dana pada Pesta HUT IV GKPS Persiapan
Tanah Kanaan tersebut. Gereja itu tidak mengadakan pengumpulan dana melalui
lelang.
“Hari
ini kita tidak ada pengumpulan dana melalui lelang. Kita hanya bersuka cita
merayakan HUT IV gereja kita ini. Salah satu bentuk suka cita kita, yaitu
menari bersama. Melalui tarian bersama, kita bisa memberikan sumbangan.
Kemudian pengumpulan dana juga kita lakukan melalui amplop kasih,”katanya.
Model
perayaan HUT IV GKPS Persiapan Tanah Kanaan Kota Jambi tersebut pun membuat
warga jemaat antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.
Sederhana
Perayaan
HUT IV GKPS Persiapan Tanah Kanaan Kota Jambi sendiri berlangsung sederhana,
tetapi tetap terasa meriah. Kendati hanya dihadiri warga jemaat GKPS Persiapan
Tanah Kanaan sendiri dan sekitar 10 orang undangan dari warga jemaat Huria
Kristen Batak Protestan (HKBP) Anugerah, Kota Jambi, segenap warga jemaat
benar-benar bergembira ria.
Hal
tersebut tampak dari keikutsertaan seluruh warga jemaat menari dan menyumbang
secara bergantian. Kebersamaan juga tampak dari kerja sama seluruh warga jemaat
bahu-membahu membantu terlaksananya seluruh rangkaian kegiatan.
Kemudian
warga jemaat juga antusias menyumbangkan hiburan tarian dan nyanyian
Simalungun. Tarian yang ditampilkan pada pesta tersebut, tari sekolah minggu,
remaja,pemuda dan orangtua. Turut menumbangkan nyanyian pada kesempatan
tersebut, Pdt JP Tamsar STh, Pdt Kurnia Br Girsang, STh, Wakil Ketua Majelis
Jemaat GKPS Persiapan Tanah Kanaan, St JM Purba, Ketua Majelis Jemaat GKPS
Jambi, St R Saragih dan Trio Pemuda GKPS Persiapan Tanah Kanaan.
Sedangkan
ibadah Pesta HUT IV GKPS Persiapan Tanah Kanaan juga berlangsung khidmat.
Sekitar 300 warga jemaat dan undangan mengikuti ibadah dengan tertib dan tekun.
Pendeta
GKPS Resort Jambi, Pdt JP Tamsar, STh yang membawakan renungan atau khotbah
pada kesempatan tersebut bahwa umat Kristen, termasuk warga jemaat GKPS
Persiapan Tanah Kanaan Kota Jambi harus senantiasa mengandalkan kekuatan, kasih
dan anugerah Tuhan Allah untuk menghadapi berbagai pergumulan hiup. Baik
pergumulan hidup pribadi, keluarga, gereja dan masyarakat.
Umat
Kristen diharapkan tidak mencari kekuatan lain yang bersifat duniawi dan
kepercayaan animisme untuk mengatasi berbagai problema hidup.
“Kita
jangan lagi seperti nenek moyang kita yang mencari pertolongan kepada kekuatan
– kekuatan gaib. Kuasa dan kasih Tuhan Allah harus selalu kita andalkan untuk
membantu kita mengatasi pergumulan hidup. Hal itu menunjukkan bahwa kita
benar-benar percaya kepada Tuhan Alla, Yesus Kristus dan Roh Kudus,”ujarnya'
Sementara
itu pada pesta HUT IV GKPS Persiapan Tanah Kanaan tersbeut terhimpun dana
sekitar Rp 9 juta. Hasil pesta sekitar Rp 5,5 juta, amplop kasih sekitar Rp 3,2
juta dan bunga smart Rp 446.000.
Porhanger
(Ketua Majelis Jemaat) GKPS Persiapan Tanah Kanaan, St JP Sidauruk pada
kesempatan tersebut mengatakan, GKPS Persiapan Tanah Kanaan berdiri sejak
Minggu, 23 Oktober 2011 dengan jumlah anggota 33 kepala keluarga (KK) atau
sekitar 130 jiwa. Cikal bakal GKPS Persiapan Tanah Kanaan Kota Jambi adalah
Sejak Pos PI GKPS Aur Duri Jambi tahun 2008. GKPS Persiapan Tanah Kanaan Kota
Jambi saat ini telah memiliki warga jemaat 88 KK atau sekitar 300 jiwa.
Hingga
kini GKPS Persiapan Tanah Kanaan masih terus memperjuangkan pengurusan izin
pembangunan gereja mereka. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk mendapatkan
izin membangun gereja tersebut namun hingga kini belum berhasil. Selain itu
jemaat GKPS Persiapan Tanah Kanaan Kota Jambi juga masih terus berjuang
membangun gereja kendati harus berhutang hingga ratusan juta. (Berbagai Sumber/Asenk Lee Saragih)
0 Comments