Balita Korban Luka Bom di Depan Gereja Oikumene Samarinda. Ist |
Balita Korban Luka Bom di Depan Gereja Oikumene Samarinda.Ist |
BeritaSimalungun.com, Samarinda-Bom di depan Gereja
Oikumene, Sengkotek, Loa Janan, Samarinda, Kalimantan Timur menyebabkan 4
balita menjadi korban luka. Ini identitas mereka.
Identitas korban luka yang semuanya 4 orang balita ini
dikonfirmasi oleh Kapolres Samarinda Kombes Setyobudi Dwiputro Minggu
(13/11/2016). Berikut identitas 4 balita: a) Anita Christabel (2) beralamat di
Kelurahan Harapan Baru, Samarinda. Anita mengalami luka bakar di badan.(Baca: Ini Kronologis Kejadian)
b) Alfarou Sinaga (4), berlamat di Kelurahan Loa Janan,
mengalami luka bakar. c) Triniti Hutahaean (3) beralamat di Kelurahan Harapan
Baru, Samarinda, juga mengalami luka bakar. d) Intan Olivia Banjarnahor (3,5)
beralamat di Kelurahan Harapan Baru. Intan mengalami Luka bakar.
Mereka adalah anak-anak yang berada di parkiran gereka saat
bom molotov dilemparkan. Selain 4 balita luka, 4 motor juga rusak karena bom
molotov itu.
Sementara Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengutuk pelaku
peledakan bom molotov di depan Gereja Oikumene, Kelurahan Sengkotek, Samarinda,
Kalimantan Timur. MUI meminta aparat cepat menangani kasus itu.
"Tindakan tersebut jelas bertentangan dengan
nilai-nilai ajaran agama dan nilai-nilai Pancasila. Tindakan tersebut dapat
mengusik kerukunan hidup umat beragama dan mengancam kebhinnekaan dalam
NKRI," kata Wakil Ketua MUI Pusat Zainut Tauhid dalam keterangannya kepada
detikcom, Minggu (13/11/2016).
Dikatakan Zainut, MUI menengarai aksi pelemparan bom
molotov ini adalah bentuk teror yang dilakukan oleh kelompok yang menginginkan
terjadinya kekacauan, distabilitas nasional dan disintegrasi bangsa Indonesia.
Kelompok ini ingin menciptakan kondisi bahwa negara Indonesia tidak aman, mencekam
dan menakutkan.
"MUI meminta kepada aparat kepolisian untuk bertindak
cepat menangkap pelakunya, dan mengusut tuntas motif tindakannya sehingga dapat
diantisipasi dampak ikutannya," ujar Zainut.
MUI mengimbau seluruh masyarakat Indonesia tetap tenang.
Jangan sampai terprovokasi hasutan dan ajakan melakukan tindakan yang melanggar
hukum. Serahkan sepenuhnya penanganan masalah ini ke aparat penegak hukum agar
ditangani cepat, tegas dan tuntas.
"Majelis Ulama Indonesia menyampaikan rasa simpati
kepada korban dan keluarganya, semoga diberikan kesabaran dan kesehatannya
segera dipulihkan kembali," imbuh Zainut.
Mantan Napi Teroris
Polisi masih melakukan pemeriksan intensif terhadap J
pelaku pelemparan bom molotov di Gereja Oikumene di Samarinda, Kalimantan
Timur. Sejauh ini, J diketahui merupakan mantan narapidana.
Mantan Napi Teroris.Ist |
"J pelaku pelemparan bom, yang bersangkutan mantan
napi bom Puspitek Serpong, kelompok Pepy Vernando," kata Kadiv Humas Polri
Irjen Boy Rafli Amar kepada detikcom, Minggu (13/11/2016).
"Setelah bebas (J) bergabung dengan kelompok JAD
Kaltim dan mempunyai link dengan kelompok Anshori di Jatim yang sekarang ini
masih di supervisi karena indikasi akan beli/mendatangkan senjata api dari
Filipina," sambungnya.
J diringkus tidak lama setelah melempar bom di depan gereja
Oikumene di Jl Cipto Mangunkusumo, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan
Ilir, Samarinda, Kaltim, pagi tadi.
Kapolres Samarinda Kombes Pol Setyobudi Dwiputro
mengatakan, saat diringkus J dalam keadaan terluka. "Dia pakai kaos dengan
tulisan 'Jihad'," ucapnya saat dikonfirmasi detikcom.
Kapolri Imbau
Masyarakat Tenang
Minggu (13/11) pagi warga Samarinda dikagetkan teror
pelemparan bom molotov di depan Gereja Oikumene. Saat ini pelaku sudah
diamankan dan para korban yang berjumlah lima orang sudah dirawat, polisi
mengimbau masyarakat tetap tenang.
"Tolong masyarakat tenang. Percayakan kepada penegak
hukum untuk menangkap jaringannya," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian,
kepada wartawan, Minggu (13/11/2016).
Pelaku pelempar bom molotov yang melancarkan teror pukul
10.30 Wita saat ini sudah diamankan. "Sementara diamankan di Polresta
Samarinda, diduga tersangka pelemparan atas nama J, mantan napi teror bom
puspitek Tangerang," kata Kapolri.
Kapolri menuturkan pelaku bernama inisial J juga tergabung
dalam jaingan teroris. Saat ini kepolisian masih terus melakukan pengembangan. “Dia
gabung dengan kelompok JAT, kita akan kembangkan," katanya. (*)
Sumber: Detik.com
0 Comments