BeritaSimalungun.com, Jakarta-Sejumlah masyarakat menggelar aksi menyalakan lilin di Bundaran Hotel
Indonesia (HI), Jakarta Pusat, Senin (14/11/2016) malam. Aksi ini
digelar untuk mengecam pengeboman yang terjadi di Gereja Oikumene,
Kelurahan Sengkotek, Samarinda Seberang, Kota Samarinda, Kalimantan
Timur, pada Minggu kemarin.
"Kami mengutuk keras teror yang terjadi dua hari belakangan ini. Kami
yakin ini bukan dilakukan umat agama tertentu. Ini murni teror," kata
juru bicara aksi, Reynhard Joshua Napitupulu.
Mereka menamakan diri sebagai Forum Kebhinekaan. Forum itu terdiri dari Aktivis 98, Relawan Jokowi,
Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), dan masyarakat sipil lintas
agama. Mereka melakukan aksi menyalakan lilin, berdoa, menyanyikan lagu
"Indonesia Raya", berorasi, hingga membaca puisi.
"Lilin kan melambangkan perdamaian. Dia bisa menerangi kegelapan.
Sekecil apa pun damai yang ada di hati kita masing-masing bisa
menerangi," kata dia.
Forum Kebinekaan, lanjut Joshua, berharap kejadian pengeboman dan aksi terorisme lainnya tidak lagi terjadi.
"Harapannya jelas, sudah cukup darah yang tumpah di bangsa ini. Yang tragis itu korban ini anak-anak," kata Joshua.
Ledakan bom molotov di Gereja Oikumene terjadi pada Minggu kemarin
sekitar pukul 10.10 Wita. Akibat kejadian itu, seorang anak bernama
Intan Olivia Marbun (3) meninggal dunia, sementara Trinity Hutahaean (4)
mengalami luka bakar serius sekitar 50 persen dan kondisinya masih
kritis, sementara Alvaro Aurelius (4) dan Anita Kristobel (2) mengalami
luka bakar sekitar 16 persen.
Selain pelemparan bom di Gereja Oikumene, Wihara Budi Dharma yang
terletak di Jalan GM Situt, Singkawang, Kalimantan Barat, juga dilempar
botol yang diduga sejenis bom molotov oleh orang tak dikenal pada Senin
dini hari sekitar pukul 03.00 WIB. Peristiwa tersebut diperkirakan tidak
berkaitan dengan pelemparan bom molotov di Gereja Oikumene.
Informasi ancaman teror bom juga diterima petugas keamanan Gereja
Katolik Gembala Baik di Jalan Ridwan 16, Kota Batu, Jawa Timur, Senin
pagi. Anggota polisi dari Polres Batu dan tim Gegana Polda Jatim sudah
mengamankan lokasi dan menyisir seluruh kompleks gereja.
Teror bermula saat petugas satpam di Gereja Katolik Gembala Baik
menerima telepon dari orang tidak dikenal sekitar pada pukul 08.30 WIB.
Seseorang yang menelepon itu menyebutkan adanya bom di lingkungan gereja
itu dan akan segera meledak. (*)
Sumber: Kompas.com)
0 Comments