Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Nahkoda Super Tega (Biarkan orang Tenggelam) Itu Bernama Dony Silalahi

Nahkoda Super Tega (Biarkan orang Tenggelam) Itu Bernama Dony Silalahi
BeritaSimalungun, Tigaras-Sejak video kapal feri Sumut II yang melintas dilokasi peristiwa tenggelamnya KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba jalur Simanindo, Samosir-Tigaras, Simalungun  viral, banyak mengundang reaksi warganet. Bahkan banyak muncul pertayaan dan sumpah serapah kepada nahkoda dan ABK feri yang melintas itu. 

Pasalnya dalam video kejadian itu, tampak puluhan korban yang bersusah payang berenang dan meminta pertolongan, tak ditolong oleh kapal feri sumut dua itu beserta seluruh penghuninya. Benar-benar supertega berjamaah. 

Terimakasih juga kepada pria yang mengambil gambar vidio situasi yang memilukan itu. Setidaknya vidio itu sebagai bukti fakta sesungguhnya, mental seorang nahkoda dan abk feri sumut dua itu. 

Menihat foto yang lagi viral juga di sosial media dan media itu, sosok Dony Silalahi tak segagah fotonya. Ternyata tampang dari pria berkacamata hitam itu hanya sekadar "mudarmi manuk boru-boru". Maaf jika label itu saya tuliskan. 

Apapapun alasan dari Dony Silalahi yang meninggalkan puluhan orang yang memohon pertolongan ditengah danau, tak dapat diterima. Selaku seorang nahkoda kapal besi dengan ombak danau toba, tak pantas Dony Silalahi melarikan kapal yang dia nahkodai itu.(Ini Dalih Dony Silalahi)

Sumpah serapah, cacimaki, hujatan terus mengalir epada Dony Silalahi lewat sosial media. Ribuan warganet benar-benar geram dan melihat sosok Dony Silalahi yang hanya bermental "kacang goreng", tak pantas untuk seorang nahkoda di Danau Toba. 
       
Mengutip dari Tribunmedan.com,     "Mengerikan Kapten KMP Sumut II Ini, Tinggalkan Korban KM Sinar Bangun saat Minta Pertolongan"


Tenggelamnya KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Senin (18/6/2018) lalu yang menelan korban seratusan orang penumpang menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban.

Bahkan keluarga korban kapal KM Sinar Bangun turut kecewa terhadap kapten kapal KMP Sumut II yang tega meninggalkan para korban yang saat itu sangat membutuhkan pertolongan.

Kekecewaan itu diungkapkan salah seorang keluarga korban, Nelson Nainggolan.

Menurut Nelson Nainggolan, di dalam kapal KM Sinar Bangun terdapat 14 orang anggota keluarganya.

"Saya sudah melihat video yang beredar saat KMP Sumut II melintas dan melihat korban sedang terapung-apung. Seharusnya kapten kapal feri KMP Sumut II itu jangan meninggalkan keluarga kami yang membutuhkan pertolongan. Mereka bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa orang saat itu," kata Nelson mengutip jakartaobserver.com

Menurutnya, langkah penyelematan korban itu tidak dilakukan oleh KMP Sumut II secara maksimal, padahal dalam video itu terlihat masih banyak orang yang berteriak-teriak meminta tolong.

"Ini sama sekali tidak manusiawi, mereka meninggalkan begitu saja entah apa alasannya. Sekali lagi kalau melihat video yang beredar itu seharusnya keluarga kami masih bisa diselamatkan dan korban lainnya juga," ucapnya.

Dari video yang beredar yang sepertinya direkam oleh penumpang KMP Sumut II pada saat kejadian kapal KM Sinar Bangun tenggalam, KMP sedang melintas persis di jalur KM Sinar Bangun itu tenggelam.

Dari video terlihat, puluhan orang terapung-apung dan meminta tolong dari air danau. Namun, tidak semua korban yang terombang-ambing di air diselamatkan orang yang ada di kapal feri KMP Sumut II  tersebut.

Bahkan, tampak orang tersebut ragu-ragu melemparkan jaket pelampung ke kerumunan orang yang sedang berusaha berenang mendekati kapal feri.

Dikabarkan, hanya tiga korban yang bisa diselamatkan oleh kapal feri KMP Sumut II tersebut.

Hingga hari keempat pencarian, Kamis (21/6/2018), hanya 18 penumpang selamat, dan baru 3 mayat ditemukan. Sedangkan penumpang dinyatakan hilang mencapai 192 orang. Kemarahan itu turut diunggah netter ke media sosial facebook.

"Seorang nakhoda yg tak punya hati nurani. Masih bisakah anda bernafas dengan tenang setelah meninggalkan para korban yg menjerit minta tolong yg seharusnya masih bisa tertolong??TERLALU SADIS..." tulis akun facebook @Yulia Nainggolan, Kamis (21/6/2018).

Selain netter Yulia Nainggolan, turut akun facebook @Jetro Sirait memosting kekesalannya terharap Kapten KMP Sumut II tersebut.

*Pembiaran Korban Mati Mengenaskan Merupakan Pembunuhan Terencana*

"Setiap memberangkatkan pesawat, maka hal utama yang harus diperiksa adalah keamanan dan kelayakan terbang. Karena kerusakan pada sistem akan berakibat fatal terhadap kenyamanan dan keselamatan penumpang dan kru."

"Begitu juga dengan pemberangkatan bus dan kapal mudik. Semua dijalankan dengan SOP demi keselamatan dan kenyamanan pemudik."

"Gagal merencanakan berarti merencanakan kegagalan. Jika kita gagal merencanakan sistem pengendalian dan pengawasan pelayaran serta sistem keselamatan dan keamanan pelayaran maka artinya kita telah merencanakan adanya korban apabila terjadi kecelakaan pelayaran."

"Undang-Undang No.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran menyatakan bahwa “Pelayaran adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan di perairan, kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan, serta perlindungan lingkungan maritim. Sedangkan keselamatan dan keamanan pelayaran adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dan keamanan yang menyangkut angkutan di perairan, kepelabuhanan, dan lingkungan maritim”."

"Peristiwa yang terjadi di Danau Toba masih dalam lingkup arus balik Lebaran. Seharusnya ketika di Jawa, berbagai pihak berusaha keras untuk menjaga keamanan dan keselamatan pengguna moda transportasi, begitu juga hal yang sama harus dilakukan di Samosir dan seluruh daerah di Indonesia."

"Sangat tidak bisa diterima, tidak logis dan tidak masuk akal alasan pemberhentian sementara upaya penyelamatan karena alasan cuaca dan waktu yang sudah malam."

"Pada pukul 17.30, jelas kita lihat bahwa banyaknya korban yang berenang dan teriak minta tolong. Pada saat itu, tim hanya sanggup menyelamatkan puluhan orang. Pertanyaan muncul ketika tim menghentikan pencarian hanya karena alasan cuaca buruk. Dari situ kita tarik kesimpulan bahwa adanya pembiaran dari tim dan pemerintah kabupaten terhadap kejadian tersebut yang menghilangkan nyawa hingga ratusan orang. (data/ an. Komandan korem 022/pantai timur Sutan Lubis Letkol Inf NRP 522635. 166 orang dinyatakan hilang, 18 orang selamat dan 1 orang meninggal)."

"Seharusnya tim bisa menurunkan kapal besar untuk terus melakukan upaya penyelamatan. Menghentikan pencarian, sama halnya membiarkan korban mati mengenaskan sebanyak 166 orang (kedinginan, marjogal, pernapasan tersiksa, hingga terdampar begitu saja)."

"Melihat peristiwa memilukan seperti ini dapat terjadi di Danau Toba yang sedang digaungkan kembali sebagai objek wisata prioritas berskala internasional, maka bisa dibayangkan bagaimana kondisi sistem pelayaran kita di daerah lainnya di seluruh Indonesia."

"Menghadirkan BASARNAS di Samosir butuh 24 jam. Mengherankan bagi saya atas tindakan tersebut. Tugas BASARNAS bukan hanya mencari korban meninggal, tetapi tugas BASARNAS juga untuk menyelamatkan korban supaya tidak MATI."

"Yang pasti, kejadian ini bukan kelalaian, melainkan kesengajaan karena membiarkan berlayarnya kapal dengan kondisi yang tidak layak untuk berlayar dan adanya pembiaran dari tim terhadap korban."

"Berdasarkan UU No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, selain nakhoda dan pemilik kapal yang harus bertanggungjawab bahkan bisa dikenakan pidana karena kejadian yang menimbulkan korban jiwa ini, ada beberapa pihak lain yang juga harus bertanggungjawab. Mulai dari Syahbandar, Bupati dan Gubernur, Menteri Perhubungan serta Basarnas."

"Pasal 258 mengatakan, pemerintah bertanggungjawab melaksanakan pencarian terhadap kecelakaan/korban."

"Kiranya 166 korban yang hilang dapat ditemukan. Tuhan kiranya memberikan penghiburan."

"Foto nahkoda kapal deri yg membiarkan korban dirombang ambing di Danau Toba."


(Berbagai Sumber/Asenk Lee Saragih)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments