Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Lagi, Ikan Predator Danau Toba (Bawal) 13 Kg Dapat Pemancing di Dusun Gaol

Warga Desa Gaol, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun kembali mendapatkan dua ekor bawal berukuran masing-masing 13 Kg per ekor dengan "Tabu-tabu", Sabtu (28/12/2019). (Istimewa)
Gaol, BS-Ikan predator bawal yang kini sudah mulai banyak dan menyebar di Danau Toba, satu persatu mulai dapat pancing warga. Bahkan ikan Bawal Danau Toba kini semakin diburu warga pesisir Danau Toba dengan "Tabu-tabu" pancingan jenis tajur dan dipanah menyelam.

Kali ini, warga Desa Gaol, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun kembali mendapatkan dua ekor bawal berukuran masing-masing 13 Kg per ekor dengan "Tabu-tabu", Sabtu (28/12/2019). 


Hal itu diketahui dari akun FB Tamsar Brenaga yang membagikan foto ikan bawal yang didapat. "Hasil tangkapan pagi ini, bawal dengan timbangan 13Kg,,. Mancing mania yes," tulis Tamsar Brenaga.

Sebelumnya, salah satu warga Dusun Hutaimbaru, Nagori Sibangun Mariah, Kecamatan Pamatang Silimahuta, Kabupaten Simalungun yakni St Berlin Manihuruk juga mendapatkan Bawal ukuran 9Kg dengan "Tabutabu" ini, Sabtu pagi (19/10/2019). Kini "Tabutabu" milik St Berlin Manihuruk kerap putus dibuat ikan predator Danau Toba, Bawal ini.


Tidak Direkomendasikan Dibudidayakan


Mengutip dari Tribunnews.com, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Mempawah menyebutkan tidak memberikan rekomendasi kepada petani ikan air tawar untuk membudidayakan ikan bawal air tawar. Kabid Budidaya Perikanan Dinas Perikanan dan Kelautan Mempawah, Siswoyo TW mengatakan, ikan bawal air tawar termasuk dalam ikan predator yang memangsa ikan lebih kecil.

“Kita tidak memberikan rekomendasi kepada petani keramba ikan air tawar untuk budidaya ikan bawal,” kata Siswoyo. Ikan Bawal ( collossoma macropomum ) adalah ikan yang bersal dari sungai Amazon Brazil.Ikan bawal bentuk tubuhnya mirip sekali dengan ikan Piranha.

Ciri-ciri ikan bawal adalah bentuk tubuhnya bulat dan pipih memiliki lubang hidung yang besar warna kulinya keperak-perakan dengan ujung sirip yang berwarna kuning.Ikan bawal termasuk jenis carnivora sama halnya dengan Piranha. Ikan bawal biasa hidup bergerombol dalam jumlah yang kecil, makannya adalah udang, siput, katak, dan ikan-ikan kecil.

Proses produksi ikan ikan predator ini terbilang sangat singkat. Masa pemijahan (jual larva) sekitar 2 ; 3 minggu, pembenihan (jual benih) sekitar 1 dan 2 bulan dan pembesaran (jual ukuran konsumsi) sekitar 3 dan 5 bulan. Secara ekologi, ikan ini dianggap sebagai perusak, karena dapat menjadi predator bagi ikan lain dan mengancam kelestarian biodiversitas ikan asli perairan Indonesia.

Ikan bawal ini mampu bertahan hidup dalam kolam yang tingkat kepadatannya tinggi. Makannya pun tidak rewel sebab hewan berjenis omnivora ini memiliki nafsu makan yang sangat besar.Budidaya ikan bawal air tawar relatif mudah dilakukan. Pemijahan dapat dilakukan secara induced-spawning: induk yang sudah matang gonad dirangsang dengan penyuntikan hormon kemudian dipijahkan secara alami.

Tempat pemijahan cukup menggunakan kain hapa yang disimpan di dalam bak tembok ataupun di kolam.Telur yang dikeluarkan induk betina dan sudah dibuahi oleh sperma induk jantan dapat dipanen kemudian ditetaskan di dalam akuarium atau hapa penetasan.

Larva hasil penetasan dapat bertahan dengan yolksack yang dibawanya sampai 4 dan 5 hari setelah penetasan sebelum kemudian diberi pakan Artemia.Cukup dengan pemberian 2 dan 3 kali per hari selama hanya 2 hingga 3 hari, larva sudah dapat dijual atau ditebar ke kolam.

Pendederan dan pembesaran di kolam relatif tidak sulit dilakukan. Pertumbuhan ikan relatif cepat meskipun memerlukan kandungan oksigen yang mencukupi melalui aliran air ke kolam.Pakan yang diberikan dapat beragam mulai dari pakan buatan, sisa-sisa sayuran, ikan yang lebih kecil bahkan sampai biji kapuk.

Kemudahan-kemudahan tersebut telah mendorong para pengusaha ikan memacu produksi ikan ini yang menyebabkan perkembangan budidayanya sedemikian cepat dan berkembang di banyak tempat bahkan cenderung tidak terkendali.

Sejarah Masuk ke Indonesia

Ikan bawal air tawar sendiri berkembang dengan baik di beberapa negara Amerika Selatan dan diantaranya adalah Venezuella, Colombia, Peru, Ekuador, Brazil, dan Argentina.Selain di temukan di sungai Amazon, ikan bawal air tawar juga dapat dijumpai di anak-anak sungai Amazon dan lembah sungai Orinoco, serta daerah aliran sungai Rio de La Plata.

Ikan bawal air tawar sendiri dimasukkan ke Indonesia dari Brazil pada tahun 1986, oleh sebuah perusahaan swasta, yang bergerak di bidang, usaha budidaya ikan konsumsi, di Tangerang, Banten.

Dulu saat awal-awal masuk ke Indonesia ikan bawal dijadikan sebagai ikan hias, yang ditempatkan di aquarium ataupun kolam hias di halaman rumah.Tetapi lama-kelamaan tren untuk menjadikan ikan bawal air tawar sebagai ikan hias tidak berkembang sepesat untuk menjadikannya sebagai ikan konsumsi.

Sehingga akhirnya ikan bawal air tawar, lebih dominan dipelihara sebagai ikan konsumsi. Ikan bawal air tawar memiliki tubuh membulat dengan perbandingan antara panjang dan tingginya 2:1. Warna tubuh bagian atasnya abu-abu gelap, sedangkan bagian bawahnya berwarna merah disekitar sirip dada dan sirip perut.

Kepala ikan bawal berukuran kecil dengan bibir bawah lebih tebal dari bibir atasnya.Ikan bawal memiliki kandungan nutrisi dan omega 3 serta omega 6 AA. Karena kandungan kalori dan karbohidratnya rendah, maka ikan ini cocok untuk mereka yang sedang menjalani program diet.

Kandungan proteinnya yang tinggi, akan sangat baik jika ikan bawal disajikan untuk anak-anak yang sedang dalam pertumbuhan. Protein tinggi akan membantu pertumbuhan anak-anak serta mencerdaskan otak. (BS-Rodo Timbul Saragih)
Warga Desa Gaol, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun kembali mendapatkan dua ekor bawal berukuran masing-masing 13 Kg per ekor dengan "Tabu-tabu", Sabtu (28/12/2019). (Istimewa)

Warga Desa Gaol, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun kembali mendapatkan dua ekor bawal berukuran masing-masing 13 Kg per ekor dengan "Tabu-tabu", Sabtu (28/12/2019). (Istimewa)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments