Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Mengusulkan Kembali Tuan Rondahaim Menjadi Pahlawan Nasional

Para pegiat budaya Simalungun dan Wakil Ketua DPRD Simalungun Samrin Girsang (paling kiri) pada acara Seminar Perjuangan Tuan Rondahaim Saragih Dalam Menentang Kolonialisme Belanda, di Gedung T Amin Ridwan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara (USU), Selasa (3/3/2020). (Istimewa)
Medan, BS-Seminar Perjuangan Tuan Rondahaim Saragih Dalam Menentang Kolonialisme Belanda, di Gedung T Amin Ridwan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara (USU), Selasa (3/3/2020), merekomendasikan mengusulkan kembali Tuan Rondahaim Saragih sebagai calon Pahlawan Nasional Republik Indonesia dari Provinsi Sumatera Utara. 

Menulis dan menyempurnakan kembali biografi Tuan Rondahaim Saragih 1828-1891, sebagaisumber primer yang menjadi kelengkapan pengusulan Tuan Rondahaim Saragih sebagai Pahlawan Nasional.

Rekomendasi ini dirumuskan Dr Budi Agustono (Ketua), Drs Wara Sinuhaji (Sekretaris), Prof Dr Dien Madjid, Dr Abdul Syukur MHum, Dr Suprayetno MHum, Dr Ida Liana Tanjung MHum dan Dr Edi Sumarno MHum.

Rekomendasi ini berdasarkan rangkuman makalah para narasumber dan proses dialog seminar, yakni;

Pada tahun 1865-1891 Tuan Rondahaim Saragih melakukan perlawanan sengit terhadap pemerintahan colonial Belanda yang menancapkan kekuasaan di seluruh wilayah Sumatera Utara, termasuk wilayah Simalungun. Perlawanan dilakukan untuk menjaga harkat politik, ekonomi dan martabat rakyat.

Strategi perlawanan yang dilakukan Tuan Rondahaim menggunakan strategi taktis dan beragam dengan membangunan kekuatan dan pertahanan berantai. 

Perang terbuka, gerilya serta kerjasama lintas etnik, termasuk dengan Melayu, Toba, Karo dan Gayo Aceh. Berkat kemampuannya menguasai strategi perang dan tidak terkalahkan, Belanda memberikan julukan Napoleon der Bataks.

Perlawanan Tuan Rondahaim Saragih tidak hanya sebatas Raya sebagai ibukota Kerajaan Raya, namun menyeluruh Simalungun, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Batubara, Asahan dan Toba Samosir.

Tuan Rondahaim Saragih tidak pernah mau berunding, apalagi menyerah kepada Kolonial Belanda dan hasilnya Belanda tidak berhasil menguasai Simalungun hingga akhir hayat Tuan Rondahaim.

Seminar ini dibuka Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) diwakili Dirjen pemberdayaan Sosial Drs Pepen Nazaruddin MSi.

Hadir dalam seminar ini, Wakil Ketua DPRD Simalungun Samrin Girsang, Perwakilan Pangdam I/BB, Wadan Rindam I/BB Kol. Inf Waston Purba, Anggota DPRD Sumatera Utara Ir Iskandar Sinaga dan Anggota DPRD Simalungun Jamerson Saragih. 

Beberapa tokoh-tokoh Simalungun diantaranya perwakilan Raja Marpitu Dr Sarmedi Purba, DPP GEMAIS, Rektor Universitas Simalungun (USI) Dr Cory Purba,Tuan Guru Batak Syek H Dr Ahmad Sabban El Rahmaniy Rajagukguk MA, Dr Valentino Girsang serta jajaran Forkopimda Kabupaten Simalungun.

Dirjen Pemberdayaan Sosial Drs Pepen Nazaruddin MSi mewakili Menteri Sosial mengapresiasi usaha agar etnis Simalungun memiliki pahlawan nasional. Berdasarkan Permenkes, maksimal pengajuan seorang tokoh menjadi Pahlawan Nasional adalah 3 kali. 

Diharapkan pengajuan Tuan Rondahaim kali ini jangan terburu-buru, harus disertai data lengkap. Sehingga bisa memenuhi persyaratan di Dewan Gelar. Namun untuk pengangkatan menjadi pahlawan nasional, menjadi hak prerogatif Presiden.

Sementara Bupati Simalungun JR Saragih dalam sambutannya menyampaikan, pada masa Presiden BJ Habibie, Tuan Rondahaim Saragih telah mendapat bintang tanda jasa utama, dengan gelar Pejuang Daerah. 

Pada tahun 2013, Pemkab Simalungun telah berusaha mengusulkan Tuan Rondahaim Saragih menjadi Pahlawan Nasional melalui Kementerian Sosial. Namun, pada saat itu masih terdapat beberapa kekurangan. 

Melalui kerjasama dengan USU, diharapkan pengusulan Tuan Rondahaim Saragih menjadi pahlawan nasional kali ini berhasil.

Sementara Rektor Universitas Sumatera Utara yang dalam kesempatan kali ini diwakili Wakil Rektor IV Dr Bustami Syam SE ME, menyampaikan harapannya agar Tuan Rondahaim Saragih diangkat menjadi pahlawan nasional dan suatu saat Tuan Rondahaim Saragih menjadi nama jalan di Indonesia.

Sebelum seminar berisi penyampaikan makalah narasumber dan sesi tanya jawab yang dipandu moderator Dr Hisarma Saragih, Bupati Simalungun JR Saragih menyematkan pakaian adat Simalungun kepada para narasumber laki-laki berupa gotong (penutup kepala khas Simalungun untuk pria) dan hiou suri-suri, serta bulang (penutup kepala khas Simalungun untuk perempuan) dan hiou untuk pamateri perempuan.

Acara resmi dibuka dengan memukul gong diawali oleh Dirjen Kemensos, dilanjutkan oleh Bupati Simalungun JR Saragih, dan Wakil Rektor USU. Para hadirin yang juga dihibur dengan penampilan tortor Simalungun oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya.

Acara ini diselenggarakan oleh Program Studi S1 dan S2 Ilmu Sejarah FIB USU bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Simalungun. Acara dihadiri sekitar 200 orang peserta yang merupakan tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, akademisi hingga civitas akademika di FIB USU.(BS-Net)
Para pegiat budaya Simalungun dan Wakil Ketua DPRD Simalungun Samrin Girsang (paling kiri) pada acara Seminar Perjuangan Tuan Rondahaim Saragih Dalam Menentang Kolonialisme Belanda, di Gedung T Amin Ridwan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara (USU), Selasa (3/3/2020). (Istimewa)

Para pegiat budaya Simalungun dan Wakil Ketua DPRD Simalungun Samrin Girsang (paling kiri) pada acara Seminar Perjuangan Tuan Rondahaim Saragih Dalam Menentang Kolonialisme Belanda, di Gedung T Amin Ridwan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara (USU), Selasa (3/3/2020). (Istimewa)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments