Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Bupati Simalungun RHS Minta Operasi Pasar Minyak Goreng Tepat Sasaran

Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga (RHS) (kedua dari kiri) menijau operasi pasar minyak goreng yang dilakukan Disperindag Simalungun, Senin (7/3/2022). 


Pamatangraya, BS-Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga (RHS) meminta operasi pasar minyak goreng di Kabupaten Simalungun tepat sasaran. Disperindag Pemkab Simalungun juga diminta untuk mengatasi terjadinya kelangkaan minyak goreng. Pemerintah Kabupaten Simalungun melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) melakukan penanganan cepat mengatasi kelangkaan itu dengan sudah menyalurkan 75.600 liter minyak goreng kepada masyarakat melalui masing-masing camat.

Kadisperindag Simalungun Leo Lopisa Haloho kepada wartawan menerangkan, bahwa,saat mulai terjadinya kelangkaan minyak goreng. Pihaknya mendapat perintah langsung dari Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga, untuk melakukan survey kebenaran kelangkaan minyak goreng. 

Dari hasil survey, benar terjadinya kelangkaan minyak goreng. Bahkan di lingkungan masyarakat, meskipun minyak goreng ada di warung-warung tersedia, tetapi harganya sangat mahal di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

“Menyikapi itu, Pak Bupati langsung mengintruksikan dilakukan penanganan dengan cara operasi pasar. Serta  melakukan komunikasi dengan produsen minyak goreng,” kata Leo Lopisa Haloho.

Leo Lopisa Haloho mengatakan, setelah dilakukan koordinasi dengan berbagai pihak, hasilnya Diperindag Simalungun mendapakan kuota minyak goreng untuk disalurkan kepada masyarakat dengan harga jual sesuai HET yang ditetapkan pemerintah.

Leo Lopisa Haloho mengaku, pihaknya sudah tiga kali melakukan operasi pasar dengan jumlah keseluruhan 75.600 liter sudah disalurkan kepada masyarakat melalui pihak kecamatan.

“Sebenarnya kuota itu masih kurang. Tapi paling tidak, itu sudah bisa meminimalisir kelangkaan. Namun kita masih berusaha melakukan komunikasi dengan produsen minyak, supaya kebutuhan minyak goreng di Simalungun bisa dipenuhi,” kata Leo Lopisa Haloho.

Leo Lopisa Haloho mengungkapkan, sebenarnya bila dihitung dengan jumpah penduduk di Simalungun mencapai 1,2 juta jiwa. Paling tidak dibutuhkan sekitar 400 ribu hingga 600 ribu liter minyak goreng setiap bulan di Simalungun.

“Jumlah itu kalau diasumikan masing-masing kepala keluarga menghabiskan 2 liter per 2 minggu. Tapi bisa juga lebih jumlah itu, karena belum dihitung dengan kebutuhan para pelaku UMKM," kata Leo Lopisa Haloho.

Meskipun sudah melakukan operasi pasar sebanyak 3 kali, Leo Lopisa Haloho mengaku kecewa dengan sikap manajemen PT Industri Nabati Lestari (INL) Sei Mangkei Kecamatan Bosar Maligas Simalungun.

Kekecewaan itu yakni selama tiga kali pihaknya melakukan operasi pasar, suplai minyak goreng tidak ada dari PT INL. Padahal, pihaknya sudah dua kali mengirimkan suratt permintaan kebutuhan minyak goreng ke produsen minyak itu.

“Dua kali kita surati yakni surat Disperindag dan satu lagi langsung ditandatangani Pak Bupati surat permohonan kebutuhan minyak goreng dalam rangka operasi pasar,” kata Leo Lopisa Haloho.

“Tak hanya disurati, saya langsung datang ke lokasi Pabrik INL bertemu dengan manajemen. Tapi jawaban mereka tidak memberikan solusi malah terkesan mempersulit. Aneh, kan masa mereka yang beroperasi di Simalungun. Tapi lebih mengutamakan alokasi kebutuhan daerah lain dan distributor. Itu pun kita minta diarahkan ke distributor mereka, tak juga respon,” kata Leo Lopisa Haloho.

Leo Lopisa Haloho menambahkan, tidak adanya respon PT INL membuat pihaknya menghubungi produsen  minyak lainnya dan bisa mendaptakan kuota. Namun, seteleh produsen lainnya memberikan kuota, PT INL seolah-olah merasa tidak bersalah dengan memberikan jawaban-jawaban yang tidak memberikan solusi meminimalisir kelangkaan minyak goreng.

“Jadi kemarin yang memenuhi kebutuhan operasi pasar kita dari Wilmar Group melalui Distribuornya 50.400 liter dan PT Permata Hijau Palm Oleo 25.200 liter. Semuanya produk minyak goreng kemasan. Kalau dari PT INL sampai sekarang tidak ada,” terang Leo Lopisa Haloho.

Leo Lopisa Haloho berharap, dalam mengatasi kelangkaan minyak goreng, hendaknya pihak produsen minyak bisa memberikan solusi supaya masyarakat tidak kewalahan mendapatkan minyak goreng. Apalagi, menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri.

“Kasihan masyarakat kewalahan mendapatkan minyak goreng. Jadi kita berharap, adanya koordinasi baik antara pemerintah, produsen minyak dan distributor untuk bersama-sama mengatasi kelangkaan minyak goreng,” pungkas Leo Lopisa Haloho. (BS-Red)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments