Info Terkini

10/recent/ticker-posts

HARI KE ENAM: Gereja ST. Anna - Kolam Bethesda- Via Dolorosa- Getsemani dan Kubur Kosong

Orang beribadah di gereja segala bangsa di Getsemani.
Oleh: Pdt Defri Judika Purba
 
Di hari keenam kami melakukan banyak kunjungan di  kota tua kuno, Yerusalem. Kota ini terletak di tengah daerah pebukitan dan merupakan kota kunci dalam peristiwa yang diceritakan di dalam Alkitab kita.  Sejarah kota ini terentang sangat jauh. 

Di dalam Alkitab, Yerusalem ini pada mulanya diduduki oleh suku Yebus. Oleh Daud, kota ini direbut. Tindakan ini merupakan sebuah kecerdikan Daud, karena Yerusalem pada saat itu adalah kota yang netral. Sehingga Daud bisa memerintah suku-suku yang ada di Utara dan Selatan dalam kesatuan religius dan politis.  

Di Yerusalem inilah Salomo membangun dua proyek besar yaitu, pembangunan istana kerajaan dan pembangunan Bait Allah di bukit Sion (Moria). Dua proyek ini memakan waktu yang sangat lama, yaitu 20 tahun. Saat ini, Yerusalem menjadi kota suci untuk tiga agama yaitu, Yahudi, Kristen dan Islam.

Bus membawa kami dari hotel di Betlehem ke Yerusalem. Perjalanan tidak sampai setengah jam. Tujuan pertama kami yaitu gereja St. Anna. Kami masuk dari gerbang domba. Sekedar informasi untuk masuk ke kota tua Yerusalem ada delapan gerbang. 

Pada zaman Tuhan Yesus ada dua belas gerbang. Tidak jauh dari gerbang domba kami menjumpai kolam Bethesda seperti yang diceritakan di dalam Alkitab kita (Yoh.5). Kolam Bethesda ini sangat dalam. Di kolam inilah dahulu Yesus pernah menyembuhkan orang yang sakit selama tiga puluh delapan Tahun. 

Bethesda adalah bahasa Ibrani yang berasal dari dua suku kata, yaitu: Beth (rumah) dan esda (belas kasihan). Jadi, bethesda artinya rumah belas kasihan. Menurut catatan penulis Injil Yohannes (Yoh.5:1-18), kolam ini terletak di dekat pintu gerbang domba dan memiliki lima serambi. 

Di serambi inilah banyak orang sakit (buta-lumpuh-timpang) menunggu air kolam betesda terguncang. Karena, ketika air kolam terguncang maka siapa yang melompat terdahulu ke kolam itu akan sembuh. Kolam betesda menjadi rebutan bagi orang yang sakit.

Sialnya, tidak semua bisa memiliki kesempatan tersebut. Kesembuhan hanya milik orang yang bergerak cepat. Untuk orang yang lumpuh misalnya, terjun ke kolam bukanlah pekerjaan yang mudah. Karena itulah ketika Yesus berjumpa dengan seorang lumpuh di tempat tersebut, Yesus menawarkan  kesembuhan. 

Tentu saja tawaran Yesus ini disambut dengan sukacita. Siapakah yang tidak mau sembuh dari sakit penyakit? Apalagi penyakit tersebut sudah lama diderita. 

Tetapi tawaran Yesus tersebut dibarengi sebuah kenyataan hidup bahwa ada hambatan untuk menjadi sembuh yaitu terlambat untuk melompat ke kolam. “sementara aku berjalan menuju ke kolam itu orang lain sudah turun mendahului aku”, kata orang lumpuh tersebut kepada Yesus. 

Sungguh memilukan dan malang benar nasibnya. Tidak ada yang berbelaskasihan kepadanya. Semua orang mementingkan dirinya sendiri untuk menjadi sembuh. Yesus pun menyatakan belas kasihan-Nya kepada orang lumpuh tersebut. “bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah”, kata Yesus. 

Segera, orang lumpuh itu sembuh dan dapat berdiri dan berjalan mengangkat tilamnya.  Luar biasa. Muzijat Tuhan terjadi. Orang lumpuh tersebut memperoleh kesembuhan tidak dengan cara melompat ke kolam betesda. Sungguh, kalau Tuhan berbelaskasihan kesembuhan itu akan menjadi milik orang percaya, dengan melompat ke dalam kolam atau tidak. Kesembuhan hanya terjadi kalau Tuhan berkenan.

Di samping kolam Bethesda  ada gereja yang  disebut  gereja St. Anna. Ini adalah gereja yang dibangun untuk menghormati Maria, orang tua Yesus. Menurut tradisi di tempat inilah bunda Maria dilahirkan oleh ibunya  yaitu St.Anna. keistimewaan gereja ini adalah akustik ruangan yang sungguh luar biasa. Tidak perlu miks pengeras suara di ruangan ini. Ketika kami mencoba menyanyi, suara gema di gereja ini memang luar biasa.

Setelah mengunjungi kolam Betesda dan gereja St. Anna kami menuju tempat yang ketiga yaitu Via Dolorasa (Latin: jalan kesengsaraan/ penderitaan). Via Dolorasa ini adalah jalan di kota Yerusalem kuno yang diyakini sebagai jalan yang dilalui Yesus ketika memikul salibNya menuju bukit Golgota. 

Jalan ini jalan berkelok  yang dimulai dari benteng Antonia ke arah barat menuju gereja Makam Kudus. Jalan ini ditandai dengan sembilan titik salib di sepanjang Via Dolorosa dan lima titik terakhir ada di gereja Makam Kudus. Total jumlah titik perhentian Yesus ada 14 titik.

Ketika menyusuri jalan Via Dolorosa ini, hati dan pikiran saya segera membayangkan kejadian yang menimpa Yesus ribuan tahun yang lalu. Di jalan inilah Yesus berjalan terseok-seok memikul salib-Nya. Salib yang tidak pantas sebenarnya untuk dipikul-Nya. 

Peluh dan darah bercucuran di sepanjang jalan via dolorasa. Teriakan orang banyak membuat situasi menjadi riuh rendah. Debu beterbangan kemana-mana. Di tengah situasi yang mencekam, Yesus tetap tertatih memikul salib. 

Bagi Yesus, jalan penderitaanlah satu-satunya pintu untuk menuju kemuliaan yang sejati. Di dalam berbagai ajaranNya Yesus selalu menasihati para muridNya agar menghindari jalan yang mudah. 

Yesus berkata: “ masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan dan sedikit orang yang mendapatinya” (Mat.7:13-14).

Kemuliaan hanya dapat diperoleh melalui jalan sengsara. Orang yang mencari segala yang nikmat di dunia ini dengan cara menolak atau menyangkal penderitaan, menurut Yesus adalah “orang yang berjalan menuju kebinasaan”.

Kami keluar dari kota tua Yerusalem melalui gerbang Yope. Tujuan kami selanjutnya adalah taman Getsemani. Taman ini terletak di bukit Zaitun. Ada dua peristiwa penting yang terjadi di taman ini menurut Alkitab kita. 

Pertama, di tempat inilah Yesus berdoa sebelum ditangkap dan disalibkan. Kedua, di tempat inilah Yesus dikhianati oleh muridNya, Yudas Iskariot. Saat ini di taman Getsemani ada sebuah gereja yang sangat besar yang disebut gereja segala bangsa. 

Disebut demikian karena biaya pembangunannya diperoleh dari setiap suku bangsa. Keistimewaan gereja ini adalah, altar gereja terbuat dari batu tempat dimana Yesus berdoa. Ketika kami mengunjungi gereja ini, banyak turis dari berbagai suku bangsa yang datang untuk berziarah. Di taman Getsemani ini masih ada pohon Zaitun yang berusia lebih dari dua ribu tahun. Tempat ini dahulu memang sebuah tempat pemerasan minyak Zaitun. 

Tempat terakhir yang kami kunjungi hari ini adalah garden Tomb (taman kubur kosong). Di tempat ini rombongan bisa melihat bukit Golgota dan kubur Tuhan Yesus. Garden tomb ini adalah Golgota dan Makam Yesus versi Protestan. Ketika kami mengunjungi gereja makam Kudus di kota Tua, itu adalah Golgota dan kubur versi gereja Timur. 

Jadi sebenarnya, ada dua versi tentang Golgota dan Kubur Tuhan Yesus. Mana yang benar? Tidak terlalu penting. Karena yang paling penting adalah Yesus benar mati, dikuburkan dan bangkit dari kematian. Di garden Tomb ini kami rombongan melakukan ibadah perjamuan Kudus. Ibadah ini merupakan puncak dari Ziarah kami di kota Yerusalem. Setelah ibadah kami pulang ke hotel di Betlehem untuk istirahat dan berkemas-kemas. Sekian perjalanan kami. Tuhan Memberkati. Betlehem, 05 Juni 2022. (***)
Persis di bukit Golgota tempat dimana Yesus disalibkan. Ada lubang penanda salib Yesus.

Kubur Yusuf dari arimatea dan Nikodemus di makam kudus.

Tempat permandian jenazah Yesus di gereja makam kudus.


Bukit Golgota versi gereja katolik.


Via Dolorosa perhentian ke tujuh.

Pohon Zaitun berusia dua ribu tahun di Getsemani.


Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments