Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Polres Simalungun Segera Tangkap Pelaku Perundungan Murid SDN 095174 Parbalokan Dolok Pardamean Simalungun

Korban tersungkur ditendang pelaku. (Foto tangkap layar)

Simalungun, BS
-Sebuah video perundungan terhadap Rizki Sinaga seorang murid SD 095174 Parbalokan, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara viral di facebook. Video perundungan itu dibagikan akun "Mann Parna" dan mendapat reaksi dari warganet. Warganet mendesak agar pihak kepolisian memeriksa seluruh anak pelaku perundungan itu dan memanggil orang tuanya.

"Bere saya di bully habis-habisan di lokasi sekolah". Apakah ini bukan menjadi tanggung jawab sekolah seutuhnya? Mohon penjelasan karena saya juga pernah mengalami kena bully sangat sakit apa lagi main fisik. Dan yang pasti mental bere saya sudah rusak akibat bullyan ini. Tolonglah supaya tidak terjadi ke murid-murid yang lainnya supaya diberi pengarahan kepada yang bertanggung jawab atas kejadian ini,"ujar Mann Parna.

Polres Simalungun harus tindak pelakunya ini. Korban Murid SD IMPRES GAMBIRI, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Korban sudah sering dibully, tapi pihak sekolah tutup mata.

Roy M Poerba: Kalau dilihat dari pakaiannya sudah diluar jam sekolah atau les sore. Yang patut disalahkan adalah siswa tersebut yang main fisik. Mari jangan saling menyalahkan. Alangkah baiknya yang menendang itu dikasih pertanggungjawaban. 90 % pelajaran dari anak ada di rumah tangga. Tidak terlepas dari orang tua. Semoga bisa terselesaikan dgn baik perkara ini

Josua Frans Christofer Lumbantobing: Roy M Poerba mau sekolah biasa, mau les sore, mau pakaian dinas atau tidak, selagi masih di lingkungan sekolah, pihak sekolah masih bertanggung jawab penuh. Dan itu juga baru selesai proses belajar mengajar atau les sore. Jadi masih tanggung jawab pihak sekolah/guru.

Roy M Poerba: Josua Frans Christofer Lumbantobing siapa bilang bukan tanggung sekolah, hanya jangan hanya menyudutkan pihak sekolah seolah olah sekolah sepenuhnya yang bertanggung jawab. Kan bisa lihat videonya pas SDH pulang.

Roy M Poerba: Bagaimana kalau kejadian pulang sekolah juga ada ketabrak motor. Apa juga tanggung jawab sekolah sepenuhnya. Semoga ada jalan keluar bukan memihak kemana mana.

Maya Marsita Simamora: Josua Frans Christofer Lumbantobing apakah seorang guru itu tidak bisa lagi ke kamar mandi atau minum dan istrahat sebentar?? Tolonglah sebagai orangtua ajari anak-anak kita di rumah. Semua berawal dari rumah. Karakter anak didik itu pertama sekali dibentuk dikeluarga sendiri. Yang membully itulah di proses dengan baik-baik. Kecuali ada yang melapor pas kejadian dan guru tidak mau melerai barulah guru kalian salahkan. Intinya guru itu biarpun di sekolah ada saat ke toilet, minum dan makan. Yang artinya, ketika guru itu mungkin pas melakukan aktivitas lain dan tidak sempat melihat kejadian...maaf sebelumnya.

Tobok Hutasoit: Roy M Poerba kalau anak sayaa digituin, langsung kuseret tu pelaku bawa kedepan orang tuanya minta pertanggung jawaban seutuhnya.

Fernando Simanihuruk: Roy M Poerba sudah seharusnya pihak sekolah disudutkan dalam hal ini. Supaya langsung ada kejelasan dari pihak sekolah. Sehingga memanggil dan memampangkan muka para pelaku Bully ini di Media sosial TANPA SENSOR. Karena mereka pasti tahu siapa sj Pelakunya. Toh gurunya sangat dekat di lokasi kejadian bully ini dan ingat, mukanya semua harus dipampangkan di Medsos ini. Jangan sewaktu membully sikorban jelas muka dan wajahnya. Tapi pelaku juga HARUS demikian. Jangan disensor pulak nantinya. Dan pihak sekolah harus secepatnya menindak lanjuti hal ini.

Roy M Poerba: Fernando Simanihuruk kalau lebih jelas videonya di status lae Josua Frans Christofer Lumbantobing nampak gurunya baru keluar dari kelas.

Josua Frans Christofer Lumbantobing: Roy M Poerba tetap masih sekolah yang bertanggung jawab penuh. Segala tingkah laku anak didik/siswa, dimana itu masih di dalam kawasan sekolah, tetap tanggung jawab sekolah/guru. Terkecuali disaat kejadian, itu udah diluar kawasan sekolah, kita tidak berhak menyalahkan pihak sekolah/guru 1% pun itu.

Ita Nainggolan: Maya Marsita Simamora benar itu , smua berawal dari rumah.

Maya Marsita Simamora: Ita Nainggolan ia kak. Saya paling tidak terima kalau ada kejadian-kejadian di sekolah selalu guru yang disalahkan. Tidak ada 1 pun guru menyetujui atau membiarkan anak didik berkelahi. Selagi guru itu masih melihat pasti dilerai. Zaman sekarang, tidak banyak lagi orangtua yang sejalan dengan guru untuk mendidik anak. Sangat jauh berbeda dari dulu-dulu. Akhirnya moral anak-anak zaman sekarang sudah hancur. Orang dengan bangganya kasih HP satu-satu buat anaknya, mengisi paket dan bebas menggunakan HP. Akhirnya bukan lagi pelajaran yang dipikirkan, tapi dunia maya. Dimana di dunia maya banyak yang aneh-aneh yang tidak pantas dilihat oleh seorang anak.

Roy M Poerba: Maya Marsita Simamora saya juga pernah jadi guru, JD saya ngerti apa maksud ito.

Liliq Dhelina Purba: Josua Frans Christofer Lumbantobing kalau yang bertanggung jawab penuh guru, lantas orang tua peran nya apa pak ? Kejadian memang di sekolah. Tapi sekolah hanya mendidik, kalau memang sudah ada benih-benih sifat tidak baik dalam diri siswa itu pasti pasti guru menyerahkan ke orangtua. Itu makanya pihak-pihak sekolah sering memanggil orangtua ke sekolah agar tau anaknya bagaimana di sekolah. 

Lalu seandainya guru yang bertanggung jawab penuh, anak yang melakukan tindakan pembullyan di hukum misalnya, ngadu ke orangtua, orangtuanya tidak terima. Sudah banyak kejadian juga seperti itu.

Itu makanya pihak sekolah hanya bisa memberi sanksi. Di video klarifikasi juga sudah dikatakan gurunya ada dan melerai. Kecuali pihak sekolah memang diam dan tidak mau tau baru lah oragtua korban menuntut sekolah. Oragtua korban harus dipertemukan dengan oragtua pelaku, agar oragtua pelaku tau bagaimana anaknya diluar rumah. Mengajari adab, sopan santun, etika, moral dan bicara yang baik. Dan untuk pihak sekolah beri sanksi/efek jera, agar kejadian tersebut tidak terulang lagi dikemudian hari dan tidak ada lagi korban Bullyan.

Maria Borjun Simanjuntak: Sanksinya keluarkan pelaku dari sekolah biar tidak ada lagi kejadian berikutnya.biar tau akibat apa yang dia lakukan.

Liliq Dhelina Purba: Adab,moral, etika,sopan santun yang lebih bertanggung jawab atas ini semua adalah orangtua. Dari video tersebut juga sangat jelas tidak ada etika nya, ada guru tapi berani membully teman di depan guru. Berarti dirumah terbiasa tidak menghormati orangtua. Yang disalahkan siapa ? Orang tua, Guru hanya bisa memberi sanksi atas pelaku pembullyan, bicarakan sama orangtua si pelaku untuk lebih memperhatikan anaknya diluar rumah . Jangan terpaku pada sekolah dan guru.

Nia Princes: Hii ka, turut prihatin yah dengan yang terjadi. Saran saya tolong pergi kesekolah dan pertemukan semua wali murid yang membully, minta mereka melakukan pengobatan psikiater dan ke dokter melihat apakah ada penyakit dari si adek yang di bully.

Minta juga kerugian atas pembullyan tersebut supaya mereka kapok dan mendidik anaknya lebih baik lagi. Dan untuk pihak sekolah suruh mereka mengeluarkan siswa-siswa tersebut dari sekolah secara tidak hormat. 

Yang arti nya jika dia kesekolah lain lagi ga bakal bisa diterima dengan baik karena sudah di keluarkan secara tidak hormat, dan kalaupun mau masuk sekolah bakal bayar mahal. Itu mungkin salah satu efek jera yang bisa dibuat, dan untuk anak-anak yang di bully juga tolong diberi pelajaran gimana rasanya jika mereka yang dibully.

Rina Raskita Sihotang: Laporkan aja. Gak ada istilah di bawah umur. Malah di bawah umur sekarang Jago Kali Nge bully orang. Minimal Kasih Efek Jeraa.

Valentina Sipayung: Laporkan! Biar jangan kebiasaan. (S24/AsenkLeeSaragih)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments