Pemtangsiantar, BS- Wali Kota Pematangsiantar dr Susanti Dewayani SpA meninjau langsung proses pembangunan Monumen Raja Siantar XIV Sang Naualuh Damanik, di Jalan Sang Naualuh Damanik, depan Taman Makam Pahlawan (TMP) Nagur, Selasa (21/01/2025) sekitar pukul 10.00 WIB. Di lokasi, dr Susanti berkeliling melihat progres pembangunan monumen tersebut.
dr Susanti menerangkan pembangunan Monumen Raja Sang Naualuh Damanik dikerjakan secara paralel. Ada empat tim yang bekerja. Saat ini, progres pembangunannya mencapai sekitar 70 persen.
Masih kata dr Susanti, diharapkan Maret atau sebulan sebelum Hari Jadi Kota Pematangsiantar ke-154 Tahun 2025, monumen tersebut telah selesai pembangunannya. Sehingga di Hari Jadi Kota Pematangsiantar 24 April 2025, monumen bisa diresmikan.
“Monumen Raja Sang Naualuh Damanik ini diharapkan menjadi salah satu kebanggaan masyarakat Kota Pematangsiantar,” katanya dr Susanti, didampingi Ketua Yayasan Raja Sang Naualuh Damanik Evra Sassky Damanik SSos, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar Simon Trimanto Tarigan SPd MM, dan Penanggung Jawab Project Polder Frans Simbolon.
Dalam kesempatan tersebut, dr Susanti mengucapkan terima kasih atas dukungan dan doa masyarakat Kota Pematangsiantar terhadap pembangunan Monumen Raja Sang Naualuh Damanik.
“Kita bersama adik-adik dari Himapsi akan terus mengawal proses pembangunannya. Semoga dapat berjalan lancar dan sukses. Kita tunggu peresmiannya,” sebut dr Susanti.
Turut mendampingi dr Susanti, Camat Siantar Timur Musa Rahmat Zebua SH beserta para lurah, jajaran Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar, dan Keluarga Besar Raja Sang Naualuh Damanik.
Setelah 13 tahun menunggu, di bawah kepemimpinan dr Susanti selaku Wali Kota Pematangsiantar, pembangunan Monumen Raja Sang Naualuh Damanik dimulai kembali.
"Tiada hari yang lebih bahagia bagi saya, selain hari ini. Saya merasa terharu dan bangga, melihat tadi keturunan Raja Sang Naualuh Damanik berkumpul, bersatu padu. Ini luar biasa dan sangat menyejukkan," sebut dr Susanti dalam sambutannya pada kegiatan Mamukkah Horja Pembangunan Monumen Raja Siantar XIV Sang Naualuh Damanik, di Jalan Sangnaualuh, Kamis (29/08/2024) lalu.
dr Susanti menceritakan, tidak lama setelah dilantik menjadi Plt Wali Kota Pematangsiantar, dirinya bersama 30 orang lainnya berangkat melalui jalur darat ke Bengkalis, Provinsi Riau dengan waktu sekitar 24 jam. Tujuannya, berziarah ke makam Raja Sang Naualuh Damanik.
Di makam Raja Sang Naualuh Damanik, dr Susanti berjanji untuk menyelesaikan dan melanjutkan pembangunan Monumen Raja Sang Naualuh Damanik hingga berdiri kokoh di Kota Pematangsiantar.
"Dan tentunya, ini merupakan janji saya melalui Pemko Pematangsiantar. Puji Tuhan sudah dapat terlaksana pada tahun 2024 ini," sebut dr Susanti.
Dengan pembangunan monumen tersebut, dr Susanti menyatakan ‘utangnya’ kepada Raja Sang Naualuh Damanik sudah dapat terlaksana.
Saat itu, dr Susanti menegaskan pembangunan monumen harus selesai di tahun 2025, tepat pada momentum Hari Jadi Kota Pematangsiantar di tahun 2025.
Pada kesempatan ini, dr Susanti menceritakan perjuangan Raja Siantar XIV Sang Naualuh Damanik hingga diasingkan ke Bengkalis.
"Di lokasi inilah, Oppung kita sebelum dibawa ke Bengkalis, beristirahat. Saya hanya mempertegas Oppung Sang Naualuh Damanik selama masa penjajahan, beliau-lah yang melawan Kolonial Belanda (penjajah), sehingga kita bisa menikmati kemerdekaan,” terang dr Susanti.
Masih terkait sosok Raja Sang Naualuh Damanik, dr Susanti menilai raja tersebutlah yang mendengungkan toleransi di Kota Pematangsiantar.
"Seperti kita ketahui, di Kota Pematangsiantar ada Kampung Melayu, Kampung Kristen, Kampung Jawa, dan lainnya. Hal ini menandakan Kota Pematangsiantar terbuka untuk segala peradaban," terang dr Susanti.
dr Susanti menambahkan di titik inilah Sang Naualuh Damanik membuka jalan ke Simalungun, Batubara, dan Asahan. Hal ini menandakan Sang Naualuh Damanik sudah memikirkan perekenomian di Kota Pematangsiantar.
Diutarakannya, 13 tahun lalu peletakan batu pertama telah dilakukan di lokasi tersebut, dan saat ini merupakan lanjutan pembangunan. Tentunya dengan dilanjutkan pembangunan, dr Susanti mengajak untuk bergandengan tangan mewujudkan berdirinya monumen Raja Sang Naualuh Damanik.
"Untuk mewujudkan berdirinya monumen raja kita, dibutuhkan keberanian dan kolaborasi yang luar biasa. Dengan berdiri tegak, sehingga monumen ini nantinya menjadi kebanggaan dan ikon Kota Pematangsiantar," tutup dr Susanti.
Sebelumnya, Ketua Yayasan Sang Naualuh Damanik, Evra Sasky Damanik dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh dr Susanti, sehingga monumen ini nantinya membawa aura positif bagi pembangunan di Kota Pematangsiantar dan menjadi ikon.
"Kami dari seluruh keluarga dan panitia meminta doa dan dukungannya agar pelaksanaan ini tidak ada kendala. Bagaimanapun juga doa kita Bersama, perhatian kita bersama, maka tugu ini akan berdiri megah di kota yang kita cintai ini," tandasnya.
Acara ini ditutup dengan penyerahan cangkul secara simbolis oleh dr Susanti kepada Ketua Yayasan Sang Naualuh Damanik, sebagai tanda dilanjutkan pembangunan Monumen Raja Sang Naualuh Damanik.
Sebelumnya, Ketua Yayasan Sang Naualuh Damanik, Evra Sasky Damanik menerangkan, pengerjaan monumen Raja Sang Naualuh Damanik dilakukan sejumlah seniman di Yogyakarta. Bentuk monumen cukup mengagumkan.
Bagian badan dan kaki berbahan perunggu tebal. Pose tangannya melambai memberi kesan menyapa dengan keramahan khas Raja Sang Naualauh yang dikenal memiliki 8 sifat luhur.
Pada bagian wajah, sosok Raja Sang Naualuh ini dirupakan sebagai sosok lelaki yang bijaksana, gagah, dan tampan. Hal ini merupakan implementasi perwujudan sosok Raja Sang Naualuh dari foto-foto yang dimiliki keturunan harajaon (kerajaan) saat ini. (BS-Rel)
0 Comments