TERBARU

6/recent/ticker-posts

SAYA YANG TRAKTIR, TAPI AKHIRNYA ‘ABANG’ YANG BAYAR



TAMAT SMP di Pamatang Raya tahun 1979, saya merantau ke Bandung untuk melanjutkan studi ke jenjang SMA. Lingkungan baru ini penuh dengan semangat belajar, budaya diskusi, dan orang-orang terdidik yang membuka cakrawala saya lebih luas 📘✨.
.
Senior saya banyak yang kuliah atau tamat ITB, Unpad, Unpar, atau IKIP Bandung (sekarang UPI). Beruntunglah saya berada di antara mereka yang hebat-hebat itu.


Di tengah riuhnya masa remaja di Bandung, saya dipertemukan dengan seorang sosok luar biasa: Bang Sahat Sahala Tua Saragih Manihuruk atau yang akrab dipanggil “Abang” 🙌. Kami bertemu di GKPS Bandung yang saat itu masih beribadah di gedung SMA BPK di Jl. Kebonjati. 

Di sana jugalah saya mengenal Bang Sudiman Purba (saya mondok di rumahnya), Bang Rajaumbang Saragih (pernah kerja di Nurtanio/IPTN & Boeing), Bang Bonarsius (adik ‘Abang’), Tulang Marim Purba (belakangan sbg mantan Wali Kota Pematang Siantar), Bang Junimart Girsang / Junimart Girsang (kini Dubes di Roma, Italia), dan Bang Kendra Sarawak / Kendra MI Saragih yg semuanya menjadi bagian dari lingkaran pertemanan yang hangat dan penuh inspirasi 🤝🔥.

Namun, bersama ‘Abang’-lah saya benar-benar tumbuh. Saat masuk Unpad tahun 1982, saya mulai aktif di buletin dwibulanan DIAN PENUNTUN, milik Pemuda GKPS Bandung. ‘Abang’ yang sudah sarjana Publisistik membimbing saya langsung. Saya memulai dari petugas tata letak dan kemudian hari menjadi Pemimpin Redaksi 📝. Gaya menulis saya ditempa dan dibentuk oleh bimbingan tangannya yang sabar namun tajam.

Suatu malam, saat lembur mengerjakan buletin, saya mengajak ‘Abang’ makan nasi goreng di perempatan Jl. Dago dan Jl. Riau (RE Martadinata), dekat BIP (Bandung Indah Plaza). Dengan gaya pede, saya pesan dua piring 🍛. Tapi ketika merogoh dompet... alangkah malunya, isinya tinggal recehan 😳. Saya lupa kalau sebelumnya sudah saya pakai, dan sekarang tak cukup untuk membayar.
.
“Gimana ini?” tanya ‘Abang’, sambil terkekeh. “Kok kamu yang ngajak makan, tapi malah aku yang harus bayar?” 😂
.
Ya, malam itu ‘Abang’-lah yang menyelamatkan situasi. Momen sederhana ini terus saya kenang; bukan hanya karena nasi gorengnya, melainkan karena kehangatan dan kerendahhatian ‘Abang’ yang tak pernah berubah hingga akhir khayatnya. 💖
.
Kini, di usia 72 tahun, ‘Abang’ telah kembali ke pangkuan Sang Khalik tepat di Hardiknas 2/5/2025. Selamat jalan, ‘Abang’ yang baik... Terima kasih atas segalanya. Doa dan kenangan terbaik selalu menyertaimu 🌹🕊️.
.
                                   * * *
BIO SINGKAT SAHALA TUA SARAGIH
.
Sahala Tua Saragih, atau Sahat Sahala —yang akrab disapa “Abang”— lahir pada 17 Maret 1953 di Huta Imbaru, Silimakuta, Kabupaten Simalungun, sebagai anak ketujuh dari dua belas bersaudara. Ia menempuh pendidikan dari SR Negeri Huta Imbaru, SMP Saribu Dolok, SMP Negeri 4, dan SMA Negeri 2 Pematang Siantar, kemudian melanjutkan ke Jurusan Jurnalistik Fakultas Publisistik Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, dan menyelesaikan S2 di Fikom Unpad pada tahun 2012. Ia menikah dengan Shinta Uris boru Sipayung pada 5 Desember 1984, dikaruniai dua anak dan tiga cucu. Pada Januari 1987, ia menjadi dosen Fikom Unpad, dan pensiun pada April 2018 sebagai Lektor Kepala Golongan IV/a. Ia juga pernah menjadi Pemred Buletin Warta LPPM Unpad dan aktif mengajar berbagai mata kuliah jurnalistik.
.
Sejak tahun 1977, ‘Abang’ aktif menulis di media nasional seperti Sinar Harapan, Kompas, Republika, Tempo, Suara Karya, dan Kaltim Post, mengulas isu-isu sosial, politik, pendidikan, hingga psikologi sosial. Ia pernah menjadi wartawan Tempo (1978) dan Suara Karya (1983). Karya-karyanya mencerminkan keberaniannya bersuara di tengah tekanan, termasuk saat mengalami langsung pembredelan media oleh rezim Orde Baru. Ia adalah jurnalis sejati, pendidik tulus, dan penabur pemikiran kritis bagi banyak generasi 📚🔥. (Disarikan dari buku “S. SAHALA TUA SARAGIH, Lilin Kecil Bersinar Abadi”, Cenel Aura Media, Bandung, 2018). (Rikanson Jutamardi Purba)
Penghormatan Majelis GKPS bandung kepada St Drs Sahat Sahala Tua Saragih Manihuruk Jumat 4 Mei 2025.





Penghormatan Majelis GKPS bandung kepada St Drs Sahat Sahala Tua Saragih Manihuruk Jumat 4 Mei 2025.


BERITA LAINNYA

Post a Comment

0 Comments