Soal Seruan Tutup TPL, Ribuan Karyawan Mitra Demo: “Ganti Ephorus HKBP”, Victor Tinambunan Tegas Tak Mundur

Foto tangkap layar.

Tapanuli Utara, BS- Pernyataan Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Pdt. Victor Tinambunan, yang menyerukan agar PT Toba Pulp Lestari (TPL) ditutup, memicu gelombang reaksi besar. Ribuan karyawan mitra TPL menggelar aksi damai di Kabupaten Tapanuli Utara, menuntut klarifikasi dan menilai pernyataan itu merugikan mereka.

Dalam aksi tersebut, massa membawa sejumlah spanduk dengan tulisan keras, salah satunya berbunyi “Ganti Ephorus HKBP”, sebagai bentuk protes terhadap sikap pimpinan gereja terbesar di Tanah Batak itu.

Pdt Victor Tinambunan merespon massa pro-TPL yang menyuarakan pencopotan dirinya dari jabatan Ephorus HKBP. Ia menegaskan tidak akan mencabut ucapannya terkait perjuangan menutup TPL, ia bersedia turun dari jabatan Ephorus HKBP jika diputuskan dalam Sinode Godang.

Menanggapi desakan dan aksi tersebut, Pdt. Victor Tinambunan menegaskan bahwa dirinya tidak akan mencabut pernyataan menuntut agar TPL ditutup.

Menurutnya, seruan itu bukan serangan terhadap pekerja atau perusahaan, melainkan seruan moral gereja yang berpihak pada kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat adat yang terdampak aktivitas industri pulp di kawasan Tapanuli.

“Saya tetap pada pendirian saya. Pernyataan itu lahir dari keprihatinan iman terhadap kerusakan lingkungan dan penderitaan masyarakat di sekitar wilayah operasi TPL,” ujar Victor menegaskan.

Bantah HKBP Terlibat Aksi “Ganti Ephorus”

Victor juga menegaskan bahwa aksi demonstrasi yang menuntut pergantian Ephorus HKBP bukan gerakan resmi HKBP. Ia menyebut, pendeta yang memimpin doa dalam aksi itu bukan dari HKBP, dan gereja tidak pernah mengorganisir aksi tersebut.

“Kami menyerukan agar jemaat dan pelayan HKBP tetap bersatu dan tidak terlibat dalam gerakan yang dapat memecah gereja,” katanya.

Isi Tuntutan Massa

Dalam aksi yang digelar di kawasan Tapanuli Utara, para karyawan mitra TPL menyampaikan sejumlah tuntutan, di antaranya: HKBP diminta kembali pada fungsi pelayanan gereja, bukan terlibat dalam kepentingan golongan tertentu.

Hentikan penghakiman terhadap pendeta yang berbeda pandangan. Perusahaan seperti TPL dianggap berperan penting dalam perekonomian daerah dan tidak seharusnya diganggu. Klarifikasi dan penggantian Ephorus HKBP jika pernyataannya dinilai meresahkan.

Pihak HKBP menegaskan bahwa gerakan “Ganti Ephorus” tidak berasal dari lembaga resmi gereja. Aksi tersebut disebut sebagai ekspresi pihak luar yang tidak mewakili HKBP secara institusional.

Sikap tegas ini sekaligus menepis upaya pihak tertentu yang mencoba menyeret gereja ke dalam konflik kepentingan antara korporasi dan isu sosial-ekologis.

Benturan Kepentingan Moral dan Ekonomi

Kasus ini memperlihatkan tarik menarik antara kepentingan ekonomi korporasi dan seruan moral gereja. Di satu sisi, ribuan pekerja menggantungkan hidupnya pada TPL. Di sisi lain, gereja merasa terpanggil memperjuangkan kelestarian lingkungan dan keadilan sosial bagi masyarakat adat yang terdampak.

Pengamat menilai, polemik ini seharusnya menjadi momentum bagi semua pihak untuk membuka ruang dialog terbuka, bukan saling menyerang atau menebar kebencian demi mencari solusi yang adil bagi manusia dan alam.(BS-AsenkLeeSaragih)

0 Komentar

 





 


 



https://linktr.ee/asenkleesaragih