Kebakaran hutan. (Google)
[MEDAN]
Sekitar 40 hektare areal hutan lindung
di Desa Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun,
Sumatera Utara (Sumut), musnah terbakar.
Kobaran
api masih terus menyala sampai, Senin (18/6) tengah
malam.
Menurut Camat Girsang Sipangan Bolon, Ojahan Nainggolan, kebakaran hutan lindung tersebut meluas, karena dipicu oleh teriknya matahari di daerah tersebut. Suhu udara yang begitu panas juga memunculkan sejumlah titik api di kawasan hutan lindung di daerah tersebut.
"Daerah hutan yang terbakar itu sulit terjangkau petugas pemadam kebakaran. Ini yang menjadi kendala utama petugas kita untuk memadamkan kobaran api," ujar Ojahan Nainggolan saat dihubungi dari Medan, Selasa (19/6).
Nainggolan mengatakan, kawasan hutan yang terbakar sulit dijangkau petugas karena berada di wilayah perbukitan. Kondisi ini dikhawatirkan semakin memperluas kerusakan hutan akibat kobaran api di hutan tersebut. Sebab, beberapa bulan sebelumnya kebakaran hutan di Simalungun juga pernah terjadi.
"Meski daerah hutan yang terbakar berada di wilayah perbukitan namun tidak akan membuat petugas lepas tangan membiarkan kebakaran itu meluas. Petugas di sana sedang bekerja melakukan pemadaman di perbukitan itu. Upaya petugas memasuki kawasan itu dengan menebangi sebagian pohon menuju hutan yang terbakar," ujarnya.
Nainggolan menegaskan, tidak ada unsur kesengajaan dari pihak luar di balik penyebab kebakaran hutan tersebut. Kebakaran hutan lindung ini pun tidak ada merenggut korban jiwa.
"Kobaran api bisa berkurang jika ada turun hujan. Namun, bila kebakaran hutan semakin meluas, maka perlu dilakukan cara lain dan cepat untuk memadamkan kobaran api. Teriknya matahari kemungkinan memunculkan api di dalam hutan di daerah lain," sebutnya. [155]-(SP)
Menurut Camat Girsang Sipangan Bolon, Ojahan Nainggolan, kebakaran hutan lindung tersebut meluas, karena dipicu oleh teriknya matahari di daerah tersebut. Suhu udara yang begitu panas juga memunculkan sejumlah titik api di kawasan hutan lindung di daerah tersebut.
"Daerah hutan yang terbakar itu sulit terjangkau petugas pemadam kebakaran. Ini yang menjadi kendala utama petugas kita untuk memadamkan kobaran api," ujar Ojahan Nainggolan saat dihubungi dari Medan, Selasa (19/6).
Nainggolan mengatakan, kawasan hutan yang terbakar sulit dijangkau petugas karena berada di wilayah perbukitan. Kondisi ini dikhawatirkan semakin memperluas kerusakan hutan akibat kobaran api di hutan tersebut. Sebab, beberapa bulan sebelumnya kebakaran hutan di Simalungun juga pernah terjadi.
"Meski daerah hutan yang terbakar berada di wilayah perbukitan namun tidak akan membuat petugas lepas tangan membiarkan kebakaran itu meluas. Petugas di sana sedang bekerja melakukan pemadaman di perbukitan itu. Upaya petugas memasuki kawasan itu dengan menebangi sebagian pohon menuju hutan yang terbakar," ujarnya.
Nainggolan menegaskan, tidak ada unsur kesengajaan dari pihak luar di balik penyebab kebakaran hutan tersebut. Kebakaran hutan lindung ini pun tidak ada merenggut korban jiwa.
"Kobaran api bisa berkurang jika ada turun hujan. Namun, bila kebakaran hutan semakin meluas, maka perlu dilakukan cara lain dan cepat untuk memadamkan kobaran api. Teriknya matahari kemungkinan memunculkan api di dalam hutan di daerah lain," sebutnya. [155]-(SP)
0 Comments