|
Suku Anak Dalam (Orang Rimba) di Sarolangun, Provinsi Jambi. |
BeritaSimalungun.com, Muarabungo-Hari ini ( 2 September 2016) 113 tahun yang lalu, "Kabar Baik" itu telah sampai di
Simalungun. Kabar Baik itu membuat CELIK sehingga generasi pertama yang
menerimanya MAMPU MELIHAT DUNIA DAN LANGIT BARU.
Kabar Baik
membuat Abraham "Bingkas" (keluar-bergerak) dari mentalitas pesimis ke
optimis bahwa Iman membuat nya melampaui ketidakmungkinan.
Kabar Baik
dari Tuhan (Injil) itupulalah yang membuat Simalungun "bingkas" dari
kebodohan, kemiskinan lalu mengenal "hamajuon" (berpengetahuan-modern).
Kabar Baik itu telah menumbuhkan "Kesadaran" MARMALU.
Identitas
SIMALUNGUN pun lantas dimaknai meluas melampaui yang primordial. Sisi
ofensif identitasnya menyeruak dlm berbagai bentuk pergerakan termasuk
pergerakan untuk menolak pemangkiran identitasnya di negerinya sendiri
yang dilakukan oleh RMG dan pengecer lokalnya (pinjam istilah Martin L Sinaga).
Orang Kristen Simalungun lantas menolak. Gerakan perlawanan muncul.
"Musuh Bersama"nya pun berhasil diidentifikasi. Kesadaran MARMALU itu
melihat pemangkiran identitas Simalungun itu dikerjakan oleh duet
"aktor" dan "struktur".
Kalau meminjam perspektif duet pemikir
filsafat politik posmarxis Ernesto Laclau dan Chantal Mouffe, orang
Kristen Simalungun tampak menjadikan "MANJAE" sebagai "penanda utama"
(master signifier) dari gerakan politik emansipasinya.
Lalu "politik
bahasa" (penerjemahan bibel ke bahasa Simalungun) dirumuskan sebagai
praktik mengartikulasi "perlawanan". Tidak heran klu Jaulung Wismar
Saragih (opungnya mantan eph gkps Jaharianson Saragih) disebut sebagai Luther from Simalungun.
Berhasilkah gerakan Manjae itu...? Jawabnya tentu berhasil sebab pd
1963 upacara Panjae on itu sudah dilakukan. Orang Kristen Simalungun
jadi mandiri. Tapi masih ada pertanyaan lain yang tersisa SUDAH
TUNTASKAH PANJAEON itu.. ? Lalu bagaimana nasib peninggalan poperty
ZENDING yang ada di tanah Simalungun itu...?
Sebagai oorang yang belum
lahir pada waktu itu wajarlah pertanyaan seperti ini tersisa dibenak diri
ini apalagi dokumen sejarahnya pun tak pernah kulihat.
Pagi ini aku
malah melihat kembali bagaima GBKP menerima sertifikat tanah tempat
dimana RSUD KABANJAHE berdiri selama ini diakui pemerintah sebagai milik
GBKP krn merupakan peninggalan Zending di bumi turang tanah karo
simalem itu.
Pada saat kita merayakan 113 tahun Injil di
Simalungun hari ini ( 2 September 2016) kita diperhadapkan dengan kenyataan tiga pilar
manifest Injil (kesehatan RS, Hamajuon-berpengetahuan -sekolah sekolah
kita n Pemberdayaan ekonomi-pertanian warga diakonia Pelpem kita) dimana
kondisinya tampak spt mengalami "sesak nafas" dan kena " angin duduk".
Tidak adakah kemungkinan bagi kita untuk memperlihatkan sisi ofensif
identitas orang kristen Simalungun (GKPS) untuk mengartikulasikan
semacam politik memompakan pengaruh (menjadi GARAM dan TERANG ke kontrks
yang lebih luas....?
Jawabnya ada. Dan trio Pendeta muda GKPS Fredy Freddy P. Sidagambir
SriA Purbadan Repi Saragih sedang melakukannya di daerah diaspora di
belantara Jambi. Mari mendukung mereka dalam memberdayakan "Suku Anak
Dalam".
"Puji Tuhan kami bergerak dengan berpayungkan Yayasan Sinalsal. Bukan hanya Suku Anak Dalam tapi kini juga sudah menjangkau Suku Talang Mamak Bukit 30. Salam perjuangan," tulis .
Selamat merayakan Pesta Olob-olob 113 Tahun pardas ni ambilan na madear 02-09-1903-02-09-2016 i Simalungun. (Pdt Mardison Simanjorang)
|
Fulltimer GKPS Se Distrik VI saat mengunjungi lokasi Pelayanan Suku Anak Dalam (SAD) di Bangko, Provinsi Jambi April 2016. Foto Shrie A Poerba |
|
Fulltimer GKPS Se Distrik VI saat mengunjungi lokasi Pelayanan Suku Anak Dalam (SAD) di Bangko, Provinsi Jambi April 2016. Foto Shrie A Poerba |
|
Fulltimer GKPS Se Distrik VI saat mengunjungi lokasi Pelayanan Suku Anak Dalam (SAD) di Bangko, Provinsi Jambi April 2016. Foto Shrie A Poerba |
|
Fulltimer GKPS Se Distrik VI saat mengunjungi lokasi Pelayanan Suku Anak Dalam (SAD) di Bangko, Provinsi Jambi April 2016. Foto Shrie A Poerba |
|
Fulltimer GKPS Se Distrik VI saat mengunjungi lokasi Pelayanan Suku Anak Dalam (SAD) di Bangko, Provinsi Jambi April 2016. Foto Shrie A Poerba |
|
Medan Pelayanan Pdt Freddy P. Sidagambir di Komunitas Suku Anak Dalam (SAD) Bangko, Provinsi Jambi. Ist |
|
Medan Pelayanan Pdt Freddy P. Sidagambir di Komunitas Suku Anak Dalam (SAD) Bangko, Provinsi Jambi. Ist |
|
Medan Pelayanan Pdt Freddy P. Sidagambir di Komunitas Suku Anak Dalam (SAD) Bangko, Provinsi Jambi. Ist |
|
Medan Pelayanan Pdt Freddy P. Sidagambir di Komunitas Suku Anak Dalam (SAD) Bangko, Provinsi Jambi. Ist |
|
Medan Pelayanan Pdt Freddy P. Sidagambir di Komunitas Suku Anak Dalam (SAD) Bangko, Provinsi Jambi. Ist |
|
Medan Pelayanan Pdt Freddy P. Sidagambir di Komunitas Suku Anak Dalam (SAD) Bangko, Provinsi Jambi. Ist |
|
Medan Pelayanan Pdt Freddy P. Sidagambir di Komunitas Suku Anak Dalam (SAD) Bangko, Provinsi Jambi. Ist |
|
Rekening Peduli Pelayanan Suku Anak Dalam (SAD) dan Suku Talang Mamak Bukit 30. Atas Nama Yayasan Sinalsal No Rekening BRI Unit Bangko Kota No Rek: 3388-01-028216-53-5. Pdt Freddy P. Sidagambir di Komunitas Suku Anak Dalam (SAD) Bangko, Provinsi Jambi. Ist |
0 Comments