INDEKS BERITA
12:37
103 Warga Ditangkap Terkait Penganiayaan Kapolsek Hingga Tewas
Written By GKPS JAMBI on Thursday, 28 March 2013 | 12:37

Sebagian warga yang ditangkap polisi (Foto: Andi
Siahaan/detikcom)
Simalungun - Kapolsek Dolok Pardamean
Simalungun AKP Andar Siahaan tewas dianiaya massa saat menangkap pelaku
judi toto gelap. Polisi menangkap dan memeriksa 103 warga untuk
mengusut kasus tersebut.
"Saat ini, mereka masih diperiksa," kata
Kapolres Simalungun AKBP Andi Syahriful Taufik kepada wartawan, Kamis
(28/3/2013).
Warga diperiksa di Mapolres di Pamatang Raya,
Kecamatan Raya, Simalungun. Diduga, mereka mengetahui dan terlibat dalam
penganiayaan itu.
Penganiayaan terjadi sekitar pukul 22.00 WIB,
Rabu (27/3/2013). Kapolsek dan tiga anggotanya akan menangkap pelaku
judi toto gelap di Dusun Merek Raja Huta, Desa Buntu Bayu Pane,
Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun.
"Saat masuk ke
desa, Kapolsek diteriaki maling kerbau dan dikejar warga," ujar Camat
Dolok Pardamean Rediana mengutip keterangan warga.
Massa kemudian
mengeroyok Andar hingga akhirnya tewas di tempat. Sementara ketiga
anggotanya berhasil menyelamatkan diri.
Jenazah AKP Andar berada
di rumah duka, Jalan Pintu Air IV, Gg. Kelapa, Simalingkar B, Medan.
Istri korban Velegia Situmorang (45) serta kedua anak korban histeris
menyambut kedatangan jenazah tersebut sekitar pukul 08.00, Kamis
(28/3/2013).(Detik.com)
Label:
KRIMINAL
12:32
Polisi Amankan Puluhan Warga Terduga Penganiaya Kapolsek Dolok Pardamean

Warga yang diamankan dalam kasus tewasnya Kapolsek
Dolok Pardamean (Foto: Andi/detikcom)
Andi Siahaan -
Jakarta - Aparat kepolisian
mengamankan setidaknya 50-an orang pasca kasus penganiayaan yang
menyebabkan tewasnya Kapolsek Dolok Pardamean AKP Andar Siahaan.
Termasuk yang diamankan seorang perempuan yang diduga menjadi pemicu
kasus penganiayaan itu.
Pantauan detikcom di lokasi, Desa Butu Bayu Panei Raja, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Kamis (28/3/2013) dini hari, warga yang diamankan ini kebanyakan laki-laki. Pengamanan ketat terlihat saat mereka dinaikkan ke atas truk-truk polisi.
Pengawalan juga melibatkan personel Kompi 2, Detasemen B Brimob Sumut yang bermarkas di Pematang Siantar. Rencananya warga yang diamankan ini akan dibawa ke Mapolres Simalungun, di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara (Sumut).
Di antara warga yang diamankan itu termasuklah istri dan anak Saragih. Saragih merupakan tersangka pelaku perjudian yang semula ditangkap Kapolsek AKP Andar Siahaan bersama tiga anggotanya, namun kemudian dilepaskan karena dikepung massa. Hingga saat ini Saragih masih belum ditemukan.
Istri Saragih biasa dipanggil dengan sebutan Mak Yenni, mengikut kepada nama anaknya Yenni. Mak Yenni ini yang diduga menjadi salah satu otak kasus penganiayaan ini. Dia yang meneriaki para polisi saat suaminya ditangkap. Akibatnya warga kampung berdatangan. Akhirnya terjadi penganiayaan terhadap Andar Siahaan hingga tewas di tempat, Rabu (27/3/2013) malam.(Detik.com)
Pantauan detikcom di lokasi, Desa Butu Bayu Panei Raja, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Kamis (28/3/2013) dini hari, warga yang diamankan ini kebanyakan laki-laki. Pengamanan ketat terlihat saat mereka dinaikkan ke atas truk-truk polisi.
Pengawalan juga melibatkan personel Kompi 2, Detasemen B Brimob Sumut yang bermarkas di Pematang Siantar. Rencananya warga yang diamankan ini akan dibawa ke Mapolres Simalungun, di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara (Sumut).
Di antara warga yang diamankan itu termasuklah istri dan anak Saragih. Saragih merupakan tersangka pelaku perjudian yang semula ditangkap Kapolsek AKP Andar Siahaan bersama tiga anggotanya, namun kemudian dilepaskan karena dikepung massa. Hingga saat ini Saragih masih belum ditemukan.
Istri Saragih biasa dipanggil dengan sebutan Mak Yenni, mengikut kepada nama anaknya Yenni. Mak Yenni ini yang diduga menjadi salah satu otak kasus penganiayaan ini. Dia yang meneriaki para polisi saat suaminya ditangkap. Akibatnya warga kampung berdatangan. Akhirnya terjadi penganiayaan terhadap Andar Siahaan hingga tewas di tempat, Rabu (27/3/2013) malam.(Detik.com)
Label:
KRIMINAL
12:29

Kompolnas Desak Kapolda Sumut Usut Cepat Penganiayaan Kapolsek AKP Andar Siahaan

Tribun
Medan/Adol Frian
Istri beserta tiga anak AKP Andar
Yonas Siahaan menangisi jenazahnya di rumah duka Jl Pintu Air IV Gg
Kelapa, Kelurahan Kuala Bekala, Kecamatan Medan Johor, Medan Provinsi
Sumut, Kamis (28/3/2013).
JAKARTA - Kompolnas
minta Kapolda Sumatera Utara (Sumut) bertindak cepat mengamankan
sejumlah orang yang diduga terlibat dalam pengeroyokan terhadap Kapolsek
Dolok Pardamean Polres Simalungun, AKP Andar Siahaan.
Andar Siahaan tewas dihakimi ketika menggerebek praktik perjudian.
"Tangkap pelaku pembunuhan dan orang yang provokasi massa yang menyebabkan kapolsek dibunuh," kata Anggota Kompolnas Edi Saputra Hasibuan kepada Tribunnews.com, Kamis (28/3/2013).
Seperti diketahui, Kapolsek Dolok Pardamean Polres Simalungun AKP Andar Siahaan menggerebek kawasan perjudian di Desa Dolok Saribu, Kecamatan Dolok Pardamen, Simalungun, Sumut, Rabu (27/3/2013) malam bersama tiga anak buahnya.
Para pelaku melarikan diri, namun sialnya oleh istri seorang pelaku Andar Siahaan diteriaki maling bersama tiga anak buahnya, Kapolsek bersama tiga anak buahnya berusaha kabur menggunakan mobilnya. Naas mobil itu terperosok ke parit di Desa Buntu Bayu Pane Raja.
Menyikapi hal tersebut, Kompolnas akan datang ke Polda Sumut Sabtu (30/3/2013) untuk melakukan investigasi berbagai hal yg terkait kasus tersebut.
Kompolnas mengusulkan agar penghargaan dari pimpinan Polri karena dia tewas saat melaksanakan tugas.
"Kapolsek layak dapat kenaikan pangkat istimewa," kata Edi.
Kompolnas juga prihatin maraknya segala bentuk perjudian di sumatera utara dan selama ini mendapat pembiaran dari aparat penegak hukum."Judi begitu subur hidup di Sumatera Utara dan harus segera diberantas habis," tegas Edi.(Tribun.com)
Andar Siahaan tewas dihakimi ketika menggerebek praktik perjudian.
"Tangkap pelaku pembunuhan dan orang yang provokasi massa yang menyebabkan kapolsek dibunuh," kata Anggota Kompolnas Edi Saputra Hasibuan kepada Tribunnews.com, Kamis (28/3/2013).
Seperti diketahui, Kapolsek Dolok Pardamean Polres Simalungun AKP Andar Siahaan menggerebek kawasan perjudian di Desa Dolok Saribu, Kecamatan Dolok Pardamen, Simalungun, Sumut, Rabu (27/3/2013) malam bersama tiga anak buahnya.
Para pelaku melarikan diri, namun sialnya oleh istri seorang pelaku Andar Siahaan diteriaki maling bersama tiga anak buahnya, Kapolsek bersama tiga anak buahnya berusaha kabur menggunakan mobilnya. Naas mobil itu terperosok ke parit di Desa Buntu Bayu Pane Raja.
Menyikapi hal tersebut, Kompolnas akan datang ke Polda Sumut Sabtu (30/3/2013) untuk melakukan investigasi berbagai hal yg terkait kasus tersebut.
Kompolnas mengusulkan agar penghargaan dari pimpinan Polri karena dia tewas saat melaksanakan tugas.
"Kapolsek layak dapat kenaikan pangkat istimewa," kata Edi.
Kompolnas juga prihatin maraknya segala bentuk perjudian di sumatera utara dan selama ini mendapat pembiaran dari aparat penegak hukum."Judi begitu subur hidup di Sumatera Utara dan harus segera diberantas habis," tegas Edi.(Tribun.com)
Label:
KRIMINAL
12:26
Isak Tangis Sambut Jenazah Kapolsek Andar Yonas
MEDAN - Jenazah Kapolsek
Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun AKP Andar
Yonas Siahaan, tiba di kediaman Gg Kelapa Jl SimalingkaR B, Medan
Johor, Kamis (28/3/2013). Isak tangis anggota keluarga dan kerabat
menyambut kedatangan jenazah.
Istri korban, Velegia Situmorang (45) menangis tersedu-sedu.
Sementara rumah duka, didatangi para pelayat baik dari kepolisian maupun
dari keluarga dan tetangga. Isak tangis Velegia bersama anak-anaknya,
Stepanie Siahaan (21), Daniel BG Siahaan (16), dan Setia Lestari Lumban
Gaol (17).
Kapolsek Dolok Pardamean AKP Andar Siahaan tewas diamuk massa, Rabu (27/3/2013) sekitar pukul 22.00 WIB di Dusun Rajanihuta, Nagori Dolok Saribu, Kecamatan Dolok Pardamean.
Informasi yang dihimpun Tribun Medan (Tribunnews.com Network) di lokasi, korban bersama tiga personel Polsek Dolok Pardamean mengadakan penggerebekan di salah satu rumah warga yang diduga sebagai penjudi togel.
Namun karena istri pelaku yang namanya masih dirahasiakan tidak terima melihat suaminya ditangkap korban beserta tiga personel Polsek Dolok Pardamean, istri penjudi togel menjerit dan meneriaki maling kearah polisi yang menangkap suaminya.
Mendengar teriakan itu, ratusan warga sekitar keluar dan mengejar korban dengan tiga anggotanya. Tidak sedikit yang membawa parang, balok, batu dan tombak. Melihat keadaan itu, salah satu personel menyuruh korban lari untuk menyelamatkan diri. Korban langsung memerintahkan ketiga anggotanya untuk masuk kedalam mobil jenis toyota Kijang BK 1074 FN milik korban.(afr/tribun-medan.com)
Kapolsek Dolok Pardamean AKP Andar Siahaan tewas diamuk massa, Rabu (27/3/2013) sekitar pukul 22.00 WIB di Dusun Rajanihuta, Nagori Dolok Saribu, Kecamatan Dolok Pardamean.
Informasi yang dihimpun Tribun Medan (Tribunnews.com Network) di lokasi, korban bersama tiga personel Polsek Dolok Pardamean mengadakan penggerebekan di salah satu rumah warga yang diduga sebagai penjudi togel.
Namun karena istri pelaku yang namanya masih dirahasiakan tidak terima melihat suaminya ditangkap korban beserta tiga personel Polsek Dolok Pardamean, istri penjudi togel menjerit dan meneriaki maling kearah polisi yang menangkap suaminya.
Mendengar teriakan itu, ratusan warga sekitar keluar dan mengejar korban dengan tiga anggotanya. Tidak sedikit yang membawa parang, balok, batu dan tombak. Melihat keadaan itu, salah satu personel menyuruh korban lari untuk menyelamatkan diri. Korban langsung memerintahkan ketiga anggotanya untuk masuk kedalam mobil jenis toyota Kijang BK 1074 FN milik korban.(afr/tribun-medan.com)
Label:
KRIMINAL
12:24

Kapolsek Tewas Dianiaya, Puluhan Warga Diamankan

Tribun
Medan/Adol Frian
Istri beserta tiga anak AKP Andar
Yonas Siahaan menangisi jenazahnya di rumah duka Jl Pintu Air IV Gg
Kelapa, Kelurahan Kuala Bekala, Kecamatan Medan Johor, Medan Provinsi
Sumut, Kamis (28/3/2013).
JAKARTA - Kapolsek Dolok Pangaribuan, Simalungun, Sumatera
Utara AKP Andar Siahaan tewas setelah dianiaya sejumlah warga di Dusun
Rajanihuta Nagari Buttu Bayu Paneraja Kecamatan Dolok Perdamean
Kabupaten Simalungun, Rabu (27/3/2013) sekitar pukul 21.30 WIB.
Kepala Bidang Humas Polda Sumatera Utara Kombes Pol Heru Prakoso menjelaskan kejadian berawal saat penangkapan judi jenis kim di Desa Dolok Saribu berjarak sekitar 5 kilometer dari lokasi kejadian.
Kemudian Rabu (27/3/2013) sekitar pukul 20.00 WIB sesuai informasi dari masyarakat melalui handphone secara berulang-ulang kepada Kapolsek dengan menjelaskan bahwa di lokasi sedang berlangsung permainan judi jenis kim.
Akhirnya Kapolsek beserta tiga anggotanya masing Aiptu Amada Simbolon, Bripka Lamsar Samosir, Brigadir Leo Sidauruk langsung berangkat dari kantor Polsek menuju lokasi dengan mengendarai mobil Kapolsek.
Kemudian sekira pukul 21.00 WIB petugas berhasil menangkap pelaku perjudian dengan barang bukti berupa satu buah handphone bertuliskan nomor judi kim atas nama Yeni Sumbayak.
"Namun isteri tersangka berteriak memprovokasi warga bahwa Kapolsek sebagai pencuri sehingga warga berkumpul dan menghadang serta menyandera Kapolsek beserta merusak kendaraan Kapolsek," ungkap Heru kepada wartawan Kamis (28/3/2013).
Akibatnya tersangka judi yang sudah berhasil ditangkap akhirnya dilepaskan Kapolsek. Tetapi massa tetap beringas. Akhirnya Kapolsek dan tiga anggotanya melarikan diri. Naas, Kapolsek tertangkap massa sehingga terjadilah penganiayaan.
"Adapun tiga orang personil Polsek berhasil menyelamatkan diri. Akibat kejadian tesebut korban (Kapolsek Dolok Panribuan) mengalami luka parah pada bagian kepala karena hantaman benda keras dan tumpul sehingga meninggal dunia di lokasi," ungkapnya.
Kemudian petugas pun datang ke lokasi, dan mengamankan lokasi serta mengevakuasi jenazah Kapolsek. Kemudian petugas pun membawa 25 warga ke Polres Simalungun untuk dimintai keterangan. Selain itu petugas pun mengamankan 75 orang warga yang terindikasi sebagai tersangka.(Tribun.com)
Kepala Bidang Humas Polda Sumatera Utara Kombes Pol Heru Prakoso menjelaskan kejadian berawal saat penangkapan judi jenis kim di Desa Dolok Saribu berjarak sekitar 5 kilometer dari lokasi kejadian.
Kemudian Rabu (27/3/2013) sekitar pukul 20.00 WIB sesuai informasi dari masyarakat melalui handphone secara berulang-ulang kepada Kapolsek dengan menjelaskan bahwa di lokasi sedang berlangsung permainan judi jenis kim.
Akhirnya Kapolsek beserta tiga anggotanya masing Aiptu Amada Simbolon, Bripka Lamsar Samosir, Brigadir Leo Sidauruk langsung berangkat dari kantor Polsek menuju lokasi dengan mengendarai mobil Kapolsek.
Kemudian sekira pukul 21.00 WIB petugas berhasil menangkap pelaku perjudian dengan barang bukti berupa satu buah handphone bertuliskan nomor judi kim atas nama Yeni Sumbayak.
"Namun isteri tersangka berteriak memprovokasi warga bahwa Kapolsek sebagai pencuri sehingga warga berkumpul dan menghadang serta menyandera Kapolsek beserta merusak kendaraan Kapolsek," ungkap Heru kepada wartawan Kamis (28/3/2013).
Akibatnya tersangka judi yang sudah berhasil ditangkap akhirnya dilepaskan Kapolsek. Tetapi massa tetap beringas. Akhirnya Kapolsek dan tiga anggotanya melarikan diri. Naas, Kapolsek tertangkap massa sehingga terjadilah penganiayaan.
"Adapun tiga orang personil Polsek berhasil menyelamatkan diri. Akibat kejadian tesebut korban (Kapolsek Dolok Panribuan) mengalami luka parah pada bagian kepala karena hantaman benda keras dan tumpul sehingga meninggal dunia di lokasi," ungkapnya.
Kemudian petugas pun datang ke lokasi, dan mengamankan lokasi serta mengevakuasi jenazah Kapolsek. Kemudian petugas pun membawa 25 warga ke Polres Simalungun untuk dimintai keterangan. Selain itu petugas pun mengamankan 75 orang warga yang terindikasi sebagai tersangka.(Tribun.com)
Label:
KRIMINAL
12:23
Kapolsek Dolok Pardamean AKP Andar Siahaan Tewas Diamuk Warga Usai Tangkap Penjudi Togel
,
SIMALUNGUN - Kapolsek Dolok Pardamean AKP Andar Siahaan tewas
diamuk massa, Rabu (27/3/2013) sekitar pukul 22.00 WIB. Peristiwa terjadi di Dusun Rajanihuta, Nagori Dolok Saribu, Kecamatan
Dolok Pardamean, Simalungun, Sumatera Utara.
Informasi yang dihimpun Tribun Medan (Tribunnews.com
Network) di lokasi, peristiwa bermula saat korban bersama tiga personel
Polsek Dolok Pardamean menggerebek salah satu rumah warga, yang diduga
sebagai penjudi togel.
Namun, istri pelaku yang namanya masih dirahasiakan, tidak terima melihat suaminya ditangkap polisi. Sang istri penjudi togel kemudian menjerit dan meneriaki maling ke arah polisi yang menangkap suaminya.
Mendengar teriakan itu, ratusan warga sekitar keluar dan mengejar korban dengan tiga anggotanya. Tidak sedikit yang membawa parang, balok, batu, dan tombak.
Melihat keadaan itu, salah satu personel menyuruh korban lari untuk menyelamatkan diri. Korban langsung memerintahkan ketiga anggotanya masuk ke dalam mobil Toyota Kijang BK 1074 FN milik korban.
Selanjutnya, korban bersama tiga anggotanya sempat menyelamatkan diri. Namun, warga yang terprovokasi teriakan istri penjudi togel, tetap mengejar sambil memukuli dan melempari mobil korban.
Karena korban tidak menghentikan mobil, warga memblokir jalan dengan gerobak kerbau milik warga, yang terparkir di pinggir jalan.
Merasa terancam, korban yang mengemudikan mobil lantas menabrak gerobak kerbau itu. Nahas, niat meloloskan diri, kedua roda kiri mobil masuk ke dalam drainase pinggir jalan, yang membuat mobil berhenti.
Melihat keadaan itu, ratusan warga yang semakin mengamuk karena korban beserta ketiga anggotanya mencoba melarikan diri, memukuli dan melempari kaca mobil sembari berteriak menyuruh keluar.
Ketiga anggota Andar berhasil melarikan diri, sementara korban tetap tinggal di dalam mobil, meski sudah disuruh keluar oleh ketiga anggotanya. Akibatnya, warga membuka paksa mobil.
Setelah warga berhasil membuka pintu mobil, kapolsek ditarik keluar dan dipukuli hingga tewas. Korban mengalami luka parah di sekujur wajah dan kepala. Di lokasi kejadian, ditemukan dua lembar kayu bekas bahan papan sepanjang sekitar satu meter. (*)
Namun, istri pelaku yang namanya masih dirahasiakan, tidak terima melihat suaminya ditangkap polisi. Sang istri penjudi togel kemudian menjerit dan meneriaki maling ke arah polisi yang menangkap suaminya.
Mendengar teriakan itu, ratusan warga sekitar keluar dan mengejar korban dengan tiga anggotanya. Tidak sedikit yang membawa parang, balok, batu, dan tombak.
Melihat keadaan itu, salah satu personel menyuruh korban lari untuk menyelamatkan diri. Korban langsung memerintahkan ketiga anggotanya masuk ke dalam mobil Toyota Kijang BK 1074 FN milik korban.
Selanjutnya, korban bersama tiga anggotanya sempat menyelamatkan diri. Namun, warga yang terprovokasi teriakan istri penjudi togel, tetap mengejar sambil memukuli dan melempari mobil korban.
Karena korban tidak menghentikan mobil, warga memblokir jalan dengan gerobak kerbau milik warga, yang terparkir di pinggir jalan.
Merasa terancam, korban yang mengemudikan mobil lantas menabrak gerobak kerbau itu. Nahas, niat meloloskan diri, kedua roda kiri mobil masuk ke dalam drainase pinggir jalan, yang membuat mobil berhenti.
Melihat keadaan itu, ratusan warga yang semakin mengamuk karena korban beserta ketiga anggotanya mencoba melarikan diri, memukuli dan melempari kaca mobil sembari berteriak menyuruh keluar.
Ketiga anggota Andar berhasil melarikan diri, sementara korban tetap tinggal di dalam mobil, meski sudah disuruh keluar oleh ketiga anggotanya. Akibatnya, warga membuka paksa mobil.
Setelah warga berhasil membuka pintu mobil, kapolsek ditarik keluar dan dipukuli hingga tewas. Korban mengalami luka parah di sekujur wajah dan kepala. Di lokasi kejadian, ditemukan dua lembar kayu bekas bahan papan sepanjang sekitar satu meter. (*)
Kondisi Korban |
Turut berdukacita yg
sedalam"nya,,,
Atas peristiwa berdarah di Polsek Dolok Pardamean,,,
Korban meninggal,,
... Bapak kapolsek AKP ANDAR SIAHAAN,,
Kami Bhayangkari Polsek Panetongah,,,
Turut berbelasungkawa,,,
Jasamu pasti kami kenang Pak,,,,
Sorga abadi tempat terindah TUHAN Sediakan,,,
Semoga keluarga Tabah dan kuat menghadapi cobaan ini,,
Mengecam keras tindakan ini,,,Lihat Selengkapnya
Atas peristiwa berdarah di Polsek Dolok Pardamean,,,
Korban meninggal,,
... Bapak kapolsek AKP ANDAR SIAHAAN,,
Kami Bhayangkari Polsek Panetongah,,,
Turut berbelasungkawa,,,
Jasamu pasti kami kenang Pak,,,,
Sorga abadi tempat terindah TUHAN Sediakan,,,
Semoga keluarga Tabah dan kuat menghadapi cobaan ini,,
Mengecam keras tindakan ini,,,Lihat Selengkapnya
Label:
KRIMINAL
15:15

“Mungkin mereka banyak urusan sehingga
tidak datang. Jadi hari ini ditunda dan besok (Jumat, 22/3)
dilanjutkan,” kata Joni Saragih. Disebutkan, hasil rapat Badan Musawarah
(bamus) DPRD Simalungun, ditetapkan waktu pembahsan LKPJ Bupati
Simalungun 2012 sampai 21-27 Maret 2012.(MSC)
Anggota DPRD "Pemalas", Rapat Pansus LKPJ Bupati Simalungun Batal
Written By GKPS JAMBI on Friday, 22 March 2013 | 15:15

[FOTO: PRA EVASI HALOHO]
Para anggota DPRD yang kesal atas batalnya rapat Pansus DPRD pembahasan LKPJ Bupati Simalungun TA 2012.
Para anggota DPRD yang kesal atas batalnya rapat Pansus DPRD pembahasan LKPJ Bupati Simalungun TA 2012.
SIMALUNGUN – Banyaknya
panitia khusus (pansus) DPRD Simalungun yang mangkir, Kamis (21/3),
menyebabkan agenda pembahasan laporan kerja pertanggungjawaban (LKPj)
Bupati Simalungun tahun anggaran (TA) 2012 Batal. Dari 23 anggota
pansus, hanya 8 orang yang datang.
Bahkan, Ketua DPRD Binton Tindaon yang
juga Ketua Pansus tidak datang. Saat ditanya kepada stafnya, dia mengaku
kalau Ketua DPRD Simalungun Binton Tindaon sedang berada di luar kota.
Selain itu, eksekutif juga tidak hadir saat rapat.
Banyaknya pansus yang mangkir ini,
menimbulkan kekesalan bagi anggota yang datang. Mereka menilai,
rekan-rekannya yang mangkir lebih mementingkan persiapan pemilihan
legislatif (pileg) daripada menjalankan tanggungjawabnya kepada
masyarakat.
“Kami kesal dengan situasi ini. Kita
paham, teman-teman DPRD disibukkan dengan persiapan pileg 2014. Tapi,
setidaknya agenda DPRD yang merupakan tugas dan tanggung jawabnya harus
lebih diutamanlah,” ujar Trulianto Sinaga, Luhut Sitinjak, Mansur Purba,
H Burhanudin Sinaga, Evra Sasky Damanik, Rajisten Sitorus, Suhadi,
Bonar Ambarita saat berada di ruang Komisi 1.
Trulianto mengatakan, rapat pembahasan
LKPJ tersebut tidak ada pemberitahuan penundaan. Seharusnya, rapat
dilaksanakan pukul 09.00 WIB dan ruang persidanganpun telah dipersiapkan
lengkap dengan makanan dan air mineral di setiap meja anggota pansus.
Namun, hingga pukul 13.00 WIB jumlah
anggota pansus yang hadir hanya 8 orang, yakni Luhut Sitinjak, Mansur
Purba, H Burhanudin Sinaga, Evrasisky, Rajisten Sitorus, Suhadi, Bonar
Ambarita, Trulianto Sinaga.
Batalnya rapat pansus LKPj Bupati
tersebut juga dikecewakan Luhut Sitinjak. Dia berharap agar hal ini
tidak terulang kembali di gedung dewan yang terhormat itu. “Kita juga
memiliki kesibukan masing-masing. Tapi karena ini tugas dan
tanggungjawab, maka harus dilaksanakan,” ujarnya.
Kata Luhut, pembahasan LKPj Bupati
Simalungun oleh pansus menyangkut desentralisasi, tugas umum
pemerintahan, dekonsentrasi dan tugas serta perbantuan dan ditambah
laporan keuangan secara makro.
“Semua materi ini dibahas dalam satu
forum anggota Pansus yang berjumlah 23 orang. Seharusnya anggota Pansus
dibagi menjadi tiga tim dan setiap timnya membahas agenda yang berbeda.
Dengan demikian, akan lebih efektif pembahasannya.
Tapi saat ini masih keseluruhan Pansus.
Jadi, ini akan kita usulkan,” sebut Luhut Sitinjak. Burhanuddin Sinaga
juga meminta kepada rekan-rekan anggota DPRD yang tidak hadir agar
benar-menar komit atas apa yang telah diputuskan, yakni melaksanakan
rapat.
“Kalau seperti ini terus menerus,
bagaiamana kita bisa menyelesaikan rapatnya. Bahkan eksekutifpun tidak
ada saya lihat yang datang,” ujar Burhanuddin Sinaga. Sementara itu,
Sekretaris DPRD Joni Saragih membenarkan, rapat pansus LKPj Bupati
Simalungun TA 2012 tidak jadi dilaksanakan. Pasalnya, sebagian besar
anggota Pansus tidak hadir.
Label:
POLITIKA
15:11

Kerugian yang dialami para warga mencapai ratusan juta rupiah, dan sampai kini masih banyak pihak yang memberikan bantuan kepada mereka.
Pasca Kebakaran di Karang Bangun Korban Butuh Tempat Tinggal

[Foto: Syawal]
Dua hari pasca kebakaran di Kampung Samosir, Dusun V, Nagori Karang Bangun, korban kebakaran mulai membersihkan puing-puing rumahnya dibantu tetangga, Kamis (21/3).
Dua hari pasca kebakaran di Kampung Samosir, Dusun V, Nagori Karang Bangun, korban kebakaran mulai membersihkan puing-puing rumahnya dibantu tetangga, Kamis (21/3).
SIMALUNGUN – Dua hari
pasca terbakarnya 5 unit rumah di Kampung Samosir, Dusun V, Nagori
Karang Bangun, Kecamatan Siantar, korban kebakaran masih tinggal di
tenda darurat. Mereka sangat membutuhkan uluran tangan pemerintah agar
bisa merehab rumahnya walau sederhana.
Para korban yang rumah terbakarnya adalah
Poltak Ambarita (42), Parulian Haloho (46), Rolli br Sinaga (60),
Efendi Sidauruk (54), Kortina br Purba (64). Dengan keorihatinan, kaum
lakilaki masih tidur di tenda yang didirikan masyarakat dan kaum
perempuan mesih tidur menumpang di rumah warga.
Atas peristiwa kebakaran pada Selasa
(19/3) tersebut, pihak kepolisian memasang garis polisi untuk olah
tempat kejadian perkara (TKP). Setelah 2 hari, garis polisi dilepas dan
korban kebakaran mulai membersihkan puing-puing sisa kebakaran dan
mencari benda-benda berharga yang kemungkinan masih terselamatkan.
Pengusaha ketering di Perumnas Batu VI,
Tumpak Silitonga (50) mengaku sengaja datang ke lokasi karena dia merasa
simpati dengan nasib para korban. “Saya sengaja datang dan memberika
sedikit rezeki saya kepada mereka, karena mereka sangat membutuhkan
bantuan khususnya tempat tinggal,” terangnya.
Masih kata Tumpak, dia berharap agar
banyak orang mampu untuk memberikan bantuan kepada korban, dan
pemerintah diharapkan segera mendahulukan proyek bedah rumah kepada
mereka.
Kerugian yang dialami para warga mencapai ratusan juta rupiah, dan sampai kini masih banyak pihak yang memberikan bantuan kepada mereka.
Bantuan berupa sembako, pakaian, dan uang
datang dari berbagai pihak, mulai pengusaha ketering, warga sekitar,
sanak saudara. Warga sekitar juga membuat posko bantuan dan rencananya
akan diadakan sampai sepekan.
“Bila hal ini dibiarkan tersus, kasihan
mereka, karena udara malam sangat dingin. Jadi pemerintah harus segera
membantu para korban,” tambahnya. Informasi dan pantau METRO, bila ada
musibah, biasanya adat di kampung ini, salah satu anggota keluarga yang
kamalangan harus menginap di tenda atau di rumah tersebut.
Terkait adat tersebut, Kepala Dusun Piter
Manik (51) menerangkan, asalan salah satu anggota keluarga harus
menginap, untuk menjaga agar tidak ada pihak luar yang mengambil
sisa-sisa puing, seperti seng, besi dan juga masih ada kemungkinan
benda-benda berharga yang terselamatkan.
“Dan alasan kenapa warga harus menginap,
karena mamang itu kebijakan yang sudah turun temurun dari pendiri
kampung tersebut,” kata Manik. (Copas : MSC)
Label:
INFRASTRUKTUR
08:51
KPU Sumut: Quick Count Bukan Pedoman
Written By GKPS JAMBI on Friday, 8 March 2013 | 08:51
"Quick Count" Berakhir, Ganteng Dinyatakan Menangi Pilkada Sumut
Jakarta -
Sejumlah lembaga survei di Indonesia, lewat hasil hitung cepat (quick
count) menyatakan bahwa pasangan Gatot Pujo Nugroho-Tengku Eri Nuryadi
(Ganteng) memenangi Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Sumatra
Utara.
Berdasarkan hasil hitung Lingkaran Survei Indonesia (LSI), pasangan
Ganteng meraih 32.05 persen. Sementara Effendi Simbolon-Djumiran Abdi
berada di posisi kedua dengan 26,87 persen, dan pasangan Gus Irawan -
Soekirman di posisi ketiga dengan 19.48 persen.
Sementara itu, lembaga survei Indo Barometer juga menyatakan
kemenangan Pilkada Sumut bagi pasangan Ganteng. Di mana pasangan
tersebut meraih 32,9 persen. Di tempat kedua, Effendi Simbolon-Djumiran
Abdi menguntit dengan 23,9 persen, dan pasangan Gus Irawan - Soekirman
di posisi ketiga dengan 21,86 persen.(Beritasatu.com)
KPU Sumut: Quick Count Bukan Pedoman

Kelima
pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut periode 2013-2018
(kiri-kanan), Gus Irawan-Soekirman, Effendi Simbolon-Djumiran Abdi,
Chairuman Harahap-Fadly Nurzal, Amri Tambunan-RE Nainggolan dan Gatot
Pujo Nugroho-Tengku Erry Nuradi, mengikuti Deklarasi Pilkada Damai di
Lapangan Merdeka Medan, Sumut. (sumber: ANTARA FOTO)
Medan -
Komisi Pemilihan Umum Sumatera Utara (KPU Sumut) tidak bisa menjadikan
hasil penghitungan cepat (Quick Count) lembaga survei, sebagai pedoman
dalam menentukan kepastian pemenang pemilihan kepala daerah (Pilkada),
saat digelar, Kamis (7/3) kemarin.
"Kami tetap berpedoman pada hasil penghitungan akhir yang kami laksanakan sebagai penyelenggara. Pemenang pilkada akan diketahui bersasarkan hasil akhir, akan diketahui sekitar tanggal 14 Maret atau 15 Maret," ujar Ketua KPU Sumut, Irham Buana Nasution.
Menurutnya, tidak ada alasan bagi KPU sebagai penyelenggara pilkada untuk menjadikan hasil penghitungan cepat sejumlah lembagai survei itu sebagai referensi hasil penghitungan suara. Sebab, pasangan pemenang pilkada diakui berdasarkan hasil hitungan KPU.
"Kami berharap kepada semua pihak untuk dapat memahami, termasuk pasangan pemenang pilkada versi lembaga survei tersebut, jangan sampai menganggap sebagai pemenang, sebelum keluar hasil penghitungan dari KPU," katanya.
Ketika disinggung tentang partisipasi masyarakat dalam memilih saat pilkada itu digelar, Irham mengakui, jumlah pemilih yang ikut dalam pesta demokrasi tersebut, berkisar 50 persen sampai dengan 60 persen. Angka itu berdasarkan estimasi saja.
"Angka tersebut dapat diketahui setelah selesai hasil penghitungan akhir nanti. Saat itu, akan terungkap partisipasi masyarakat dalam memilih, apakah golongan putih (Golput) lebih banyak ketimbang angka pemenang pasangan pilkada," katanya.
Irham memasrikan, kemerosotan partisipasi masyarakat bukan dipengaruhi faktor pendistribusian formulir C6 yang tidak sampai ke masyarakat. Soalnya, keluhan tersebut sama sekali belum ada diterima penyelenggara pilkada, baik dari elit partai masupun masyarakat. [155]
"Kami tetap berpedoman pada hasil penghitungan akhir yang kami laksanakan sebagai penyelenggara. Pemenang pilkada akan diketahui bersasarkan hasil akhir, akan diketahui sekitar tanggal 14 Maret atau 15 Maret," ujar Ketua KPU Sumut, Irham Buana Nasution.
Menurutnya, tidak ada alasan bagi KPU sebagai penyelenggara pilkada untuk menjadikan hasil penghitungan cepat sejumlah lembagai survei itu sebagai referensi hasil penghitungan suara. Sebab, pasangan pemenang pilkada diakui berdasarkan hasil hitungan KPU.
"Kami berharap kepada semua pihak untuk dapat memahami, termasuk pasangan pemenang pilkada versi lembaga survei tersebut, jangan sampai menganggap sebagai pemenang, sebelum keluar hasil penghitungan dari KPU," katanya.
Ketika disinggung tentang partisipasi masyarakat dalam memilih saat pilkada itu digelar, Irham mengakui, jumlah pemilih yang ikut dalam pesta demokrasi tersebut, berkisar 50 persen sampai dengan 60 persen. Angka itu berdasarkan estimasi saja.
"Angka tersebut dapat diketahui setelah selesai hasil penghitungan akhir nanti. Saat itu, akan terungkap partisipasi masyarakat dalam memilih, apakah golongan putih (Golput) lebih banyak ketimbang angka pemenang pasangan pilkada," katanya.
Irham memasrikan, kemerosotan partisipasi masyarakat bukan dipengaruhi faktor pendistribusian formulir C6 yang tidak sampai ke masyarakat. Soalnya, keluhan tersebut sama sekali belum ada diterima penyelenggara pilkada, baik dari elit partai masupun masyarakat. [155]
Penulis: 155/FER
Sumber:Suara Pembaruan
Label:
POLITIKA
08:39
Hampir
di semua TPS tingkat golongan putih (golput) sangat tinggi. Bahkan, di
beberapa tempat pemungutan suara (TPS) tingkat golpit di atas 50 persen.
Di Kota Siantar misalnya, beberapa petugas KPPS yang ditemui, mengaku
sangat banyak kertas suara yang tidak digunaan oleh pemilik hak suara.
Banyak warga Sumatera Utara yang memutuskan untuk tidak menggunakan hak pilih pada Pilkada Sumut, termasuk yang merantau ke Kota Siantar, karena tidak mendapat libur pada hari pemungutan suara, Kamis (7/3).
TARUTUNG
– Golput atau masyarakat yang tidak mencoblos cukup tinggi di Pemilihan
Gubernus Sumatera Utara, Kamis (7/3). Walau berjalan lancar namun
dinilai kualitas partisipasi masyarakat di Tapanuli Utara jauh menurun,
jika dibandingkan Pemilu lima tahun sebelumnya.
SIMALUNGUN-Sebanyak 48 persen yakni sekira 317.701 orang warga Kabupaten
Simalungun tidak memilih alias Golongan Putih (Golput) dalam Pemilihan
Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu), Kamis (7/3).
Hal ini diketahui bersumber dari data kantor pemenangan Cagubsu pasangan Amri Tambunan- RE Nainggolan di Jalan Asahan KM 3,5 Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun.
Tampak dari data tersebut hanya 302.349 warga yang melakukan pemilihan dalam pilgubsu tersebut atau sama dengan 48%. Namun, dari 48 persen 2475 suara dari pemilih dinyatakan batal. Jadi, suara yang dinyatakan sah sebanyak 299.874 suara.
Adapun yang unggul di Kabupaten Simalungun ini adalah Pasangan No 2, yakni Efendi Simbolon-Jumiran (Esja) yang memperoleh 98.941 suara, pada urutan dua adalah pasangan No 5 Gatot Pujo Nugroho-Tenku Hery (Ganteng) dengan 85.000 suara.
Selanjutnya, pasangan Gus Irawan Pasaribu dan Soekirman (Gusman) dengan 48.657 suara, Amri-Re sebanyak 39.411 suara, dan Chairudman Harahap-Fadly (Charly) sebnyak 27.865 suara.
Golput Pilkada Gubernur Sumut Capai 50 Persen

Perbandingannya, dari rata-rata 400 kertas suara, pemilih hanya
100-an lebih yang menggunakan hak suaranya. Sementara sisanya tidak
menggunakan hak pilihnya alias golput.
Selain ketidak hadiran Bupati dan Sekda, ternyata angka golput di TPS VI, gedung SMA Plus Nagori Sondi Raya, Kecamatan Raya, mencapai 50 persen lebih.
Selain ketidak hadiran Bupati dan Sekda, ternyata angka golput di TPS VI, gedung SMA Plus Nagori Sondi Raya, Kecamatan Raya, mencapai 50 persen lebih.
Dari 504 orang yang terdaftar untuk memilih, hanya 238 orang yang
datang ke TPS. Sehingga yang tidak datang ke TPS sebanyak 266 orang.
Bahkan bukan hanya di TPS VI, TPS disekitarnya juga mengalami hal yang
sama.
Tak Diliburkan Pekerja Pilih Golput
Banyak warga Sumatera Utara yang memutuskan untuk tidak menggunakan hak pilih pada Pilkada Sumut, termasuk yang merantau ke Kota Siantar, karena tidak mendapat libur pada hari pemungutan suara, Kamis (7/3).
”Ya, terpaksa saya golput karena saya tidak libur, padahal ada satu
calon yang saya yakin pantas untuk memimpin Sumut lima tahun ke depan,”
kata Rivay, seorang pekerja di Siantar.
Hal sama dialami seorang karyawan sebuah toko ponsel di Siantar bernama Rini. Dia juga tidak bisa memilih pada Pilgub Sumut.
”Saya tinggal di Stabat dan baru bekerja di sini. Jadi, ya kalau mau
pulang tanggung, Bang. Jadi saya memilih untuk kerja aja. Siapa yang
terpilih nanti itulah yang terbaik untuk Sumut lima tahun ke depan,”
ujarnya.
Seharusnya, kata Rini, pemerintah membuat suatu kebijakan agar
masyarakat perantauan bisa ikut memilih walau dia tidak berada di kota
tempat dia berdomisili.
”Kalau kebijakan itu ada, pasti tidak ada yang golput dalam Pilgub
Sumut ini. Jadi, ke depannya, dalam pesta demokrasi diharapkan
pemerintah memikirkan untuk membuat kebijakan ini,” katanya.
Golput 43 Persen di Tarutung
”Hal ini dilihat dari sepinya TPS (tempat pemungutan suara) sejak
pagi hingga siang. Pengolahan data di lapangan Golput mencapai 43 persen
atau tingkat partisipasi pemilih hanya 57 persen,” kata Ketua KPUD
Taput Lamtagon Manalu, Kamis (7/3).
KPU mensinyalir, rendahnya minat masyarakat untuk memilih pada pemilu kali ini karena kurang dikenalnya figur-figur calon. “Berdasarkan data yang kita terima dari Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS), hanya 57 persen masyarakat yang menggunakan hak pilihnya.
Selebihnya, masyarakat memilih golput. Dengan arti, dari 205.746 pemilih yang terdaftar di DPT hanya 104.873 yang menggunakan hak pilih,” jelas Lamtagon. Minimnya masyarakat yang menggunakan hak suara, menurut Lamtagon disebabkan tiga hal.
Yakni, banyaknya warga yang terdata tinggal di luar daerah, masyarkat kurang kenal dengan figure calon dan masyarakat tidak mau tahu (apatis) dikarenakan figur calon yang tidak menarik.
Akan tetapi saat ditanya berapa banyak jumlah masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya, Lamtagon belum dapat merincinya.
“Saat ini kita masih kumpulkan suara dari PPK, beberapa hari ke depan baru bisa diketahui secara jelas, namun dari laporan dari KPPS kehadiran pemilih hanya sebatas 57 persen,” tandasnya.
Dia menepis tudingan bahwa upaya sosialisasi yang dilakukan KPU kurang. Menurut dia, berbagai cara dan upaya terbaik telah dilakukan pihaknya agar tingkat partisipasi pemilih tinggi.
“Siapa bilang sosialisasi minim, kami sudah melakukan sosialisasi pilkada ini hampir ke seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, sosialisasi juga dilaksanakan melalui pemasangan spanduk di sejumlah lokasi strategis. Bahkan seluruh masyarakat yang masuk dalam DPT telah mendapat undangan,” ucapnya.
Pantauan METRO di beberapa TPS di Kecamatan Tarutung, tingkat partisipasi rendah pemilih sangat jelas. Di TPS IV Kelurahan Hutatoruan X, misalnya.
Pemilik suara yang menggunakan hak pilihnya hanya 284 orang dari 535 pemilih sesuai salinan DPT. Berbagai TPS-TPS yang berada di pusat Tarutung itu juga tampak lengang.
Pemilih di TPS-TPS yang berada di inti kota itu umumnya tidak begitu antusias menyambut hari pemilihan gubernur yang akan memimpin Sumut 2013-2018.
Masyarakat sepertinya sudah apatis terhadap pemilihan-pemilihan apa pun namanya
Netti (32) salah seorang warga Tarutung secara terang-terangan mengaku tidak mau tahu perihal pemilihan tersebut.
“Saya datang ke TPS ini karena diajak suami. Jujur saja, saya tidak begitu peduli siapa yang menjadi pemenang di pemilihan ini,” tandasnya. Sebab, kata Netti, setelah melihat kampanye yang dimulai 18 Februari hingga 3 Maret lalu, kelima pasangan calon tersebut tidak memiliki keistimewaan khusus.
“Sejak kampanye itu, saya melihat kelimanya gagal menarik daya tarik publik. Inilah yang membuat saya malas datang ke TPS,” tandasnya.
KPU mensinyalir, rendahnya minat masyarakat untuk memilih pada pemilu kali ini karena kurang dikenalnya figur-figur calon. “Berdasarkan data yang kita terima dari Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS), hanya 57 persen masyarakat yang menggunakan hak pilihnya.
Selebihnya, masyarakat memilih golput. Dengan arti, dari 205.746 pemilih yang terdaftar di DPT hanya 104.873 yang menggunakan hak pilih,” jelas Lamtagon. Minimnya masyarakat yang menggunakan hak suara, menurut Lamtagon disebabkan tiga hal.
Yakni, banyaknya warga yang terdata tinggal di luar daerah, masyarkat kurang kenal dengan figure calon dan masyarakat tidak mau tahu (apatis) dikarenakan figur calon yang tidak menarik.
Akan tetapi saat ditanya berapa banyak jumlah masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya, Lamtagon belum dapat merincinya.
“Saat ini kita masih kumpulkan suara dari PPK, beberapa hari ke depan baru bisa diketahui secara jelas, namun dari laporan dari KPPS kehadiran pemilih hanya sebatas 57 persen,” tandasnya.
Dia menepis tudingan bahwa upaya sosialisasi yang dilakukan KPU kurang. Menurut dia, berbagai cara dan upaya terbaik telah dilakukan pihaknya agar tingkat partisipasi pemilih tinggi.
“Siapa bilang sosialisasi minim, kami sudah melakukan sosialisasi pilkada ini hampir ke seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, sosialisasi juga dilaksanakan melalui pemasangan spanduk di sejumlah lokasi strategis. Bahkan seluruh masyarakat yang masuk dalam DPT telah mendapat undangan,” ucapnya.
Pantauan METRO di beberapa TPS di Kecamatan Tarutung, tingkat partisipasi rendah pemilih sangat jelas. Di TPS IV Kelurahan Hutatoruan X, misalnya.
Pemilik suara yang menggunakan hak pilihnya hanya 284 orang dari 535 pemilih sesuai salinan DPT. Berbagai TPS-TPS yang berada di pusat Tarutung itu juga tampak lengang.
Pemilih di TPS-TPS yang berada di inti kota itu umumnya tidak begitu antusias menyambut hari pemilihan gubernur yang akan memimpin Sumut 2013-2018.
Masyarakat sepertinya sudah apatis terhadap pemilihan-pemilihan apa pun namanya
Netti (32) salah seorang warga Tarutung secara terang-terangan mengaku tidak mau tahu perihal pemilihan tersebut.
“Saya datang ke TPS ini karena diajak suami. Jujur saja, saya tidak begitu peduli siapa yang menjadi pemenang di pemilihan ini,” tandasnya. Sebab, kata Netti, setelah melihat kampanye yang dimulai 18 Februari hingga 3 Maret lalu, kelima pasangan calon tersebut tidak memiliki keistimewaan khusus.
“Sejak kampanye itu, saya melihat kelimanya gagal menarik daya tarik publik. Inilah yang membuat saya malas datang ke TPS,” tandasnya.
52% Warga Di Simalungun Golput
Hal ini diketahui bersumber dari data kantor pemenangan Cagubsu pasangan Amri Tambunan- RE Nainggolan di Jalan Asahan KM 3,5 Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun.
Tampak dari data tersebut hanya 302.349 warga yang melakukan pemilihan dalam pilgubsu tersebut atau sama dengan 48%. Namun, dari 48 persen 2475 suara dari pemilih dinyatakan batal. Jadi, suara yang dinyatakan sah sebanyak 299.874 suara.
Adapun yang unggul di Kabupaten Simalungun ini adalah Pasangan No 2, yakni Efendi Simbolon-Jumiran (Esja) yang memperoleh 98.941 suara, pada urutan dua adalah pasangan No 5 Gatot Pujo Nugroho-Tenku Hery (Ganteng) dengan 85.000 suara.
Selanjutnya, pasangan Gus Irawan Pasaribu dan Soekirman (Gusman) dengan 48.657 suara, Amri-Re sebanyak 39.411 suara, dan Chairudman Harahap-Fadly (Charly) sebnyak 27.865 suara.
60 Persen Warga Golput di Tanjung Balai
Minat masyarakat
pada pelaksanaan Pilgubsu digelar, Kamis (7/3) cukup minim. Menurut data
yang diperoleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD), warga yang
menggunakan hak pilih hanya 40 persen, sementara 60 persen warga memilih
tidak menggunakan hak pilihnya (golput).
Ketua KPUD Tanjungbalai Drs Firmansyah
mengataka,n untuk sementara hasil perolehan suara sementara di lapangan
pasangan nomor urut 5 Gatot Pujo Nugroho yang berpasangan dengan Tengku
Erry Nuradi unggul di setiap TPS.
Firmansyah menambahkan, dari data yang
diperoleh KPUD, minat masyarakat pada Pilgubsu tahun ini sangat minim.
Ada indikasi minimnya minat masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya
karena sudah bosan dan jenuh dengan janji-janji politik. Lanjut Firman
Jumlah pemilih di Tanjungbalai 1011.966 jiwa. (Berbagai Sumber)
Label:
POLITIKA
08:31
Di tempat yang sama, ternyata Sekda Simalungun Gidion Purba beserta istrinya Ruth Adeleide Sormin juga satu TPS dengan Bupati Simalungun. Namun Gidion dan istrinya juga tidak datang ke TPS untuk memilih.
Pasangan
No 2 Efendi Simbolon-Jumiran (Esja) Unggul di Kabupaten Simalungun
dengan memperoleh 98.941 suara, pada urutan dua adalah pasangan No 5
Gatot Pujo Nugroho-Tenku Hery (Ganteng) dengan 85.000 suara pada Pemilukada Gubernur Sumut, Kamis 7 Maret 2013.
Bupati dan Sekda Simalungun Golput
Bupati Simalungun JR Saragih
SIMALUNGUN – Bupati Simalungun JR Saragih dan Sekda
Gidion Purba tidak memilih alias Golput (golongan Putih) dalam Pilgubsu
di TPS-nya. JR Saragih terdaftar di TPS VI gedung SMA Plus Nagori Sondi
Raya, Kecamatan Raya. Namun hingga pukul 13.00 WIB, JR Saragih tak
kunjung datang.
“Tidak ada surat keluar dikeluarkan dalam hal permindahan tempat
untuk memilih,” ujar petugas PPS Jan Sunardi. Dia juga mengaku tidak
mengetahui kenapa Bupati Simalungun JR Saragih tidak datang ke TPS VI.
Hingga saat ini belum ada keterangan dari JR Saragih apa alasannya
tidak datang ke TPS-nya untuk memilih ataupun apakah menggunakan
suaranya di TPS lain. Ketika dihubungi melalui Bagian Infokom Pemkab
Simalungun untuk menanyakan keberadaan Bupati Simalungun, teleponnya
tidak diangkat.
Sekda dan Istri Juga Tak Datang
Di tempat yang sama, ternyata Sekda Simalungun Gidion Purba beserta istrinya Ruth Adeleide Sormin juga satu TPS dengan Bupati Simalungun. Namun Gidion dan istrinya juga tidak datang ke TPS untuk memilih.
Ketika anggota Panwas Simalungun Adil Saragih datang ke TPS VI,
mengaku heran kenapa Bupati dan Sekda tidak datang ke TPS untuk memilih.
Menurutnya soal memilih atau tidak memilih merupakan hak seseorang.
Saat ditanya apakah, JR Saragih dan Sekda Simalungun kemungkinan
memilih di TPS lain, Adil mengaku tidak mengetahui. “Kalaupun dia
memilih di TPS lain, kan harus ada surat pindah dari petugas PPS TPS
asal. Tapi saya tanya tadi, katanya tidak ada surat dikeluarkan soal
perpindahan pemilihan,” kata Adil.
Pasangan No 2 Efendi Simbolon-Jumiran (Esja) Unggul di Kabupaten Simalungun
Pasangan
No 2 Efendi Simbolon-Jumiran (Esja) Unggul di Kabupaten Simalungun
dengan memperoleh 98.941 suara, pada urutan dua adalah pasangan No 5
Gatot Pujo Nugroho-Tenku Hery (Ganteng) dengan 85.000 suara pada Pemilukada Gubernur Sumut, Kamis 7 Maret 2013.
Selanjutnya, pasangan Gus Irawan Pasaribu dan Soekirman (Gusman) dengan
48.657 suara, Amri-Re sebanyak 39.411 suara, dan Chairudman
Harahap-Fadly (Charly) sebnyak 27.865 suara. (Copas MSC)
Label:
POLITIKA
21:16
Selamat Jalan Mr. Djariaman Damanik
Written By GKPS JAMBI on Monday, 4 March 2013 | 21:16
Riwayat Hidup Mr. Djariaman Damanik (1920 - 2013)
![]() |
Mr. Djariaman Damanik. Foto FB KJS |
WE MISS U...
Riwayat Hidup Mr. Djariaman Damanik
Lahir 19 November 1920 di pamatang sidamanik. Putra dari pasangan Tuan Ramahadin Damanik (Raja Harajaon Sidamanik) dengan Puang Inim br. Saragih Turnip (puteri Panghulu Gortak Simpang Raya ), Anak Sulung dari 12 bersaudara.
- 1928 - Pada usia 7 tahun belajar di Zendings School (pamatang sidamanik), sekolah yang didirikan oleh RMG atas rekomendasi kakek nya, Tuan Riahata Damanik (Pemangku Harajaon Siattar).Kemudian masuk Hollands Inlandse School (HIS) pematang siantar jl. simarito dengan sistem asrama di Internaat voor Hoofden Zonen (asrama untuk anak raja dan pemuka simalungun)
1936 -melanjutkan sekolah di Hogere Burger Scholl (HBS) Medan selama 5 tahun, pernah mondok di rumah Mevr. Freichmann di jl. Padang Bulan bersama puta putri RAJA BANDAR, Tuan Rafii Damanik, Salimah Damanik, Satia Damanik, Bunga Damanik, bergabung anak Raja Dolok Silou, Tuan Bandaralam Purba Tambak, T. Omsyah Sinaga putera Tanah Djawa sehingga mempelajari tata krama barat, kemudian melanjutkan latihan ketentaraan Jepang di Bengkulu. Di sini, ia digembleng disiplin ala Jepang seperti baris berbaris, mengurus asrama, bercocok tanam serta disiapkan kelak menjadi komando (Taicho) untuk strategi perang gerilya dan diangkat menjadi pelatih.
Pada tahun 1944 ditugaskan kembali ke daerah dan melapor kepada Bun Syu Cho (bupati) Simalungun lalu mendapat pelatihan ketentaraan kembali di Gunung Rintih serta melatih pemuda desa di sepanjang pantai Cermin, Labuhan Deli sepanjang pantai sumatera timur.
1945 - MENDIRIKAN PESINDO di pamatang sidamanik bersama pemuda setempat dan Ketua Tani pada masa peralihan kemerdekaan, setahun kemudian bertunangan dengan Martha br. Saragih Sidauruk (dari Silampuyang), putri dari partuanon Banggal di Harajaon Siattar, sesuai tradisi menjadi Puang Bolon.
Ia mengalami dan menyaksikan peristiwa mencekam REVOLUSI SOSIAL'46 yang memiliki sasaran berusaha menghapuskan sistem feodalisme dengan melenyapkan sistem raja raja dengan cara yang sangat keji. Setelah mendengar berita penculikan Raja Panei dan keluarga serta penjarahan, ayah nya memboyong keluarga untuk menghindari hal yang sama dengan bergabung bersama pemuka simalungun lain (Tuan Bisara Sinaga, Tuan Jansen Saragih, Tuan Baja Purba, Tuan Dolog Batu Nanggar, Tuan Raya Kahean, Tuan Jorlang Hataran) di pamatang siantar. Pada tanggal 5 Maret 1946, mereka mendengar berita bahwa Tuan Kaduk Garingging telah di bunuh di jembatan Huta Iling.
Pada bulan yang sama, Opsir Menengah Yoshida menyarankan agar ia beranjak ke Tapanuli, karena ada beberapa rombongan gerakan dari Panei yang masih mencari Raja Muda Sidamanik. Ia bergabung dengan ketentaraan di sana, masuk menjadi anggota PNI di Tarutung dan menjadi staf di KOMANDO RESIMEN II di bawah pimpinan Jansen Siahaan.
Setelah mengalami pergolakan pasca kemerdekaan yaitu Agresi Militer, pembentukan Negara Sumatera timur, keberadaan pasukan Blauw Pijpers, saling mencurigai, perebutan kekuasaan, dan perpecahan dalam pasukan TKR dan eks laskar, usai, ia kembali ke Pamatang Siantar dan menikah dengan Martha br. Sidauruk (1949)
Djariaman Damanik melanjutkan studi ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia, tinggal dalam asrama serta bekerja di perpustakaan sebagai "part timer student" untuk menambah biaya hidup. Pada tahun 1954 menyelesaikan studi dengan gelar "Meester in de rechten" (Mr). 1956 berkarir menjadi Hakim di Pengadilan Negeri Medan dan menjadi Ketua Pengadilan Negeri Binjai pada tahun 1959. Tahun 1963 diangkat menjadi Hakim Tinggi Pengadilan Negeri Medan dan mengikuti pendidikan hukum (post graduate) selama 2 tahun di Cambridge University, London, Inggris.
Mengikuti pendidikan yang diselenggarakan PBB selama 4 bulan di Tokyo bersama delegasi dari negara Asia Pasific (India, Pakistan, Bangladesh, Malaysia, Singapura, Thailan, Korea Selatan dll) dan meraih predikat terbaik kedua.
1967 menjadi Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan
1972 diangkat menjadi Ketua Pengadilan Tinggi Denpasar Bali
1972-1980 Dosen Luar Biasa di Fakultas Hukum Udayana Bali
1983 Rektor Universitas Simalungun
Berkaitan dengan upaya memajukan budaya simalungun, Mr. Djariaman menggagas seminar bersama COSMAS Batubara, JOOP AVE, A. TAHIR di USI, salah satu hasilnya adalah inventasisasi legenda yang berhubungan dengan falsafah Habonaron Do Bona seperti cerita si JONAHA, HUDA SI TAJUR, SI PANOKTOK HITEI, AMBOU SIANTAR yang menjadi PUTERI ULAR.
Ia tidak pernah pensiun, selalu berusaha berkiprah dalam pelbagai bidang kemasyarakan untuk memajukan Simalungun. (KJS) -
sumber : Buku 80 Tahun Mr. Djariaman Damanik, Penerbit IKAPI Jakarta, 2000
Foto : Orasi Kebudayaan, ULTAH MUSEUM SIMALUNGUN, 2011 - KJS
Riwayat Hidup Mr. Djariaman Damanik
Lahir 19 November 1920 di pamatang sidamanik. Putra dari pasangan Tuan Ramahadin Damanik (Raja Harajaon Sidamanik) dengan Puang Inim br. Saragih Turnip (puteri Panghulu Gortak Simpang Raya ), Anak Sulung dari 12 bersaudara.
- 1928 - Pada usia 7 tahun belajar di Zendings School (pamatang sidamanik), sekolah yang didirikan oleh RMG atas rekomendasi kakek nya, Tuan Riahata Damanik (Pemangku Harajaon Siattar).Kemudian masuk Hollands Inlandse School (HIS) pematang siantar jl. simarito dengan sistem asrama di Internaat voor Hoofden Zonen (asrama untuk anak raja dan pemuka simalungun)
1936 -melanjutkan sekolah di Hogere Burger Scholl (HBS) Medan selama 5 tahun, pernah mondok di rumah Mevr. Freichmann di jl. Padang Bulan bersama puta putri RAJA BANDAR, Tuan Rafii Damanik, Salimah Damanik, Satia Damanik, Bunga Damanik, bergabung anak Raja Dolok Silou, Tuan Bandaralam Purba Tambak, T. Omsyah Sinaga putera Tanah Djawa sehingga mempelajari tata krama barat, kemudian melanjutkan latihan ketentaraan Jepang di Bengkulu. Di sini, ia digembleng disiplin ala Jepang seperti baris berbaris, mengurus asrama, bercocok tanam serta disiapkan kelak menjadi komando (Taicho) untuk strategi perang gerilya dan diangkat menjadi pelatih.
Pada tahun 1944 ditugaskan kembali ke daerah dan melapor kepada Bun Syu Cho (bupati) Simalungun lalu mendapat pelatihan ketentaraan kembali di Gunung Rintih serta melatih pemuda desa di sepanjang pantai Cermin, Labuhan Deli sepanjang pantai sumatera timur.
1945 - MENDIRIKAN PESINDO di pamatang sidamanik bersama pemuda setempat dan Ketua Tani pada masa peralihan kemerdekaan, setahun kemudian bertunangan dengan Martha br. Saragih Sidauruk (dari Silampuyang), putri dari partuanon Banggal di Harajaon Siattar, sesuai tradisi menjadi Puang Bolon.
Ia mengalami dan menyaksikan peristiwa mencekam REVOLUSI SOSIAL'46 yang memiliki sasaran berusaha menghapuskan sistem feodalisme dengan melenyapkan sistem raja raja dengan cara yang sangat keji. Setelah mendengar berita penculikan Raja Panei dan keluarga serta penjarahan, ayah nya memboyong keluarga untuk menghindari hal yang sama dengan bergabung bersama pemuka simalungun lain (Tuan Bisara Sinaga, Tuan Jansen Saragih, Tuan Baja Purba, Tuan Dolog Batu Nanggar, Tuan Raya Kahean, Tuan Jorlang Hataran) di pamatang siantar. Pada tanggal 5 Maret 1946, mereka mendengar berita bahwa Tuan Kaduk Garingging telah di bunuh di jembatan Huta Iling.
Pada bulan yang sama, Opsir Menengah Yoshida menyarankan agar ia beranjak ke Tapanuli, karena ada beberapa rombongan gerakan dari Panei yang masih mencari Raja Muda Sidamanik. Ia bergabung dengan ketentaraan di sana, masuk menjadi anggota PNI di Tarutung dan menjadi staf di KOMANDO RESIMEN II di bawah pimpinan Jansen Siahaan.
Setelah mengalami pergolakan pasca kemerdekaan yaitu Agresi Militer, pembentukan Negara Sumatera timur, keberadaan pasukan Blauw Pijpers, saling mencurigai, perebutan kekuasaan, dan perpecahan dalam pasukan TKR dan eks laskar, usai, ia kembali ke Pamatang Siantar dan menikah dengan Martha br. Sidauruk (1949)
Djariaman Damanik melanjutkan studi ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia, tinggal dalam asrama serta bekerja di perpustakaan sebagai "part timer student" untuk menambah biaya hidup. Pada tahun 1954 menyelesaikan studi dengan gelar "Meester in de rechten" (Mr). 1956 berkarir menjadi Hakim di Pengadilan Negeri Medan dan menjadi Ketua Pengadilan Negeri Binjai pada tahun 1959. Tahun 1963 diangkat menjadi Hakim Tinggi Pengadilan Negeri Medan dan mengikuti pendidikan hukum (post graduate) selama 2 tahun di Cambridge University, London, Inggris.
Mengikuti pendidikan yang diselenggarakan PBB selama 4 bulan di Tokyo bersama delegasi dari negara Asia Pasific (India, Pakistan, Bangladesh, Malaysia, Singapura, Thailan, Korea Selatan dll) dan meraih predikat terbaik kedua.
1967 menjadi Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan
1972 diangkat menjadi Ketua Pengadilan Tinggi Denpasar Bali
1972-1980 Dosen Luar Biasa di Fakultas Hukum Udayana Bali
1983 Rektor Universitas Simalungun
Berkaitan dengan upaya memajukan budaya simalungun, Mr. Djariaman menggagas seminar bersama COSMAS Batubara, JOOP AVE, A. TAHIR di USI, salah satu hasilnya adalah inventasisasi legenda yang berhubungan dengan falsafah Habonaron Do Bona seperti cerita si JONAHA, HUDA SI TAJUR, SI PANOKTOK HITEI, AMBOU SIANTAR yang menjadi PUTERI ULAR.
Ia tidak pernah pensiun, selalu berusaha berkiprah dalam pelbagai bidang kemasyarakan untuk memajukan Simalungun. (KJS) -
sumber : Buku 80 Tahun Mr. Djariaman Damanik, Penerbit IKAPI Jakarta, 2000
Foto : Orasi Kebudayaan, ULTAH MUSEUM SIMALUNGUN, 2011 - KJS
******************
KITA KEHILANGAN TOKOH DENGAN ENERGI BESAR UNTUK SIMALUNGUN.
Tadi sore telah kami terima berita duka cita, telah berpulang ke rumah Tuhan, Opung Mr. Djariaman Damanik (93 tahun) di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta. Haru dan separuh semangat seketika serasa hilang. Komunitas Jejak Simaloengoen kehilangan salah satu budayawan dengan energi besar yang selalu memberi dukungan dan tak berhenti memberikan pengharapan akan cita kepada kita kaum muda, motivasi yang kuat mendalam untuk terus bekerja dan berkarya apa pun hambatan, rintangan dan kesulitan untuk mencapai nya.
"FIGHT TILL THE END FOR SIMALUNGUN" ucapnya kepada kami sore hari usai latihan drama untuk pementasan Panakboru Anggarainim Damanik November tahun lalu (2012).
Selamat jalan, Opung Mr. Djariaman Damanik. Kita akan bersama bergandengan tangan dalam luas nya samudera kehidupan. Terima kasih atas spirit yang penah di berikan serta petuah petuah rahasia tentang simalungun. Kami akan terus menjaga dan mengawal simalungun. "FIGHT TILL THE END", Salam Cinta .
Foto : Opung Mr. Djariaman Damanik (93 tahun) duduk bersama penasehat KJS saat merayakan ULTAH MUSEUM SIMALUNGUN 2011 bersama Komunitasjejak Simaloengoen.
— bersama Sarmedi Purba.Tadi sore telah kami terima berita duka cita, telah berpulang ke rumah Tuhan, Opung Mr. Djariaman Damanik (93 tahun) di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta. Haru dan separuh semangat seketika serasa hilang. Komunitas Jejak Simaloengoen kehilangan salah satu budayawan dengan energi besar yang selalu memberi dukungan dan tak berhenti memberikan pengharapan akan cita kepada kita kaum muda, motivasi yang kuat mendalam untuk terus bekerja dan berkarya apa pun hambatan, rintangan dan kesulitan untuk mencapai nya.
"FIGHT TILL THE END FOR SIMALUNGUN" ucapnya kepada kami sore hari usai latihan drama untuk pementasan Panakboru Anggarainim Damanik November tahun lalu (2012).
Selamat jalan, Opung Mr. Djariaman Damanik. Kita akan bersama bergandengan tangan dalam luas nya samudera kehidupan. Terima kasih atas spirit yang penah di berikan serta petuah petuah rahasia tentang simalungun. Kami akan terus menjaga dan mengawal simalungun. "FIGHT TILL THE END", Salam Cinta .
Foto : Opung Mr. Djariaman Damanik (93 tahun) duduk bersama penasehat KJS saat merayakan ULTAH MUSEUM SIMALUNGUN 2011 bersama Komunitasjejak Simaloengoen.
*******************
"Reinkarnasi
budaya" ucap nya dalam orasi kebudayaan, meyakinkan generasi muda agar
tak berhenti melangkah. "WE LOVE U, Opung " malu kami jika masih muda
memiliki waktu dan tenaga bila tidak berbuat apa apa untuk simalungun.
Tunas bangsa akan terus tumbuh, Opung. Kami akan terus bekerja.
Selamat jalan Intelektual Besar Simalungun ....In memoriam Mr. Djariaman
Damanik....kenangan bersama mu tak kan kami lupakan, Rest In Peace...
Label:
SENIMAN
08:24
Kecelakaan yang menewaskan 7 siswi SMA Kota Siantar di kawasan Pondok Bulu, Kecamatan Dolog Panribuan, Simalungun, Kamis (28/2) petang itu dinilai membuat Siantar berduka. Walikota beserta rombongan, Jumat pagi (1/3) sekitar pukul 08.00 WIB, langsung turun melayat ke 6 rumah duka, siswa calon anggota pasukan pengibar bendera (paskibra) asal Siantar itu.
Walikota melayat dimulai dari rumah duka keluarga Nabila di Karang Sari Permai, selanjutnya melayat ke rumah keluarga Junaidah Lubis jalan Kiyai 1, berukutnya ke rumah keluarga duka Ananda Anisah Roza, Jalan SM Raja Gang Mutaqin dan rumah keluarga duka Gusty Ayu Anggraeni yang mana korban keempat ini adalah Siswi SMA 4 Siantar.
Setelah mengunjungi 4 rumah keluarga yang berduka, Walikota Siantar melanjutkan perjalannannya mengunjungi rumah keluarga Okpri Br Simalango dan Masniari Br Panggabean Keduanya siswi SMAN 1 Siantar.
Dalam kunjungan tersebut, Walikota bersama rombongan menyapa dan menyalami keluarga yang berduka. Seraya menyampaikan kepada keluarga korban kecelakaan bus tersebut agar sabar dan tabah menghadapi cobaan ini.
“Ini semua cobaan dan kehendak dari Tuhan Yang Maha Esa. Nggak ada yang ingin seperti ini terjadi, kita manusia tidak bisa menolak takdir,” ujar Walikota yang terlihat meneteskan air mata setiap mengunjungi rumah keluarga.
Selain itu, Walikota menyampaikan, anak-anak yang telah dipanggil ini adalah anak-anak yang terbaik di sekolah masing-masing, karena anak-anak ini adalah anak yang terpilih menjadi anggota pasukan pengibar bendera (paskibra) asal Siantar.
“Namun apa daya, Tuhan mengkehendaki anak-anak kita ini lebih dulu menghadap kepada-Nya. Untuk itu, saya mengharapkan kepada keluarga yang ditinggalkan agar terus mendoakan anak kita ini, kami juga akan terus berdoa agar anak kita dapat diterima dan ditempatkan di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
Kepada warga Kota Siantar mari kita bersama-sama berdoa untuk anak- anak kita ini,” ajak Walikota.
“Setelah itu aku pergi lagi ke Tanah Jawa tempat family untuk berkusuk. Saat itu keluarga sudah menyuruh supaya cepat pergi ke kantor polisi. Tapi saya masih merasa kesakitan,” aku warga Jalan Bah Biak, Kelurahan Sigulang-gulang, Kecamatan Siantar Utara ini.
Saat ditanya berapa sebenarnya jumlah penumpang dalam bus tersebut, Kapolres Simalungun AKBP Andi S Taufik SIK mengatakan, belum ada pihak yang bisa memastikan berapa jumah penumpang yang terjun tersebut.
“Kita sudah melayat dan memberikan sedikit kata penghiburan kepada keluarga yang ditinggalkan.
Kata Kadisdik, pihaknya telah menyampaikan pesan yang menguatkan kepada keluarga yang ditinggalkan.
Tragedi Maut di Aek Napogos Nagori Pondok Bulu, Kecamatan Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun
Walikota Siantar Melayat ke Rumah Duka
Walikota Siantar Hulman Sitorus SE didampingi Wakil Walikota Drs Koni Ismail Siregar dan Sekda Donver Panggabean, serta seluruh SKPD, asisten, Kadis, kaban, kakan, kabag, camat dan lurah melayat ke rumah duka korban kecelakaan maut.Kecelakaan yang menewaskan 7 siswi SMA Kota Siantar di kawasan Pondok Bulu, Kecamatan Dolog Panribuan, Simalungun, Kamis (28/2) petang itu dinilai membuat Siantar berduka. Walikota beserta rombongan, Jumat pagi (1/3) sekitar pukul 08.00 WIB, langsung turun melayat ke 6 rumah duka, siswa calon anggota pasukan pengibar bendera (paskibra) asal Siantar itu.
Walikota melayat dimulai dari rumah duka keluarga Nabila di Karang Sari Permai, selanjutnya melayat ke rumah keluarga Junaidah Lubis jalan Kiyai 1, berukutnya ke rumah keluarga duka Ananda Anisah Roza, Jalan SM Raja Gang Mutaqin dan rumah keluarga duka Gusty Ayu Anggraeni yang mana korban keempat ini adalah Siswi SMA 4 Siantar.
Setelah mengunjungi 4 rumah keluarga yang berduka, Walikota Siantar melanjutkan perjalannannya mengunjungi rumah keluarga Okpri Br Simalango dan Masniari Br Panggabean Keduanya siswi SMAN 1 Siantar.
Dalam kunjungan tersebut, Walikota bersama rombongan menyapa dan menyalami keluarga yang berduka. Seraya menyampaikan kepada keluarga korban kecelakaan bus tersebut agar sabar dan tabah menghadapi cobaan ini.
“Ini semua cobaan dan kehendak dari Tuhan Yang Maha Esa. Nggak ada yang ingin seperti ini terjadi, kita manusia tidak bisa menolak takdir,” ujar Walikota yang terlihat meneteskan air mata setiap mengunjungi rumah keluarga.
Selain itu, Walikota menyampaikan, anak-anak yang telah dipanggil ini adalah anak-anak yang terbaik di sekolah masing-masing, karena anak-anak ini adalah anak yang terpilih menjadi anggota pasukan pengibar bendera (paskibra) asal Siantar.
“Namun apa daya, Tuhan mengkehendaki anak-anak kita ini lebih dulu menghadap kepada-Nya. Untuk itu, saya mengharapkan kepada keluarga yang ditinggalkan agar terus mendoakan anak kita ini, kami juga akan terus berdoa agar anak kita dapat diterima dan ditempatkan di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
Kepada warga Kota Siantar mari kita bersama-sama berdoa untuk anak- anak kita ini,” ajak Walikota.
Dikabarkan Tewas, Ternyata Supir Masih Hidup
SIMALUNGUN – Supir bus
Koperasi Diori BB 7663 EA yang masuk jurang ternyata masih hidup. Supir
bernama Tellen Simangunsong (50) itu ditangkap, Jumat (1/3) pukul 14.00
WIB di Jalan Umum Tanah Jawa. Sebelumnya sempat tersiar kabar bahwa
salah satu korban yang tewas, Humisar Marpaung, disebut sebagai supir.
“Setelah kejadian kemarin, kita mendapat
informasi dan melakukan pemeriksaan terhadap saksi. Disebutkan bahwa
Humisar Marpaung yang korban tewas bukanlah supir. Itu sebabnya kita
melakukan penyelidikan,” ujar Kapolres Simalungun AKBP Andi S Taufik.
Dari hasil penyelidikan polisi, Tellen
Simangunsong sedang di perjalanan dari Tanah Jawa menuju Siantar. Pihak
kepolisian langsung melakukan pengamanan tepatnya di wilayah Marihat,
Kecamatan Siantar. Dia langsung digiring ke kantor Lantas Polres
Simalungun Jalan Asahan.
Kapolres menambahkan, dalam bus tersebut
Tellen Simangunsong merupakan supir, sementara Humisar Marpaung hanya
rekannya dan posisinya duduk berada di tengah. Namun saat kejadian,
Humisar Marpaung ditemukan tewas di lokasi, sementara Tellen
Simangunsong tidak berada di lokasi.
“Tellen Simangusong masih dalam
perawatan karena mengalami luka-luka. Namun tidak tergolong berat. Atas
kelalaiannya, Tellen dijerat pasal 310 ayat 4 Jo pasal 106 ayat 1 nomor
22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan dengan ancaman
hukuman penjara 6 tahun,” tegas Kapolres.
Tellen Simangunsong saat ditemui METRO
dalam kondisi masih diinfus mengakui bahwa dia adalah supir sebenarnya.
Humisar Marpaung hanya rekannya saja yang ikut dari Siantar. “Semalam
aku sudah melarangnya untuk ikut. Tapi dia terus memaksa dan datang ke
terminal,” kata Tellen terbata-bata.
Tellen menceritakan, mereka berangkat
dari Siantar sekitar pukul 16.00 WIB, cuaca sedang gerimis. Di
perjalanan, kondisi perseneling masih bagus termasuk remnya. Ketika
berada di TKP yang jalannya menurun dan tikungan, perseneling di posisi
2, dia berusaha menggantikan ke posisi 1, namun tidak berhasil. Justru
perseneling beralih ke posisi netral sehingga menambah kecepatan saat
turunan.
Atas kondisi tersebut, pria 4 orang anak
ini mengaku gagap dan binggung mengendalikan mobilnya. Selanjutnya bus
itu menabrak tembok jembatan hingga terjun ke jurang dan masuk ke
sungai. Dia menceritakan, saat itu dia hanya berusaha sekuat tenaga
untuk menyelamatkan diri. Setelah berhasil, dia berjalan menyusuri jalur
sungai, karena tidak mampu lagi menyelamatkan para pelajar yang
terjebak dalam bus.
Setelah berhasil menemukan jalan besar,
Tellen menumpang bus menuju Siantar dan pergi ke bidan di Siantar, untuk
mendapatkan perawatan atas luka-luka di bagian kaki dagu dan tangannya.
“Setelah itu aku pergi lagi ke Tanah Jawa tempat family untuk berkusuk. Saat itu keluarga sudah menyuruh supaya cepat pergi ke kantor polisi. Tapi saya masih merasa kesakitan,” aku warga Jalan Bah Biak, Kelurahan Sigulang-gulang, Kecamatan Siantar Utara ini.
Tellen menjelaskan, bus Koperasi Diori
itu keluaran tahun 1990 dan merupakan miliknya. Akan tetapi, dia baru
dua kali melintas dari lokasi kejadian, sehingga belum hafal medan
jalan. Dia mengaku tidak mengetahui berapa sebenarnya jumlah penumpang atau siswa.
Sebab pada saat berangkat, dia hanya
mengikuti petunjuk dari panitia. “Kalau jumlah penumpang di dalam bus
Koperasi Diori itu biasanya sebanyak 28-30 orang,” katanya.
Dia mengakui, pihak panitia menyewa
busnya Rp750 ribu untuk mengantar rombongan dan tiga hari kemudian
menjemputnya. Hingga saat ini, Tellen Simangunsong masih dirawat di
Puskesmas Asrama Polisi dan dijaga petugas.
Jumlah Penumpang Tak Bisa Dipastikan
Saat ditanya berapa sebenarnya jumlah penumpang dalam bus tersebut, Kapolres Simalungun AKBP Andi S Taufik SIK mengatakan, belum ada pihak yang bisa memastikan berapa jumah penumpang yang terjun tersebut.
“Kami sudah mencari informasi, tapi
tidak ada pihak yang memberikan keterangan yang pasti. Akan tetapi, saat
ini jumlah korban yang meninggal sebanyak 7 orang. Enam korban
merupakan pelajar siswa SMA Siantar,” ujar Kapolres.
Sementara itu, jumlah penumpang yang
mengalami luka berat 3 orang dan luka ringan 14 orang. Sehingga total
penumpang termasuk supir di dalam bus tersebut sebanyak 24 orang.
Kapolres Simalungun kembali menegaskan, dalam mengevakusi mobil
tersebut, pihaknya juga melakukan pencarian di sekitar lokasi untuk
memastikan apakah masih ada korban yang belum ditemukan.
Namun hingga berita ini diturunkan,
tidak ada korban baru ditemukan. Pihak kepolisian juga tidak menerima
informasi dari masyarakat yang menyatakan anggota keluarganya belum
ditemukan.
“Apabila memang ada masyarakat yang anggota keluarganya tidak ditemukan, segera melapor ke polisi. Agar secepatnya dilakukan pencarian,” tambahnya.
“Apabila memang ada masyarakat yang anggota keluarganya tidak ditemukan, segera melapor ke polisi. Agar secepatnya dilakukan pencarian,” tambahnya.
David Tambunan, PNS di Pemko Siantar
yang bertindak sebagai ketua rombongan menerangkan, jumlah SMA yang
tergabung dalam paskibra sebanyak 300 orang. Karena jumlahnya banyak,
mereka menyewa beberapa bus dan salah satunya Koperasi Diori. Dia juga
mengatakan, tidak bisa memastikan jumlah penumpang Koperasi Diori,
karena saat itu sudah sore.
“Tidak bisa saya pastikan, karena itu rombongan terakhir,” ujarnya saat ditemui di RS Vita Insani.
Dia mengaku saat itu duduk di sebelah supir dan tidak menyangka bisa selamat. Sebab saat itu dia juga terjebak dalam bus. Namun karena berusaha sekuat kuatnya, akhirnya bisa keluar dari dalam sungai termasuk seorang rekannya bernama Harmoko Sidabutar (23) yang juga duduk di sampingnya.
Dia mengaku saat itu duduk di sebelah supir dan tidak menyangka bisa selamat. Sebab saat itu dia juga terjebak dalam bus. Namun karena berusaha sekuat kuatnya, akhirnya bisa keluar dari dalam sungai termasuk seorang rekannya bernama Harmoko Sidabutar (23) yang juga duduk di sampingnya.
“Kami berupaya sekerasnya keluar bus.
Walaupun bagian dada saya terasa sakit. Tapi terpaksa harus ditahankan,”
katanya. Hal yang sama disampaikan Harmoko Sidabutar. Dia juga berhasil
keluar dari sungai berkat bantuan David.
“Ketika itu aku kurang tenaga, untunglah
David Bantu aku keluar,” katanya. Pria yang bekerja sebagai teknisi
listrik di FKIP Nommensen ini, mengalami patah tulang di tangan kirinya
serta luka di bagian dahi.
“Kau Cari Aku Untuk Pamitan Selamanya”
Sebelum dijemput maut,
Jumaidah Safitri (16) korban Bus Koperasi Diori BB 7663 EA, sempat
berpamitan kepada orangtua dan sahabatnya. Ditemui METRO di rumah duka
di Jalan Kiai I, Kecamatan Siantar Barat yang telah dipenuhi warga dan
siswa SMA 4, orangtua korban Arman Lubis kepada METRO mengatakan,
sebelum berangkat, putrinya sempat berpamitan. Namun ada yang berbeda
pamit putrinya kali ini.
”Biasanya dia berpamitan hanya melalui
SMS (pesan singkat) atau telepon. Tapi kali ini, dia menjumpai saya. Dia
cium tangan saya dan mengucapkan kata-kata pamit dengan lembut,” ujar
ayah Jumaidah dengan nada lemas.
Arman juga mengaku mengetahui putrinya
sudah tidak benyawa lagi, setelah mencari tahu sendiri ke kamar jenazah
RS Djasamen Saragih yang sudah dipenuhi warga dan keluarga korban
lainnya.
”Kutanya sama kakaknya, tapi kakaknya bilang dia (korban) selamat dari musibah itu.
”Kutanya sama kakaknya, tapi kakaknya bilang dia (korban) selamat dari musibah itu.
Karena penasaran, kulihat ke rumah sakit
langsung. Di depan pintu ruag IGD terlihat sepi. Tapi setelah kulihat ke
kamar mayat, sudah ramai orang. Aku langsung terobos masuk ke adalam
ruangan. Kulihat, ternyata anakku salah satu dari mayat-mayat yang ada
di sana,” ujarnya.
Terpisah, sahabat korban Dinayu Maghfira
(16), kepada METRO mengatakan, sebelum berangkat untuk mengikuti latihan
paskibra di Balai Diklat, korban yang dikenal ceria sempat berpamitan
dengan mengirim pesan singkat.
”Aku pergi ya Din, I Love You,” ujar
Dinayu membaca pesan singkat yang dikirim korban. Karena korban juga
dikenal jahil dan suka bercanda, Dinayu membalasnya dengan kata-kata
yang terkesan tidak mau tahu. ”Karena dia suka jahil sama teman, aku
bilang silahakan pergi dengan senang hati. Dan itu memang ciri kas kami
jika ada teman yang iseng dan bercanda Bang,” ujarnya sembari mengusap
air mata yang membasahi pipinya.
Ternyata, di balik beberapa pesan singkat
yang dikirim korban sebelum berangkat, ada satu pesan yang disampaikan
untuk teman-temannya melalui Dinayu. ”Jangan rindukan aku ya teman. Tapi
jika rindu kalian tidak terbendung lagi, datang sesekali ke rumah
permanenku,” ujarnya membaca pesan yang diterima tertanggal 28 Februari
atau sehari sebelum musibah itu.
Aisa Arfani, teman satu sekolah yang juga
sahabat sekaligus orang yang sering dijahili korban mengatakan,
beberapa hari terakhir sebelum musibah itu, korban memang terlihat lain
dari yang biasanya. Selain terlihat pendiam, korban juga ramah dan
sering melemparkan senyum manisnya ke teman-teman bahkan orang yang
belum dikenalnya.
”Ternyata sifatnya yang berbeda selama
ini merupakan bentuk pamitan buat kami, kususnya aku. Aku rindu
kejahilannya Bang. tidak ada teman yang seceria dia. Sekolah kami sangat
kehilangan sosok teman seperti dia,” ujar Aisa Arfani yang sejak
pertama datang terlihat menangis di pelukan teman-temannya.
Sekitar pukul 13.00 WIB, jenazah Jumaidah
dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jalan Bali, setelah
sebelumnya disalatkan di Masjid Da’wa Jalan Kiai.
Sungai Itu Bernama Aek Napogos
Lokasi terjadinya
kecelakaan maut di Nagori Pondok Bulu, Kecamatan Dolok Panribuan, Kamis
(28/2) kemarin, merupakan areal Balai Diklat Latihan Kehutanan
Kementerian RI. Daerah itu tidak untuk umum. Lokasi jatuhnya bus yang
menewaskan anggota paskibra itu dinamai Sungai Aek Napogos.
Salah seorang warga mengatakan, banyak
warga dari segala penjuru datang ke sungai itu untuk memancing. Air Aek
Apogos itu mengalir sampai ke Kasindir, Tiga Dolok Kecamatan Dolok
Panribuan.
Pantauan METRO di lokasi saat bus
dievakuasi dari dalam jurang, tampak puluhan personel Polres Simalungun
dan warga di lokasi itu. Bus berhasil dievakuasi dari jurang, sekitar
pukul 15.00 WIB dan selanjutnya dibawa dengan dua mobil derek.
Kondisi bus tampak ringsek, roda belakang
dan depan lepas, bodi ringsek. Tampak beberapa bagian bodi bus
disatukan dengan paku-paku yang sekilas tampak berbahaya. Sementara roda
belakang sudah tampak gundul, bahkan benang ban tampak sudah tidak ada.
Selain itu, kondisi jembatan juga sangat
memprihatinkan dan tak layak dilalui. Tiang jembatan hanya terbuat dari
kayu. Semen pada lantai jembatan juga tampak sudah bolong-bolong.
Bus Tak Layak Pakai
Bus Koperasi Diori BB
7663 EA yang membawa rombongan anggota paskibra Kota Siantar, dinilai
tidak layak pakai. Informasi yang dihimpun METRO, bus yang ditumpangi
beberapa senior paskibra dan anggota paskibra yang berangkat dari
Lapangan Haji Adam Malik Siantar menuju lokasi perkemahan Balai Diklat
Kehutanan, Kecamatan Dolog Panribuan, itu memang sudah tampak tidak
beres.
Di sepanjang perjalanan menuju lokasi
perkemahan, tampak supir bus Tellen Simangunsong kesulitan ketika hendak
mengoper porseneling. Hal tersebut kerap terjadi sepanjang perjalanan
menuju perkemahan.
Hal tersebut sangat dirasakan oleh senior
paskibra yakni Davidson Tampubolon (31), PNS warga Perumahan Meranti
Udang. Davidson mengatakan, mulai dari Lapangan Haji Adam Malik sebelum
terjadinya kecelakaan, dia duduk bersebelahan dengan supir. Awalnya dia
tidak merasa curiga ketika supir kesulitan mengoper perseneling.
Tetapi ketika hal tersebut sering terjadi
di perjalanan, dia mulai merasa ada yang aneh dengan kondisi mesin bus
itu. “ Kalau mau mengoper gigi (perseneling) selalu saja menyetuh paha
saya dan tampak kalau hendak mengoper, raut wajah supir kesulitan,”
jelasnya Davidson.
Hal tersebut juga dirasakan Harmoko
Saragih(22), warga Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Siantar Timur dan
Andreas(23), warga Jalan Melanthon Siregar, Kelurahan Kebun Sayur,
Kecamatan Siantar Selatan yang juga satu bus dengan David.
Dugaan sementara terjadinya kecelakaan
karena perseneling bus tidak berfungsi dengan baik dan kondisi aspal
yang licin. Sementara, Harmoko Saragih menambahkan, keberangkatan
anggota paskibra se-Siantar memang sudah menjadi kegiatan tahunan.
Bahkan, dalam kegiatan tersebut sudah dijadwalkan sedemikian rupa, mulai
dari acara perlombaan hingga kepulangan anggota paskibraka.
“Tetapi ketika kecelakaan terjadi, hancur
semua yang sudah direncanakan,” kata Harmoko. Amatan METRO, ketiga
senior paskibra yang selamat dari kecelakaan tersebut, masih menjalani
perawatan intensif di RS Vita Insani. Ketiganya dirawat dalam satu
ruangan. Sementara, anggota paskibra yang lainnya masih dalam perawatan
di rumah sakit yang sama.
Garam Tanda Perpisahan
SIMALUNGUN –
Jenazah Okfri Martina Simalango (15), warga Dusun Lumban Gorak, Nagori
Marihat Raja, Kecamatan Dolok Panribuan salah satu korban bus maut,
dikebumikan kemarin. Okfri Martina yang masih duduk di
kelas satu SMA Negeri 1 Siantar ini, dikenal rajin, dan aktif dalam
kegiatan organisasi baik di sekolah maupun di gereja.
Dalam menjalani organisasi, dia tidak ada
mendapat dukungan penuh dari orangtuanya. Karena orangtuanya
beranggapan bahwa organisasi tersebut akan mengganggu konsentrasinya
belajar.
Seminggu lalu, Okfri bersama teman-temannya baru pulang melayat.
Seminggu lalu, Okfri bersama teman-temannya baru pulang melayat.
Dari sana mereka semua langsung menuju ke
gereja dan sikapnya jadi pendiam. Sebelum berangkat kemah, dia permisi
dengan teman satu kosnya. Saat permisi, teman satu kosnya tidak
memberikan izin, tetapi dia mengabaikan hal itu.
Setelah permisi dari temannya, dia
kemudian permisi dengan kedua orangtuanya untuk mengikuti kemah yang
pertama kali diikutinya. Tetapi kedua orangtuanya tidak memberikan izin,
dia pun mengabaikan larangan orangtuanya.
Ditemui METRO, ayah korban Simalango (52)
mengatakan, mereka sudah melarang putrinya mengikuti kegiatan tersebut.
Tetapi dia selalu membantah apa yang dikatakan orang tuanya. “Begitu
kami larang, wajahnya sudah murung dan hanya diam saja,” katanya.
Selama mengikuti organisasi di sekolah,
itulah kali pertamanya dia ikut perkemahan dari sekolah. Dia
menambahkan, kegiatan yang berlangsung di BLK sudah mengganggu kegiatan
belajar. “Sejak awal mengikuti organisasi, kami dua (bersama istri)
sudah tidak setuju,” katanya.
Amatan METRO, di rumah duka perkumpulan
Naposo Bulung HKBP menyampaikan kata-kata penghibur kepada keluarga dan
mengucapkan selamat jalan kepada korban. Seluruh teman-temannya
menggenggam garam dan kemudian ditaburkan di peti peristirahatannya.
Garam tersebut sebagai tanda
perpisahannya dengan temannya, supaya tidak datang ke dalam mimpi
temannya. Sekira pukul 17.00 WIB jasad Okfri disemayamkan di samping
rumahnya. Suara tangis semakin terdengar keras saat penutupan peti
jenazah. Keluarga korban sangat terpukul akan kepergian anaknya yang
paling besar itu.
Ucapan Duka dari Facebookers
Sementara itu, beberapa
alumni dari SMA Negeri 1 Siantar Jalan Parsoburan, turut prihatin dan
berduka cita atas musibah yang menimpa adik-adik kelas mereka. Melalui
jejaring sosial Facebook khususnya grup Alumni SMA Negeri 1
Pematangsiantar, banyak pesan ucapan duka cita yang disampaikan.
Seperti yang disampaikan salah seorang
alumni SMA Negeri 1 Ruhut Hombink menuliskan pesan ‘Keluarga besar
alumni Smunsa turut berduka cita atas musibah yang menimpa adik kami,
semoga keluarga diberikan ketabahan. Semangat terus dan tetap eksis
selalu Paskibras Smunsa’.
Sementara itu Jules Rimet Panjaitan
menuliskan pesan ‘Turut berdukacita yang sedalam-dalamnya buat keluarga
yang menjadi korban dalam kecelakaan bus yang terjadi kemarin. Ada suatu
pandangan dan sekaligus pertanyaan saya dlm melihat peristiwa ini,
pertama saya adalah mantan anggota organisasi PKS.
Saya menyadari ada kegunaan suatu
organisasi karena dapat memberikan suatu wawasan dalam bersikap dan
berpandangan lebih luas. Kedua, organisasi dapat menjadi wadah dalam
mengepresiasikan keahliahan seseorang, sehingga menjadi suatu celah
dalam meningkatkan prestasi dan mengharumkan nama sekolah.
Namun apakah orangtua/keluarga dapat
menerima begitu saja bila harus kehilangan anaknya untuk selamanya hanya
karena si anak mengikuti suatu organisasi? Pada siapa mereka akan
mengadukan masalah ini? Siapa yang bertanggung jawab, kepala sekolah,
pembina organisasi atau organisasi tersebut?
Apa kekuatan hukum organisasi sekolah
tersebut dalam perekrutan anggota, sehingga mempunyai status hukum yang
diakui bila suatu kejadian terjadi? Haruskah atau baik kah jika
organisai sekolah dihapuskan saja?
Polemik antara orangtua murid,
sekolah/guru, organisasi sekolah (induk organisasinya) dalam menghadapi
peristiwa ini dan mencegah peristiwa yang lain terjadi kemudian hari?.
Kadisdik: Ini Murni Kecelakaan
Kecelakaan maut
bus rombongan anggota paskibra Kota Siantar, dinilai sebagai kecelakaan
murni. Kelanjutan kecelakaan yang menewaskan enam siswa di Siantar ini
akan diserahkan kepada pihak sekolah.
Demikian disampaikan Kepala Dinas
Pendidikan (Kadisdik) Siantar Setia Siagian, Jumat (1/3). “Yang kita
lihat, ini adalah murni kecelakaan yang menimpa para siswa. Kita dari
Pemko Siantar khususnya Disdik turut berduka atas kejadian ini,”
katanya.
Dia menerangkan, kejadian ini memberikan
duka mendalam bagi semua. Sementara itu Pemko Siantar melalui Disdik
telah melayat ke rumah siswa yang menjadi korban dalam tragedi ini.
“Kita sudah melayat dan memberikan sedikit kata penghiburan kepada keluarga yang ditinggalkan.
Kegiatan Paskibra yang diikuti para siswa
ini sudah terprogram. Memang mereka yang berkeinginan dan masuk menjadi
anggota paskibra, sering mengikuti kegiatan ataupun program yang sudah
dicanangkan,” terangnya.
Setia Siagian menambahkan, untuk
kelanjutannya, Disdik telah menyerahkan ke masing-masing sekolah
khususnya kepala sekolah. Nantinya, kepala sekolah yang akan menindak
lanjuti apa yang akan dilakukan.
“Kelanjutan segala urusan, sudah kita
serahkan kepada masing-masing sekolah. Biarlah pihak sekolah yang
mencari solusi ataupun membahas bersama keluarga yang ditinggalkan,”
paparnya.
Kata Kadisdik, pihaknya telah menyampaikan pesan yang menguatkan kepada keluarga yang ditinggalkan.
Kesedihan itu memang tidak bisa
dibatasi, namun pihak Pemko Siantar berharap agar keluarga yang
ditinggalkan tetap sabar. “Sebab, anak-anak itu sudah tenang dan bahagia
di sana,” katanya. (Copas: MSC)
Label:
INFRASTRUKTUR
08:12
KALENDER 2013 MUDIK KE SIMALUNGUN
Written By GKPS JAMBI on Friday, 1 March 2013 | 08:12
Label:
RAGAM BUDAYA
Peletakan Batu Pertama Pembangunan “Monumen Makam Hinalang” (St RK Purba)

Hinalang- Pdt Jhon Rickky R Purba MTh melakukan peletakan batu pertama pembangunan Pusara “Monumen Makam Hinalang” (St RK Purba) di Desa (Nagori) Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, Selasa (22/10/2019). Acara Peletakan Batu Pertama dilakukan sederhana dengan Doa oleh Pdt Jhon Rickky R Purba MTh. Selengkapnya KLIK Gambar
