Written By Beritasimalungun on Wednesday, 31 August 2016 | 15:26
Anakku di Samosir..
Oleh: Tongam Sirait
Anakku di Samosir.. Ketika air hujan turun rintik2 Dipersimpangan jalan parmonangan Seorang anak SD,melambaikan tangan "Tulang...tulang dohot ahu !!" Tersentak kaget aku melihat gadis kecil itu Dengan sepatu ditangan..akupun mengajaknya Naik motor yg kukendarai.. Tujuan kami dengan Tasha Band Kesosor tolong diatas bukit Tomok.. Setelah mereka kutinggalkan disana Aku bertanya pada gadis kecil dibelakangku,dimana rumahmu?? Masih jauh tulang..sudah 5 km Masih jauh???"kataku dengan lirih..di Sihombing Do hutaku tulang katanya sambil Kulihat rona wajahnya yg membuatku Sedih,akupun mengantarkannya diatas Bukit itu,sambil bertanya..naso dialap oma Dohot Bapa doho?mangula do nasida katanya Sekitar 6 km lagi aku harus mengendarai.. Dang adong huroha bus??adongdo tulang..namun dia gelisah..saya yakini Dia tidak punya uang... Anak gadis sekecil ini harus berjalan 10 km.. Mendaki,tak beralas kaki..aku terenyuh Rasanya dadaku sesak..bukankah ini "Tanah subur kepingin sorga?"apakah hanya Akan segelintir orang yg merasakan indahnya Danau Toba??bukankah landasan sebuah kesepakatan adalah sejahtera??tertoreh Hatiku menangis.. Kawanku berkata"air dan apapun itu harus Kita bayar di negeri ini..
Anakku tetaplah berjuang dinegeri Yg sombong ini.."monaco of asia" Karena kamu dan aku hanya butir2 Yg jatuh dikegelisahan akan apa Dan bagaimana ..
Mantan Kadis Pendidikan Simalungun, Drs Masri digelandang jaksa usai persidangan di Pengadilan Tipikor Medan.Ist
BeritaSimalungun.com, Medan-Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Medan diminta menjatuhkan hukuman
tiga tahun penjara kepada Mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
Simalungun, Masri.
Dalam persidangan yang digelar Senin (29/08/2016) kemarin, JPU Zulfahmi Fitri, sebagaimana dilansir Tribun Medan.com, menyebutkan,
Masri, yang juga mantan Kadis Pendidikan Sumut di era kepemimpinan
Gatot Pujo Nugroho ini diyakini bersalah dan bertanggung jawab atas
terjadinya tindak pidana korupsi dalam proyek revitalisasi perlengkapan
praktik dan perlengkapan pendukung teknik permesinan tahun anggaran (TA)
2014, senilai Rp 11,57 miliar.
“Meminta majelis hakim supaya menjatuhkan terdakwa Masri penjara
selama tiga tahun, denda Rp 150 juta. Dengan ketentuan apabila tidak
dibayar akan digantikan kurungan selama satu tahun,” kata Zulfami Fitri.
Sementara M Rais Kepala Sekolah SMKN Binaan Provinsi Sumut selaku
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan Kepala Bagian (Kabag) Tata Usaha (TU)
SMKN Binaan Pemprov Sumut Riswan selaku Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan masing-masing dituntut penjara selama empat tahun.
Kedua juga dibebankan membayar denda sebesar Rp 150 juta subsider
kurungan satu tahun. JPU menilai ketiga terdakwa terbukti melanggar
Pasal 3 jo Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam UU
Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal
55 ayat (1) ke-1 KUHP.(Rodo)
BeritaSimalungun.com, Medan-Banyak pihak merespons positif munculnya
nama politisi PDIP, Maruarar Sirait sebagai bakal calon Gubernur Sumut
(Gubsu) periode 2018-2023. Setelah namanya mencuat di media sosial
(medsos), dukungan terhadap Maruarar Sirait alias Ara dari berbagai
pihak terus mengalir.
Anggota DPR RI dari FPDIP, Eva Kusuma Sundari mengatakan, Maruarar
Sirait sangat pantas dan layak menjadi calon gubernur Sumut. "Dia
memiliki rekam jejak yang bagus, pernah menjadi ketua DPP PDIP beberapa
periode, bersih, jujur, capable dan masih muda," kata Eva di Jakarta, Selasa (30/8).
Dikatakan, sebagai anggota DPR RI, Ara terbukti selalu membela dan
menyuarakan kepentingan rakyat Indonesia, tidak hanya kepentingan daerah
pemilihannya.
"Ini bukti Ara adalah wakil rakyat yang berjuang untuk kesejahteraan
rakyat. Kalau dia maju jadi calon gubernur, ini momentum tepat bagi
Sumut untuk jadi provinsi yang maju," katanya.
Sementara itu, Anggota DPRD Sumatera Utara (Sumut), Sutrisno
Pangaribuan, mengatakan, Maruarar Sirait mempunyai peluang besar jika
maju dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Gubernur Sumut
(Gubsu) untuk periode 2018-2023 mendatang.
"Seluruh kader PDI Perjuangan tentunya akan memberikan dukungan dan
siap memenangkan Maruarar Sirait jika sudah diputuskan Dewan Pimpinan
Pusat (DPP) nantinya," kata Wakil Bendaraha FPDIP Sumut itu.
Sutrisno mengatakan, peluang Bang Ara untuk memimpin daerah tersebut,
sangatlah besar. Sebab, Maruarar merupakan tokoh nasional dan anggota
DPR RI selama beberapa periode.
"Bang Ara belum memiliki cacat selama menjadi anggota DPR. Rakyat sudah mengenal dan mengetahui sepak terjangnya. Track record-nya pun sudah jelas, antikorupsi dan memiliki semangat membangun," jelasnya.
Menurutnya, PDI Perjuangan Sumut akan menjaring nama-nama pasangan
calon yang nantinya memiliki elektabilitas tinggi, termasuk Maruarar
Sirait.
"Nama-nama itu nantinya diserahkan kepada DPP PDI Perjuangan sebagai
pengambil keputusan calon yang diutus sebagai petugas partai," kata
Sekretaris Komisi C DPRD Sumut itu.(SP)
Written By Beritasimalungun on Tuesday, 30 August 2016 | 21:46
Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi
BeritaSimalungun.com, Jakarta-Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Ken Dwijugiasteadi menegaskan, orang yang memiliki penghasilannya di bawah Rp4,5 juta per bulan, tidak perlu punya NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak, dan tidak perlu membayar pajak penghasilan (PPh). Karena itu, mereka juga tidak perlu mengikuti program pengampunan pajak atautax amnesty.
“Sesuai Peraturan Dirjen Pajak Nomor 11/PJ/2016 sebagai peraturan pelaksanaan UU Pengampunan Pajak, kelompok masyarakat berpenghasilan di bawah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sebesar Rp4,5 juta per bulan tidak wajib mengikuti program amnesti pajak,” kata Ken dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (30/8) siang.
Menurut Dirjen Pajak, kelompok masyarakat yang masuk dalam kategori penghasilan di bawah PTKP Rp54 juta setahun adalah buruh, pembantu rumah tangga, nelayan dan petani, serta pensiunan yang hanya memiliki penghasilan semata-mata dari uang pensiun.
“Supaya tidak ribet, orang yang penghasilannya Rp4,5 juta per bulan, tidak perlu punya NPWP, tidak perlu bayar pajak penghasilan, apalagi ikut tax amnesty. Jadi lupakan pembantu rumah tangga, nelayan dan petani untuk ikut program ini,” tegas Ken.
Selain itu, kelompok subjek pajak warisan belum terbagi yang tidak menghasilkan penghasilan di atas PTKP dan penerima harta warisan namun tidak memiliki penghasilan atau memiliki penghasilan di bawah PTKP, menurut Dirjen Pajak, juga tidak perlu mengikuti program amnesti pajak.
Kelompok masyarakat lain yang tidak wajib mengikuti program tax amnesty ini, menurut Dirjen Pajak, adalah wajib pajak yang memilih untuk membetulkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) dan wajib pajak yang hartanya sudah dilaporkan dalam SPT Tahunan oleh salah satu anggota keluarga.
Kelompok subjek pajak lainnya, lanjut Dirjen Pajak , merupakan para warga negara Indonesia (WNI) yang telah tinggal di luar negeri selama lebih dari 183 hari dalam setahun, dan dipastikan tidak mempunyai penghasilan dari Indonesia.
“Sanksi Pasal 18 ayat 2 dalam UU Pengampunan Pajak, yaitu nilai harta tersebut diperlakukan sebagai penghasilan pada saat ditemukan oleh Direktur Jenderal Pajak, tidak berlaku bagi masyarakat atau subjek pajak tersebut,” tegas Ken.
Dirjen Pajak memastikan seluruh wajib pajak berhak mengikuti amnesti pajak apabila ingin memanfaatkannya, termasuk para aparatur sipil negara seperti pejabat negara, aparat penegak hukum, dan tidak terkecuali para pegawai Direktorat Jenderal Pajak.
“Kami mendorong seluruh pejabat publik untuk memanfaatkan amnesti pajak sesuai dengan situasi masing-masing karena dipastikan UU Pengampunan Pajak menjamin kerahasiaan semua data dan identitas wajib pajak yang mengikuti program ini,” kata Ken.
Sementara itu, terhadap harta yang diperoleh dari penghasilan yang telah dikenakan pajak penghasilan atau harta yang diperoleh dari penghasilan yang bukan objek pajak penghasilan serta belum dilaporkan dalam SPT, menurut Dirjen Pajak, bisa dilakukan pembetulan SPT maupun pelaporan harta tersebut dalam SPT.
Sedangkan, nilai wajar harta selain kas atau setara kas yang dilaporkan dalam Surat Pernyataan Harta, lanjut Ken, adalah yang sesuai dengan penilaian wajib pajak dan tidak akan dilakukan koreksi maupun pengujian oleh Direktorat Jenderal Pajak. (ANT/ES)
lustrasi--Terpidana mati kasus narkoba Freddy Budiman, berdoa saat akan
menjalani sidang PK lanjutan di Pengadilan Negeri Cilacap, Jateng, Rabu
(1/6)--Antara/Idhad Zakaria
BeritaSimalungun.com, Jakarta-Tim Independen
telah melihat rekaman video testimoni Freddy Budiman sebelum dieksekusi.
Tim independen mengantongi tiga poin yang bisa dibeberkan kepada publik
terkait testimoni Freddy.
Anggota Tim Independen Hendardi mengatakan, secara umum ada tiga bagian
dalam video tersebut. Bagian pertama berdurasi 39 detik, kedua berdurasi
18 menit 43 detik, dan ketiga 1 menit 25 detik.
Ia melanjutkan, video itu dibuat pada 28 Juli 2016 sekitar pukul 17.00
WIB secara berurutan. Namun demikian, tim hanya bisa mempublikasikan
tiga temuan dari rekaman video itu.
"Pertama, video itu berisi perjalanan spritual pribadi Freddy Budiman
selama di penjara hingga menjelang proses eksekusi, yang mengaku telah
bertobat," ujar Hendardi lewat siaran pers yang diterima Metrotvnews.com, Senin (29/8/2016).
Kemudian, video itu juga berisi semacam evaluasi dan saran menyangkut
penanganan narapidana di lembaga pemasyarakatan. Tidak hanya itu, dalam
video, Freddy juga berbicara soal kaitannya dengan upaya menghapuskan
praktik peredaran narkoba di LP.
Hendardi--ANTARA/Rivan Awal Lingga
Hendardi menambahkan, dalam video tersebut, Freddy juga mengimbau
penanganan napi narkoba dilakukan secara ketat, tidak dipindahkan dari
satu penjara ke penjara lain. Hal ini termasuk keharusan adanya isolasi
dari napi lain.
Terakhir, menyangkut nama-nama aparat, Hendardi membenarkan bahwa benar
Freddy setidaknya menyebut tiga nama pejabat Polri. Namun, hal itu tidak
dalam kaitannya dengan aliran dana sebagaimana kesaksian Freddy Budiman
kepada Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan
(KontraS) Haris Azhar.
Tim independen juga belum akan membuka nama-nama yang disebut Freddy
dalam video testimoni tersebut. Ini bertujuan menghindari interpretasi
yang keliru, karena berpotensi mengganggu proses penyelidikan lebih
lanjut, termasuk memastikan adanya perlindungan hak bagi seseorang.
"Video hanya salah satu petunjuk awal di tengah keterbatasan
petunjuk-petunjuk awal dari kesaksian Freddy Budiman. Tentu saja masih
perlu dicari petunjuk-petunjuk lain yang memperkuat," tegas dia.
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia merekam testimoni gembong narkoba Freddy Budiman. Video dibuat
sehari sebelum Freddy dieksekusi mati di Lapas Nusakambangan, Cilacap,
Jawa Tengah.
Direktur Jenderal Keamanan dan Ketertiban Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan Sutrisman mengatakan, pembuatan rekaman video tersebut
sebagai sarana pembinaan narapidana lain. Sebab, Freddy dinilai
berperilaku positif selama menghuni lapas.
"Kami mendengar mendiang Freddy rajin sembahyang (salat), hatam Alquran,
sering mengaji, itu sesuatu yang menarik," kata Sutrisman kepada
Metrotvnews.com, Jumat 19 Agustus.
Beberapa waktu lalu Koordinator LSM KontraS Haris Azhar menyebut pejabat
Polri diduga menerima uang dari Freddy Budiman, terpidana mati
kepemilikan 1,4 juta pil ekstasi yang dieksekusi pada 29 Juli.
Haris mengaku mendengar cerita tersebut langsung dari Freddy ketika
keduanya bertemu di Lapas Nusakambangan pada 2014. Selain itu, Haris
mengaku diceritakan oleh Freddy bahwa dirinya memberikan upeti kepada
oknum di Badan Narkotika Nasional dan mendapat fasilitas dari jenderal
TNI saat membawa narkoba dari Medan ke Jakarta. (*)
BeritaSimalungun.com, Jakarta-Tertangkapnya Ketua Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) periode 2016-2021 Gatot Brajamusti mengagetkan publik.
Bukan karena terjerat narkoba namun sebuah bukti ini bikin heboh, Senin (29/8/2016). Netizen kembali dihebohkan dengan berita tentang guru spiritual artis yang tertangkap tangan sedang pesta narkoba.
Gatot Brajamusti tertangkap usai terpilih kembali sebagai Ketua Umum
Parfi pada kongres ke-15 yang berlangsung di Kota Mataram, NTB pada
Minggu (28/8/2016) dini hari.
Namun bukan alat-alat bukti narkoba yang menjadi fokus bahasan, netizen justru terpaku pada sebuah alat bukti yang tak lazim. Ada sebuah alat bantu seks, vibrator yang berwarna merah muda yang ditemukan.
Setelah melakukan pengembangan dari tertangkapnya di hotel di Mataram rumah mewah milik Gatot yang berlokasi di kawasan Pondok Pinang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan digeledah polisi dini hari tadi, sekitar pukul 04.00 WIB.Dirilisnya barang bukti vibrator seks untuk wanita bikin kaget netter.
Beberapa komentar berujung pada dugaan buruk dengan keberadaan
vibrator dan dikaitkan dengan sejumlah artis yang pernah jadi murid
spiritualnya.
Sebut saja Reza Artamevia dan elma Theana yang dikabarkan pernah dekat dengan Gatot. Beberapa netizen langsung menanyakan apa yang kira-kira dilakukan dengan alat tersebut.
Sementara beberapa netter menyatakan keprihatinan kenapa hal pribadi seperti alat bantu seks harus dirilis. Netter menilai hal tersebut makin memperburuk citra Gatot dan alat
bantu seks dinilai tak ada kaitan dengan kejahatan narkoba yang
ditudingkan padanya.
Namun netter yang berkomentar tentang ini justru jadi bulan-bulanan netizen lain.Dianggap sebagai fans bahkan dituding juga memiliki alat bantu seks seperti yang ditemukan di rumah Gatot.
Begini penampakannya.
TRIBUNNEWS/THERESIA FELISIANI
Barang
bukti yang dirilis polisi, satu di antaranya menarik perbhatian publik
yakni alat bantu seks untuk memuaskan wanita warna merah muda.
Berikut 7 fakta kehidupan Gatot Brajamusti alias Aa Gatot.
1. Ketua Umum PARFI
Aa Gatot terpilih pada kongres ke-15 yang berlangsung di Kota Mataram, NTB, Minggu (28/8/2016) dini hari.
Dirinya Ketua Umum Persatuan Artis Film Indonesia atau PARFI periode 2016-2021.
2. Ahli spiritual artis
Gatot atau yang beken disapa Aa Gatot merupakan ahli spiritual beberapa artis.
Nama-nama artis yang pernah menjadi 'murid' Gatot di antaranya penyanyi Reza Artamevia dan aktris Elma Theana.
3. Kabar nikah siri
Sejak bercerai dari almarhum Adjie Massaid, Reza Artamevia selalu dikaitkan dengan guru spiritualnya, Aa Gatot.
Hubungan keduanya memang cukup dekat.
Tak heran jika ada kabar yang menyebutkan jika keduanya telah menikah siri. Akan tetapi, hal itu dengan tegas dibantah Reza dan Gatot.
Seperti dilansir dari METRO BANJAR, Gatot juga disebut-sebut telah melarang Reza untuk bekerja. Padahal, nama Reza sempat melejit sebagai penyanyi solo di era 1990-an.
"Tidak sedikit ada komentar miring, alhamdulillah bisa lihat sendiri.
Itu semua tidak benar, saya ingin buktikan juga kalau isu saya jarang
tampil karena Aa Gatot itu nggak benar," bantah Reza saat diwawancarai
di kawasan Ampera, Jakarta Selatan, pada 24 November 2014 silam.
4. Tiga kali menikah
Gatot menikah dengan Dewi Aminah yang merupakan istri ketiganya pada 13 Agustus 1995. Pernikahan mereka dikaruniai tiga anak, yakni Suci Patiah, Nuendo, dan Alfa.
Sebelumnya, Gatot pernah menikah dua kali. Istri pertamanya bernama Dedeh Haryati dan dikaruniai tiga anak. Istri keduanya bernama Mimin dan dikaruniai anak perempuan bernama Sarah Fitaloka.
5. Band Brajamusti
Gatot sempat mendirikan grup musik bernama Brajamusti Band.
Band ini dipimpin oleh Aa Gatot Brajamusti yang beranggotakan, AA Gatot Brajamusti
(Vokal), Adhe Brajamusti (Backing Vokal), Marbella Brajamusti (Backing
Vokal), Zanattaba ( Backing Vokal), Najam yardo (Gitar), Ricky Brata (
Bass), Apap (Perkusi), Haris (Drum), Azis (Keyboard), Adi Ndut
(Perkusi).
Brajamusti Band ini sempat melakukan peluncuran album perdananya yang
bertajuk 'Subhanallah' di Villa Danau, Cianjur, Jawa Barat, 28 Juli
2013 silam.
6. Merilis album religi
Gatot merilis album religi pada bulan Ramadhan 1429 H (September 2008). Album yang berjudul "Tunjukan Jalan Yang Lurus" ini merupakan persembahan khusus Gatot kepada istri tercintanya, Dewi Aminah. (*)
Written By Beritasimalungun on Monday, 29 August 2016 | 21:28
Jalan Sibatu-batu, Kelurahan Bah Sorma, Siantar Sitalasari, Kota Pematangsiantar.Ist
BeritaSimalungun.com, Siantar-Alexius Girsang (38) nekad mengakhiri hidupnya dengan cara meminum
racun. Sebelum diketahui meninggal, pria yang memiliki 3 orang anak ini
masih sempat mengantarkan anaknya ke sekolah, Senin (29/08/2016) pagi.
Menurut sejumlah tetangga Alexius, di Jalan Sibatu-batu, Kelurahan
Bah Sorma, Siantar Sitalasari, Kota Pematangsiantar, mengatakan, pagi
hari Alexsius sempat terlihat keluar rumah untuk mengantarkan dua buah
hatinya ke sekolah, seorang anaknya lagi pergi bersama istrinya.
“Istrinya kerja di Rumah Sakit Umum (RSUD Djasamen Saragih, red).
Biasanya kalau pagi istrinya sama anaknya yang kecil, tadi pagi pun
masih terlihat si Alex ini ngantar anaknya yang SD ke sekolah, mungkin
habis antar anaknya sekolah dia minum racun, karena katanya dia pertama
kali dilihat udah kaku,” ucap warga ditemui di kediaman Alexius.
Setelah itu, Alexius tidak terlihat hingga istrinya Nurayana boru
Sinaga pulang kerja sekira pukul 11.00WIB. Saat itu, Nurayana menggedor
pintu rumah.
Seperti biasanya, bila pintu di ketuk Alexius yang memiliki
depresi ini akan membukakan pintu, tapi siang itu Alex tidak membukakan
pintu hingga Nurayana meminta bantuan tetangganya. Setelah diintip dari
jendela rumah, Alex tidak terlihat dan Nurayana mencium aroma racun
rumput yang begitu menyengat dari dalam rumah.
Dibantu tetangganya, Nurayana membuka paksa pintu belakang rumahnya,
karena saat itu seluruh pintu dalam keadaan terkunci dari dalam. “Pas
dibuka dan dicari ternyata Alex sudah meninggal di dalam kamar mandi,”
ucap warga lainnya.
Sementara itu, pihak Polsek Siantar Martoba yang mendapatkan
informasi langsung turun ke lokasi kejadian dan sempat memasang police
line di sekitar rumah Alex.
“Tadi polisi ramai di sini, nggak ada otopsi
karena keluarga yakin kalau Alex meninggal karena bunuh diri,” ucap Roy
salah seorang tetangga almarhum Senin sekira pukul 14.00 WIB.
Pantauan di rumah korban menunjukkan, korban masih terlihat
dimandikan untuk disemayamkan, sementara pihak keluarga sempat melarang wartawan untuk mengambil foto Alex yang meninggal akibat meminum
racun.(Rodo)
BeritaSimalungun.com, Raya-Bupati
Simalungun Dr JR Saragih SH MM mengatakan bahwa kehadirannya di
Kabupaten Simalungun adalah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
dan mengantarkan Simalungun ke depan lebih baik.
“Saya ingin mengantarkan Simalungun yang lebih baik,”kata Bupati
Simalungun saat memberikan kata sambutan pada peletakan batu pertama
pembangunan rumah dinas bupati di Pamatang Raya,Senin 29/06/2016.
Ephorus Memimpin Doa Peletakan Batu Pertama Rumah Dinas Bupati Simalungun
Pelatekan batu pertama tersebut juga di lakukan oleh Ephorus GKPS Pdt
M Rumanja Purba MSi, ahli waris diwakili Kanes Purba, perwakilan raja
marpitu, Bupati Simalungun, Danrindam I/BB, Dandim 0207 Simalungun,
Kapolres Simalungun, Ketua DPRD, tokoh agama dan mewakili pekerja.
Menurut Bupati, sejak menjadi pimpinan di Kabupaten Simalungun yang
di mulai pada 2010 hingga saat ini masih bertempat tinggal di mess
Pemkab Simalungun di Pamatang Raya. “Selama inisaya tinggal di mess, dan
rumah ini dibangun olehPemkab Simalungun bukan untuk kepentingan
saya,dan bukan rumah pribadi saya, tapi rumah masyarakat
Simalungun,”ujarnya.
“Rumah ini untuk kepentingan pelayanan masyarakat dan untuk
bersilahturrahmi. SemogaKabupaten Simalungun menjadi daerah yang lebih
maju dimasa yang akan datang,”tandas Bupati.
Kepada seluruh pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan
camat, Bupatimengharapkan untuk melakukan yang terbaik kepada
masyarakat.
Disamping itu ciptakan komunikasi yang baik dengan seluruh
elemen masyarakat.“Semangatlah selalu, jadilah garam dan
terangditengah-tengah masyarakat. Saya tidak bisa bekerja sendiri tanpa
dukungan dari seluruh elemen masyarakat termasuk SKPD dan camat,”
himbaunya.
Ketua DPRD Simalungun Drs Johalim Purba,dalam kesempatan itu
mengatakan rumah dinas yang dibangun ini diharapkan menjadi rumah yang
membawa berkad dan siapapun nantinya yang pulang dari rumah ini selalu
bergembira.
Ketua DPRD Johalim Purba Meletakkan Batu Pertama
Sementara itu, tokoh masyarakat Jasarlim Purba mengharapkan agar
rumah dinas ini dibangunbernuasa ornamen Simalungun. “Acara
peletakanbatu pertama ini dilaksanakan dengan baik,diharapkan
selesai-nya juga dengan baik, bangunlah rumah ini bernuansa Simalungun.
Kami sangatmendukung program bupati,”ujar pria 72 tahun itu.
Sebelumnya, peletakan batu pertama pembangunan rumah dinas Bupati
Simalungun diawali dengan “Manurduk demban” yang dilaksanakan olehtokoh
adat disampaikan kepada Ephorus GKPS Pdt M Rumanja Purba MSi, ahli
waris diserahkan kepada Kanes Purba, kepada perwakilan raja marpitu,
BupatiSimalungun, dan kepada pekerja yang diterima oleh kepala tukang.
Bupati berikan ulos pamotting kepada kepala tukang
Disela-sela acara itu, Plt Kadis Tarukim Benny Saragih ST mengatakan
bahwa luas bangunan rumah dinas Bupati Simalungun sekitar 1000 M²
terdiri dari rumah dan pendopo. Benny berharap rumah tersebut selesai
pada tahun ini. “Sebelum Natal kita berharap rumah ini sudah selesai,
tidak sampai tahun depan,”katanya.
Selanjutnya acara peletakan batu pertama juga diawali dengan
Kebaktian dipimpin Ephorus GKPS. Dalam khotbahnya, antaralain Ephorus
mengajak agar rumah ini dibangun bersama Allah yang baik. Dengan
membangun rumah bersama Allahrumah ini memberikan berkad bagi yang
menempati dan bagi masyarakat.
“Rumah ini harus cantik, jangan terkesan
asal-asal ada, sehingga rumah ini dapat melengkapi ibukota ini. Dapat
memberikan inspirasi bagi yang datang dan memberikan semangat baru bagi
kita masyarakat Simalungun,”katanya.
Bupati Simalungun peletakkan batu pertama
Tampak hadir dalam kesempatan tersebut mewakili Danrem 022/PT, Sekda,
Staf Alhi Bupati, Asisten, Pimpinan SKPD, Camat, para lurah dan pengulu
serta masyarakat Kecamatan Raya. (Rls)
BeritaSimalungun.com, Raya-Kepala BPMPN Simalungun, Imman
Nainggolan, dituding memanfaatkan momentum tersebut untuk memperkaya
diri sendiri lewat perbuatan korupsi. Pelaksanaan Pemilihan Pangulu Nagori (Pilpanag) serentak di Kabupaten Simalungun menyisakan persoalan.
Tudingan ini dilontarkan sekelompok warga dari Kabupaten Simalungun,
ketika menggelar unjuk rasa di Mapolda Sumut, Jalan Sisingamangaraja
Medan – Tanjung Morawa, Senin (29/08/2016) siang tadi. Mereka juga
mendesak polisi tanggap, dan segera ‘menyeret’ Imman ke meja hijau
terkait persoalan ini.
Perbuatan korupsi yang diduga dilakukan oleh Imman Nainggolan itu,
menurut keterangan para pengunjuk rasa dilakukan dengan cara ‘menyunat’
anggaran untuk masing-masing Nagori (Desa) yang menggelar pemilihan
Pangulu.
Besaran dana yang berhasil diraup pun, konon, jauh lebih besar
dibandingkan dengan dana yang didistribusikan ke seluru panitia
pelaksana pemilihan.
“Anggaran Pilpanag se Simalungun yang dialokasikan dalam APBD 2016
totalnya mencapai Rp10,6 miliar. Ini merupakan akumulasi dari dua kali
pengajuan masing-masing sebesar Rp4,9 miliar dan Rp6 miliar.
Faktanya,
mayoritas panitia pemilihan di 258 Nagori mengaku bahwa dana pelaksanaan
Pilpanag yang mereka terima hanya Rp10 juta per nagori atau total
keseluruhan Rp2,58 miliar untuk semua nagori. Lah, sisanya kemana?,”
kata L Simanjuntak, salahseorang orator dalam aksi unjuk rasa tersebut.
Bukan cuma persoalan ‘penyunatan’ anggaran, kala bertemu dengan
Kompol J Siahaan yang mewakili Polda Sumut, Simanjuntak dan
rekan-rekannya juga menyebutkan, jika Imman Nainggolan juga telah
mengkoordinir anak buahnya di BPMPN Simalungun untuk ‘memeras’ calon
Pangulu terpilih masing-masing senilai Rp6,7 juta.(Rodo)
Written By Beritasimalungun on Sunday, 28 August 2016 | 20:36
Pastor Albret S. Pandingan mengalami luka ringan di Bagian lengan kiri.Ist
BeritaSimalungun.com, Medan-Peristiwa percobaan bom bunuh diri di salah satu rumah ibadah di Medan menjadi perhatian publik dan media nasional dan internasional. Berikut ini tulisan kronologis peristiwa tersebut dari salah satu nitizen di Medan.
Telah terjadi percobaan Bom Bunuh Diri Di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep Jln. Dr Mansur Medan yang mengakibatkan Pastor Albret S. Pandingan mengalami luka ringan di Bagian lengan kiri dan sampai saat ini situasi aman terkendali.
Kronologis Peristiwa
Pada Hari Minggu 28 Agustus 2016, kurang lebih jam 08.50 seorang laki-laki atas nama Ivan Armadi Hasugian , usia 19 tahun membawa ransel masuk ke Gereja Katholik Santo Yosep Jl. Dr Mansyur Medan.
Sesaat Pastor Albert S. Pandiangan mau memimpin Misa di depan mimbar, dia dikejar dan dihampiri oleh seorang laki - laki yang membawa ransel dipundaknya, kemudian diketahui bernama Ivan Armadi Hasugihan.
Dengan menggendong sebuah ransel berisikan alat yang dicurigai Bom Rakitan dalam bentuk pipa warna kuning sambil memegang pisau dapur hendak menyerang pastor tersebut.
Sebelum sampai di altar telah keluar percikan api dari ransel tersebut dan mulai membakar dirinya sendiri. Pembawa bom terus mengejar pastor.Melihat gelagat tidak baik, Pastor berlari menghindar .Umat terkejut dan mulai mengejar pembawa bom dan mengambil ransel yang sudah terbakar.
Pastor dan semua umat selamat Pembawa bom luka luka dan sedang diinterogasi oleh polisi. Menurut pembawa bom, dia tidak sendiri. Di dalam ransel ditemukan, bom rakitan yang belum meledak, pisau, kampak dan benda benda tajam lainnya !. Pastor dapat diselamatkan, dan meninggalkan luka gores.
Tidak ada korban, hanya si pembawa bom luka luka kena ledakan sendiri....
"Tadi Mau Misa, Trus Si Cowok itu lari kedepan, tasnya ngeluarin api gitu bang pak Pastor langsung menghindar, yang lain juga bantu tangkap si cowok itu, pokoknya tiba-tiba dia lari bang" ujar Santi (nama samaran) yang ikut beribadah Misa di Gereja Katolik St. Yosep Minggu 28 Agustus 2016.
Setelah kejadian itu, jemaat langsung menyelamatkan diri masing-masing, dan selanjutnya disuruh kembali kerumah masing-masing dan meninggalkan gereja tersebut, karena mungkin saja masih ada dinamit yang aktif.
Saat ini personil dari Jihandak Bom Polda Sumut dan Personel Kepolisian Resort Kota Medan telah melakukan sterilisasi di Gereja tersebut. Situasi gereja sampai saat ini sudah terkendali dan orang - orang mulai berdatangan untuk melihat lokasi kejadian. (FB: Eska Ulak Poerba'Tamback)
Stasi Santo Yosep Medan dijaga aparat keamanan pascateror bom, Minggu 28 Agustus 2016. (Antara)
BeritaSimalungun.com, Medan-Pihak kepolisian masih melakukan pendalaman
penyelidikan untuk dilakukan pengembangan atas pelaku percobaan bom
bunuh diri di Gereja Stasi Santo Yosep, Jalan Doktor Mansur, Medan,
Minggu (28/8).
"Ada tim Cyber Crime yang sudah bekerja untuk melacak setiap
komunikasi tersangka," ujar seorang perwira polisi yang terlibat
langsung melakukan penyelidikan atas kasus percobaan bom bunuh diri itu.
Polisi yang tidak ingin disebutkan namanya itu mengatakan, tim Cyber Crime itu dilibatkan melakukan penyelidikan untuk melacak komunikasi tersangka melalui media sosial (Medsos).
"Kita sudah mengorek informasi dari sejumlah warga kawasan tempat
tinggal pelaku di Jalan Setiabudi Gang Sehati, Medan. Pelaku dikenal
tertutup. Ini artinya, pelaku memiliki teman dan berkomunikasi melalui
Medsos," ungkapnya.
Namun, polisi itu tidak ingin mengungkap hasil pelacakan komunikasi
tersangka dengan orang lain. Beredar kabar, ada sejumlah nama rekan
pelaku percobaan bom bunuh diri tersebut.(SP)
Stasi Santo Yosep Medan dijaga aparat keamanan pascateror bom, Minggu 28 Agustus 2016. (Antara)
BeritaSimalungun.com, Medan-Pemuda Katolik Komisariat Daerah (Komda)
Sumatera Utara sangat menyayangkan dan mengutuk keras upaya percobaan
bom bunuh diri dan penyerangan terhadap Pastor Albert Pandiangan di
Gereja Katholik Stasi St Yoseph Jl Dr Mansur Nomor 75 Medan, Minggu
(28/8) pukul 08.30 WIB.
"Kami sangat menyayangkan kejadian ini dan mengutuk keras. Pemuda
Katolik sangat menyayangkan kecolongan dari pihak keamanan di Sumatera
Utara sehingga tidak bisa mengantisipasi peristiwa ini dari awal," ujar
Ketua Pemuda Katolik Komda Sumut Hotdiman Manik dalam konferensi pers di
Medan, Minggu (28/8).
Dalam konferensi pers ini, Hotdiman didampingi oleh Wakil Ketua
Pemuda Katolik Komda Sumut Binsar Simarmata, Ketua Presidium PMKRI
Cabang Medan, Rikson Wesli Sihotang, Sekjen PMKRI Cabang Medan, Doharman
Maharaja, Ketua Pemuda Katolik Cabang Medan, Jansen Sihaloho, dan Ketua
KMK Unimed, Susilowati Sinulingga.
Hotdiman menilai kejadian ini telah merusak situasi toleransi umat
beragama di Sumatera Utara. Padahal, kata dia, selama ini, hubungan
antara umat beragama dan situasi toleransi sangat terjaga dengan baik.
"Kami sangat mengharapkan pihak keamanan mengusut tuntas kejadian ini.
Kami yakin komplotan teroris di Sumatera Utara ini sudah terbangun
dengan rapi dan tidak bisa dipandang enteng," imbuh dia.
Sementara Rikson Wesli Sihotang meminta masyarakat agar tetap tenang
dan bijak dalam menanggapi kejadian ini. Penganut umat beragama
khususnya umat katolik tidak boleh terprovokasi dengan kasus ini.
"Saya
berharap masyarakat tetap tenang dan menjaga situasi tetap kondusif dan
saling membantu dan kerja sama dalam memberantas dan mencegah berbagai
aksi bom bunuh dan gerakan terorisme lainnya. Kita percayakan
penyelesaikan kasus ini pada pihak keamanan sembari kita membantu
mereka," harap Rikson.
Berdasarkan laporan dari Polres Medan, dikatakan pada hari Minggu, 28
Agustus 2016, sekitar pukul 08.30 WIB, telah terjadi aksi teror di
dalam Gereja Katholik Stasi St Yoseph Jl Dr Mansur Nomor 75 Medan.
Percobaan bom bunuh diri dilakukan oleh tersangka Ivan Armadi. Tidak ada
korban dalam percobaan bom bunuh diri ini kecuali pelaku sendiri akibat
ledakan bom.(SP)
Stasi Santo Yosep Medan dijaga aparat keamanan pascateror bom, Minggu 28 Agustus 2016. (Antara)
BeritaSimalungun.com, Jakarta-Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA)
mengingatkan pemerintah dan masyarakat Indonesia, tidak menganggap remeh
kasus percobaan bom bunuh diri dan penyerangan seorang pastor di Gereja
Santo Yoseph, Medan, Minggu (28/8) pagi.
Serangan yang terjadi saat
pastor sedang memimpin prosesi ibadat dalam gereja dan di hadapan umat
sama dengan kejadian di Perancis di mana mengakibatkan terbunuhnya
seorang pastor.
"Peristiwa ini merupakan sebuah 'pesan' yang diberikan bahwa di
tempat yang penuh kedamaian pun, aksi teror dapat dilakukan tanpa
hambatan," ujar Ketua Presidium Pusat ISKA, Muliawan Margadana, dalam
siaran persnya di Jakarta, Minggu (28/8).
ISKA, kata Muliawan, menyatakan keprihatinannya atas aksi teror ini
sekaligus memberikan apresiasi kepada umat yang bertindak dengan cepat
dan sigap sehingga tidak terjadi korban yang lebih fatal.
"Untuk itu, ISKA mendesak kepada Pemerintah khususnya jajaran
Menkopolhukam dan aparatnya agar segera mengungkapkan kasus ini dan
sekaligus melakukan langkah-langkah strategis terhadap keamanan dan
ketenangan umat dalam beribadah di rumah ibadahnya masing-masing,
sebagaimana dijamin oleh UUD 1945," tandas dia.
Perilaku teror seperti ini, menurut dia, tidak dapat ditoleransi dan
harus dicegah agar tidak terulang kembali. Aparat harus mampu
menjelaskan selengkap mungkin motivasi serta kelompok di balik peristiwa
ini dalam waktu secepatnya agar tidak menimbulkan praduga yang belum
tentu benar dikalangan umat.
"Kepada umat Katolik se-Indonesian kami mengajak, marilah masalah ini
dihadapi dengan penuh kearifan, dengan meningkatkan kewaspadaan serta
kerukunan bersama komponen bangsa lainnya," imbuh dia.
Sebagaimana kasus di Tanjung Balai, kata dia, bangsa Indonesia akan
terus mendapatkan gangguan baik dari dalam maupun luar negeri dengan
tujuan memecahbelahkan masyarakat Indonesia. Karena persatuan itulah
kunci bagi bangsa Indonesia untuk menghadapi berbagai masalah
kebangsaan.
"Bila kita tidak dapat menjaga persatuan itu sendiri maka runtuhlah
bangsa yang kita cintai ini. Ikatan persaudaran, kebersamaan dan rasa
saling mempercayai adalah hal yang hakiki dalam menciptakan keamanan
yang sejati dalam masyarakat," kata Muliawan.
Lebih lanjut, dia mengatakan, sulit untuk mengandalkan keamanan dan
ketertiban pada instansi keamanan semata. Karena itu, kata dia, sudah
saatnya Gereja menyikapi kejadian seperti ini dengan bijak sehingga bisa
mengantisipasi dan mencegah kejadian serupa terjadi.
"Tujuannya agar ketenangan umat dalam beribadah juga semakin baik.
Untuk itu ISKA mengusulkan pembentukan Crisis Management Team and Plan
(CMTP) dan siap untuk memfasilitasinya," tambah Muliawan.(SP)
Polisi membawa pelaku teror bom di Medan, Minggu 28 Agustus 2016. (AFP)
BeritaSimalungun.com, Medan - Wali Kota Medan,
Dzulmi Eldin, mengharapkan, masyarakat tidak mudah terprovokasi atas
peristiwa percobaan bom bunuh diri di Gereja Stasi Santo Yosep Jalan
Doktor Mansur Medan, Sumatera Utara (Sumut), Minggu (28/8).
"Kita percayakan kepada pihak kepolisian untuk menuntaskan
penyelidikan kasus tersebut. Jangan mudah terpancing, apalagi
terprovokasi. Masyarakat diminta tidak menduga-duga motif dari kejadian
tersebut," ujar Dzulmi Eldin.
Eldin mengatakan, kasus percobaan bom bunuh diri itu, jika disikapi
dengan kepala dingin, tentunya tidak akan mengganggu kerukunan antarumat
beragama di kota tersebut. Masyarakat pun sudah menyadari hal tersebut.
"Sekali lagi, kita serahkan kepada pihak kepolisian untuk mengungkap motif di balik percobaan bom bunuh diri itu," sebutnya.
Seperti yang diketahui, IAH sebagai tersangka percobaan bom bunuh
diri di Gereja Stasi Santo Yosep Doktor Mansur Medan, ditangkap jemaat
gereja saat sedang menjalankan aksinya tersebut.
IAH yang menggunakan ransel, menyaru sebagai jemaat gereja yang duduk
di barisan tengah. Dia berlari ke depan saat Pastor Albert Pandiangan
sedang berkhotbah. Dari dalam tas ransel yang disandangnya, terdengar
suara ledakan disertai percikan api.
Pelaku ini kemudian melemparkan tasnya, dan mengambil kapan dan
pisau. Kemudian, pelaku menyerang Pastor Albert. Pastor mengalami luka
di bagian tangan sebelah kiri. Jemaat langsung menangkap pelaku, dan
memadamkan percikan api disertai asap di tas ransel yang dilemparkan
pelaku.(SP)
Polisi membawa pelaku teror bom di Medan, Minggu 28 Agustus 2016. (AFP)
BeritaSimalungun.com,Medan-Ivan Armadi
Hasugian (18), pelaku bom bunuh diri di Gereja Santo Yosep Jl Doktor
Mansur Medan, mengaku disuruh orang tak dikenal (OTK) untuk melakukan
pengeboman.
"Proses interogasi masih sedang dilakukan, tersangka mengaku disuruh
seseorang yang ketemu di jalan," kata Kapolresta Medan, Kombes Pol
Mardiaz Khusin Dwihananto, Minggu (28/8).
Mardiaz mengatakan, pihaknya masih melakukan pengembangan pemeriksaan
terhadap Ivan Armadi. Pengembangan itu dilakukan pihaknya untuk
mengejar pelaku lainnya.
"Dia mengaku tidak mengenal orang yang menyuruhnya melakukan
peledakan bom di Gereja Santo Yosep. Ketemu dengan orang yang memberikan
perintah di jalan," sebutnya.
Tidak ada korban jiwa dalam percobaan bom bunuh diri oleh terduga
teroris di Gereja Santo Yosef di Jalan Doktor Mansur Medan. Korban luka
ada beberapa orang, termasuk pastor bernama Albert S Pandingan menderita
luka bacok di bagian tangan kiri karena serangan pelaku percobaan bunuh
diri itu.
Pastor mengalami luka bacok oleh pelaku penyerangan yang menggunakan
kapak. Korban sudah dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan
pertolongan. Saat ini tersangka pelaku penyerangan sudah diamankan.(SP)
Stasi Santo Yosep Medan dijaga aparat keamanan pascateror bom, Minggu 28 Agustus 2016. (Antara)
BeritaSimalungun.com, Medan - Pasca percobaan
bum bunuh diri yang gagal, Gereja Santo Yosep Medan dijaga ketat oleh
aparat kepolisian yang membawa senjata otomatis, Minggu (28/8).
Tim khusus penjinak bom juga terlihat berada di di lokasi untuk
menyisir ruangan dan mencari kemungkinan adanya peledak dalam gereja
yang berlokasi di Jalan Dokter Mansur, Medan, itu.
Dalam video berikut sempat terdengar suara ledakan ('55), kemungkinan polisi melakukan ledakan terkendali (controlled explosion) atas bom rakitan yang dimiliki tersangka.
Berdasarkan KTP pelaku, dia diduga bernama bernama Ivan Armadi
Hasibuan (IAH), lahir di Medan, 22 Oktober 1998. Alamat KTP tertulis Jl
Setiabudi Gang Sehati Nomor 26 Medan.
Dia sempat menyerang dengan pisau pastor Albert Pandiangan yang sedang berkotbah namun segera dilumpuhkan oleh jemaat.
Tersangka pelaku beserta data diri teror bom di Gereja Katolik Stasi
Santo Yosep, jalan Dr Mansur Nomor 75 Medan, Sumatera Utara, 28 Agustus
2016. (Istimewa)
BeritaSimalungun.com, Medan-Ivan Armadi Hasugian (18), tersangka
percobaan bom bunuh diri di Gereja Santo Stasi Yosep Jalan Doktor Mansur
Medan, dikenal masyarakat sebagai pemuda yang memiliki kepribadian
sangat tertutup.
"Ayahnya seorang pengacara, sedangkan ibunya adalah pegawai negeri sipil (PNS)," ujar seorang warga, Muhammad Hayat (42) kepada Suara Pembaruan, saat ditemui di Jalan Setiabudi Gang Sehati Medan, Minggu (28/8) sore.
Hayat mengungkapkan, Ivan Armadi merupakan pemuda yang pernah
mengenyam pendidikan di salah satu sekolah menengah atas (SMA) Negeri 4
di Medan. Namun, pemuda itu diduga tidak menyelesaikan sekolahnya.
"Orang ini (Ivan) tidak pernah mau bertegur sapa meski kita saling
berpapasan. Dia juga tidak mau berkumpul dan berbicara dengan pemuda
kampung ini yang seusia dengan dirinya," ungkapnya.
Sayuti (45) warga lainnya menyampaikan, Ivan Armadi merupakan pemuda
yang tidak perduli dengan lingkungan sekitarnya. Apalagi, Ivan jarang
kelihatan berada di kawasan tempat tinggalnya itu.
"Kami tidak menyangka kalau pelaku percobaan bunuh diri itu ternyata
tetangga kami. Kami mengetahuinya setelah melihat polisi ramai melakukan
penggeledahan di rumah orangtua Ivan Armadi," jelasnya.
Menurutnya, Hasugian yang merupakan ayah Ivan, merupakan seorang
pengacara yang jarang terlihat. Berbeda dengan ibu Ivan, dikenal sebagai
wanita ramah, dan mau bertegur sapa dengan warga sekitar.
"Ini berbeda sekali dengan si Ivan, meski disapa pun dia tidak mau
menjawab. Dia mungkin sering bermain keluar dari kampung ini. Namun,
kami tidak pernah melihat pemuda itu membawa teman ke rumah
orangtuanya," sebutnya.(SP)
Tersangka pelaku beserta data diri teror bom di Gereja Katolik Stasi
Santo Yosep, jalan Dr Mansur Nomor 75 Medan, Sumatera Utara, 28 Agustus
2016. (Istimewa)
BeritaSimalungun.com,Medan-Ketua Dewan Pastoral Stasi Santo Yosep
Doktor Mansur Medan, Penetua Benar Ginting mengatakan, upaya jemaat
dalam menangkap pelaku percobaan bunuh diri, saat Pastor Albert
Pandingan sedang berkhotbah, dilakukan secara spontan.
"Saat itu, pelaku yang duduk di barisan tengah jemaat, berlari menuju
ke arah pastor. Terjadi ledakan kecil dan mengeluarkan api dan asap
dari dalam ransel yang disandangnya," ujar Ginting di Medan, Sumatera
Utara (Sumut), Minggu (28/8).
Jemaat yang melihat ledakan itu langsung secara spontan menangkap
pelaku. Saat itu, pelaku menyerang Pastor Albert Pandingan menggunakan
kapak dan pisau. Pastor mengalami luka di tangan. Sebagian jemaat lagi
memadamkan asap yang keluar dari dalam tas pelaku.
"Jemaat langsung menyelamatkan pastor yang mengalami luka di bagian
tangan sebelah kiri. Pelaku juga turut diamankan jemaat, yang kemudian
menghubungi polisi untuk turun mengamankan pelaku percobaan bom bunuh
diri itu," katanya.
Menurutnya, tidak ada rasa ketakutan jemaat saat menggagalkan aksi
pelaku percobaan bunuh diri itu. Padahal, saat kejadian, pelaku membawa
benda yang sudah sempat meledak, dan memegang senjata tajam saat
menyerang pastor.(SP)
DIRGAHAYU TNI ' Semoga TNI Selalu di Hati Rakyat, Menjadi Kebanggaan Ibu Pertiwi, Sinergi, dan Maju Bersama Negeri, AMIN
Kaldera Toba Akhirnya Diakui UNESCO Global Geopark
Pdt Dr Deddy Fajar Purba dan Pdt Dr Paul Ulrich Munthe (Ephorus dan Sekjen GKPS)
Selamat Natal dan Tahun Baru
Kabar Hun Simalungun
Mengucapkan
Selamat Natal 25 Desember 2020
St Dr Bonarsius Saragih Dilantik Jadi Pembantu Ketua I Sekolah Tinggi Hukum Bandung
KLIK Gambar Untuk Berita Selengkapnya
Rental Mobil di Pematangsiantar
Ada Executive Tiomaz Trans. KLIK Gambar Info Lengkapnya
Tinuktuk Sambal Rempah Khas Simalungun Dari Devi Damanik
Tinuktuk adalah Sambal Rempah Khas Simalungun yang berkhasiat bagi tubuh dan enak untuk sambal Ikan Bakar atau sambal menu lainnya. Permintaan melayani seluruh Indonesia dengan pengiriman JNT dan JNE. Berminat hubungi HP/WA Devi Yusnita Damanik 0815 3445 0467 atau di Akun Facebook: Devi Damanik.
Peletakan Batu Pertama Pembangunan “Monumen Makam Hinalang” (St RK Purba)
Hinalang- Pdt Jhon Rickky R Purba MTh melakukan peletakan batu pertama pembangunan Pusara “Monumen Makam Hinalang” (St RK Purba) di Desa (Nagori) Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, Selasa (22/10/2019). Acara Peletakan Batu Pertama dilakukan sederhana dengan Doa oleh Pdt Jhon Rickky R Purba MTh. Selengkapnya KLIK Gambar
Simalungun Berduka, St RK Purba Pakpak Tutup Usia
KLIK Gambar Untuk Berita Selengkapnya
Jeritan Hati Warga Jemaat GKPS Dari Pinggir Danau Toba
Sakit Bertahun Tanpa Pelayanan Medis
Catatan Kecil Lomba Cover Lagu Simalungun “Patunggung Simalungun”
“Lang jelas lagu-lagu Simalungun sonari on. Tema-tema pakon hata-hata ni lagu ni asal adong. Irama ni pe asal adong, ihut-ihutan musik sonari. Lagu-lagu Simalungun na marisi podah lang taridah.” (Semakin kurang jelas juga lagu-lagu Simalungun belakangan ini. Tema dan syairnya asal jadi. Iramanya pun ikut-ikut irama musik zaman “now” yang kurang jelas. Lagu-lagu Simalungun bertema nasehat pun semakin kurang”.
Berita Lainnya
.
.
Ikan Bawal Seberat 9 KG Dapat (Tabu-tabu) di Danau Toba Hutaimbaru Simalungun
KLIK Gambar Untuk Berita Selengkapnya
Catatan Paska Konser Jhon Eliaman Saragih
TMII Jakarta Sabtu 4 November 2017.KLIK Gambar Untuk Berita Selengkapnya
Andaliman, Rempah Batak Yang Mendunia
KLIK Gambar Untuk Berita Selengkapnya
St Adriani Heriaty Sinaga SH MH (Srikandi Simalungun) Itu Purna Bakti
KLIK Gambar Untuk Berita Selengkapnya
MIRACLE "TINUKTUK" SAMBAL REMPAH KHAS SIMALUNGUN
PESAN: MIRACLE'TINUKTUK WA: 081269275555
Sapu Bersih Rencana Gubsu Soal Wisata Halal Syariah di Kawasan Danau Toba